Merchandise merupakan suatu barang yang biasanya di dapat dari acara yang diadakan oleh suatu kelompok sebagai cendera mata. Merchandise yang awalnya hanya menjadi pelengkap yang bertujuan sebagai media branding untuk promosi suatu kelompok ataupun merek, kini telah berubah menjadi simbol identitas dan media ekspresi. Dalam beberapa tahun terakhir, merchandise kian menarik di kalangan masyarakat yang membuatnya terus berkembang dan menjadi sebuah tren. Tren ini sangat naik daun terutama di kalangan para penggemar idola. Mulai dari gantungan kunci, poster, tote bag, pouch, hingga shirt, ragam pilihan dengan desain nan kreatif dan unik terus bermunculan seiring meningkatnya minat individu untuk memiliki barang-barang yang merepresentasikan kegemarannya.
Di antara sekian banyaknya pilihan merchandise yang ada, beberapa orang yang tergabung dalam komunitas Book Club Semarang telah mengisi survey seputar merchandise yang paling diminati. Terdapat 58 responden dalam survey yang telah dilakukan. Hasil tersebut menunjukkan adanya keseimbangan, bahwa sebanyak 50% responden mengaku pernah membeli merchandise dari klub atau organisasi lain, sementara 50% sisanya belum pernah melakukannya. Fakta ini menunjukkan adanya peluang yang cukup besar untuk memperkenalkan merchandise sebagai bagian dari identitas komunitas. Terutama bagi mereka yang belum pernah terlibat dalam pembelian merchandise sebelumnya.

Menariknya, ketika ditanya apakah mereka tertarik untuk membeli merchandise yang menunjukkan identitas mereka sebagai anggota Book Club Semarang, mayoritas menyatakan ketertarikannya. Sebanyak 89,7% responden menyatakan tertarik untuk membeli dan hanya sekitar 10,3% responden yang menjawab belum tertarik. Persentase ini menunjukkan bahwa pengadaan merchandise dalam suatu komunitas bukan hanya bersifat fungsional saja, tetapi juga bersifat representatif, yakni sebagai simbol kebanggaan menjadi anggota dari suatu komunitas.

Selain menunjukkan minat tinggi anggota terhadap merchandise, para responden juga memberikan ide yang menarik mengenai merchandise apa yang harus di adakan di komunitas Book Club Semarang. Hasil menunjukkan bahwa 65% dari total keseluruhan 58 responden Book Club Semarang tertarik pada merchandise bookmark. Persentase sebesar 19% memilih mug sebagai merchandise, 36,2% setelahnya memilih kipas tangan, 46,6% memilih pin button, 63,8% memilih gantungan kunci atau keychain, 32,8% persen memilih buku catatan kecil atau mini notes, 39,7% memilih tote bag sebagai merchandise, serta sisa kecil persentase yang lain memilih merchandise seperti alat tulis, tumblr, stiker, serta aksesoris seperti gelang maupun topi.

Preferensi merchandise yang sangat beragam ini ternyata kembali lagi pada kegiatan suatu komunitas yang memiliki tujuan seperti apa. Sebagai contoh, komunitas Book Club Semarang merupakan komunitas literasi. Literasi sendiri memiliki sangkut pautan dengan buku, serta biasanya para pembaca membutuhkan yang namanya pembatas buku atau bookmark sebagai tanda lokasi dimana para pembaca rehat sejenak dari kegiatan pembaca. Dengan ini, para anggota komunitas Book Club Semarang lebih memilih bookmark sebagai merchandise yang paling diinginkan guna membantu nya dalam menandai bacaan yang mereka baca.
Dalam hal desain merchandise sendiri, preferensi para anggota Book Club Semarang cukup bervariasi, namun terdapat satu gaya yang menjadi favorit. Sebanyak 50% responden memilih ilustrasi bertema buku atau literasi sebagai desain paling menarik untuk diaplikasikan pada merchandise. Sementara itu, 19% responden menyukai desain yang minimalis dan elegan dan di sisi lain, terdapat 12,1% responden lainnya yang memilih desain dengan kutipan inspirasional dari buku. Hal ini menunjukkan bahwa selera masing-masing anggota cukup beragam, namun tetap memiliki pola yang sama, yaitu kecintaan terhadap dunia literasi. Preferensi terhadap ilustrasi bertema buku yang mendominasi, mengindikasikan bahwa anggota Book Club Semarang ingin merchandise yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga merepresentasikan identitas mereka sebagai pencita buku.

Survey yang dilakukan terhadap para anggota Book Club Semarang ini dapat memberikan gambaran tentang merchandise yang membuat sebuah ketertarikan individu untuk menunjukkan bahwa dirinya merupakan anggota dari suatu komunitas tertentu, serta menunjukkan bahwa anggota komunitas menginginkan barang yang fungsional dan bermakna, tidak hanya berdasarkan suatu estetika.
Dengan semakin beragamnya preferensi merchandise, tren ini akan terus berkembang seiring berjalannya waktu dengan mengikuti kebutuhan dan karakter unik yang dimiliki tiap komunitas. Merchandise menjadi hal baru yang mampu mempererat hubungan antaranggota sekaligus memperluas jangkauan identitas komunitas ke ruang publik. Apa dan bagaimana pun bentuk dari merchandise itu sendiri, merchandise hadir menjadi bagian penting dari pengalaman berkomunitas.