Salah satu tuntutan seorang mahasiswa adalah mengejar deadline tugas yang begitu banyak dan juga berbagai aktivitas di luar ataupun di dalam kampus. Belum lagi di setiap semester volume tugas akan meningkat sedikit demi sedikit karena materi yang mereka dapat adalah tingkatan lanjut. Hal ini pastinya meningkatkan tingkat stres di kalangan mahasiswa tanpa disadari maupun disadari secara individual. Salah satu aktivitas yang diyakini bisa menangkal tingkat stres terutama bagi para mahasiswa adalah olaharaga.
Di tengah padatnya aktivitas akademik dan tekanan perkuliahan, olahraga kerap disebut sebagai salah satu cara efektif untuk mengelola stres. Namun, apakah mahasiswa masa kini masih memanfaatkan olahraga sebagai pelarian dari tekanan mental? Baru-baru ini survey tentang kebiasaan olahraga di kalangan mahasiswa telah dilakukan. Untuk menjawab pertanyaan ini, sebuah survei daring diadakan dengan melibatkan 19 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa masih menjadikan olahraga sebagai salah satu sarana pengelolaan stres. Sebanyak 68,4% responden mengaku berolahraga sebanyak 1–2 kali dalam seminggu. Olahraga yang paling banyak dipilih adalah lari, menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang sederhana dan fleksibel tetap menjadi pilihan utama mahasiswa di tengah kesibukan.
Salah satu responden, Nindya Rahmawati (21), mahasiswi Universitas Negeri Semarang, mengungkapkan bahwa olahraga seperti lari adalah salah satu cara untuk mengatasi stres yang disebabkan oleh tugas, pikiran, dan lain sebagainya.
“Lari itu paling satu minggu sekali karena akhir-akhir ini lagi banyak kegiatan dan sering pulang sore juga, jadi kadang saya sekali seminggu doang atau bahkan dalam sebulan hanya dua kali mungkin. Tapi ya kadang kalau misalnya udah stres, suntuk tugas, suntuk pikiran, ya mungkin salah satu pelariannya adalah lari”
Selain olahraga lari, beberapa responden juga memilih cabor lainnya. Seperti berenang, gym, yoga, gulat, atau bahkan hanya sekedar streching. Paling tertinggi setelah olahraga lari adalah gym. Sebanyak 4 responden (21,1%) memilih gym sebagai salah satu olahraga yang biasa mereka lakukan.
Muzhaffar Hibatullah, salah satu responden dan mahasiswa Universitas Negeri Semarang, memilih gym sebagai olahraganya. “Olahraga gym menurut saya merupakan olahraga yang sesuai dikarenakan olahraga tersebut melatih otot dengan maksimal dan membakar lemak 24 jam, sementara olahraga lari juga bagus namun menurutku tidak cocok dengan gaya tubuh saya yang tidak terbiasa cardio,” jelasnya.
Terlebih lagi, olahraga memang membantu mengurangi stress dari padatnya jadwal kuliah. Gym bisa membuat ku mengalihkan pikiran sejenak dan melepas beban pikiran sekaligus menjaga kesehatan jangka panjang, jika bisa melakukan olahraga untuk mengurangi stress kenapa tidak kan?”
Dengan temuan ini, penting bagi mahasiswa untuk lebih sadar akan manfaat olahraga dan berusaha mengintegrasikannya ke dalam rutinitas harian demi menjaga keseimbangan fisik dan mental.