Kunjungan ke Reaktor Riset GA Siwabessy milik BRIN di Kawasan Nuklir Serpong menjadi pengalaman langka yang membuka wawasan kami, bukan hanya soal teknologi tinggi, tetapi juga tentang bagaimana energi nuklir dikendalikan, dimanfaatkan, dan diamankan secara presisi.
Reaktor ini termasuk dalam kategori reaktor riset berdaya menengah (sekitar 30 megawatt termal). Tidak seperti reaktor pembangkit listrik, tujuan utama penelitian reaktor adalah menghasilkan populasi neutron —partikel subatom yang menjadi kunci dalam berbagai eksperimen dan produksi radioisotop.
Populasi Neutron dan Reaktor Kendali
Setiap reaktor bekerja dengan prinsip reaksi fisi —membelah inti uranium untuk menghasilkan energi dan melepaskan neutron. Neutron-neutron ini akan memicu pembelahan berikutnya dalam proses yang disebut rantai reaksi. Mencapai peran kendali populasi neutron sangat penting: agar reaktor tidak terlalu lambat (subkritis), tidak berlebihan (superkritis), dan tetap kritis —yakni stabil.
Di Reaktor GA Siwabessy, populasi neutron dikendalikan menggunakan batang kendali ( control rods) yang dapat disisipkan ke dalam teras reaktor. Teras ini tersusun seperti papan catur , dengan bahan bakar uranium, batang kendali, dan reflektor neutron berlapis berilium.
Namun pada saat kami berkunjung, reaktor sedang dalam kondisi tidak aktif (shutdown) untuk keperluan pemeliharaan dan kalibrasi rutin. Hal ini justru memberikan kami kesempatan untuk melihat struktur internal dan sistem pengaman reaktor lebih dekat—yang biasanya tertutup saat reaktor aktif.
Panas Dihasilkan, Tapi Tidak Dihasilkan Listrik
Meski menghasilkan panas hingga puluhan megawatt, reaktor riset tidak digunakan untuk membangkitkan listrik . Pada reaktor daya seperti BWR (Boiling Water Reactor) atau PWR (Pressurized Water Reactor), panas digunakan untuk menghasilkan uap dan memutar turbin. Tapi pada reaktor penelitian, panas justru dibuang melalui sistem pendingin , karena tujuannya adalah:
- Produksi radioisotop untuk kedokteran dan industri
- Penelitian bahan & zat khusus seperti baterai nuklir atau anti-radar
- Pendidikan dan pelatihan operator nuklir
- Aplikasi teknik pewarnaan batuan dan material geologi
- Limbah Radioaktif dan Keamanan
Kami juga mempelajari pengelolaan limbah radioaktif secara langsung. Limbah cair dari proses reaksi dievaporasi (direbus) untuk mengurangi volumenya secara drastis—misalnya dari 1000 liter menjadi hanya 100 liter. Setelah itu, limbah dikondisikan dalam bentuk padat agar aman dan tidak mudah dibuang, lalu disimpan sesuai prosedur internasional.
Sistem pengelolaan limbah ini bertujuan untuk menekan risiko sekecil mungkin , menjaga lingkungan, dan memastikan keamanan jangka panjang.
Refleksi dari Kunjungan
Meskipun saat reaktor itu tidak beroperasi, pengalaman ini justru semakin memperkuat pemahaman kami tentang betapa luas dan luasnya dunia teknologi nuklir. Kami diajak melihat bagaimana reaktor dikendalikan, bagaimana keamanan dijaga, dan bagaimana sistemnya tetap bekerja secara presisi bahkan saat tidak aktif.
Kunjungan ini membuka wawasan bahwa nuklir bukan hanya soal listrik atau senjata, melainkan juga penelitian, pendidikan, dan manfaat sosial luas yang jarang diketahui publik. BRIN telah membuka akses edukasi melalui Open Lab ini—dan kami pulang dengan pemahaman yang lebih jernih, serta rasa ingin tahu yang lebih besar.