MI Hidayatul Faizien Hidupkan Semangat Hari Anak Nasional 2025 Dengan Konsep Madrasah Ramah Anak
Garut, 20 November 2025 – Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2025 menjadi momentum berharga bagi MI Hidayatul Faizien dalam menegaskan kembali betapa besarnya penghargaan madrasah terhadap setiap peserta didik yang hadir sebagai anugerah. Sejak pagi, suasana madrasah terasa begitu semarak. Anak-anak datang beriringan dengan tawa kecil, sementara para guru telah berjajar rapi untuk menyambut mereka. Kehangatan terpancar dari sapaan ramah yang diberikan kepada setiap siswa, seluruh seolah warga madrasah sepakat menjadikan hari itu sebagai hari paling cerah untuk anak-anak.
Di antara barisan penyambut itu, Bapak H. Aceng Malyan, S.Pd.I berdiri di dekat gerbang utama. Beliau merupakan sosok yang dikenal dekat dengan peserta didik. Dengan senyuman khasnya, beliau menyalami setiap anak yang melintas, menyapa mereka satu per satu, bahkan sesekali mengusap kepala mereka dengan penuh kasih. “ Kalian adalah anugerah terbesar bagi kami. Madrasah ini hidup karena kalian. Hari ini, mari kita rayakan kebahagiaan menjadi anak dan tumbuh dengan rasa cinta, ” ujarnya dengan suara lembut yang membuat banyak siswa tersenyum malu-malu namun penuh rasa bangga.
Setelah seluruh siswa masuk ke dalam lingkungan madrasah, kegiatan langsung dilanjutkan dengan permainan tradisional yang telah dipersiapkan oleh guru-guru. Lapangan utama berubah menjadi arena yang dipenuhi warna-warni keceriaan. Anak-anak diarahkan membentuk beberapa kelompok kecil untuk mengikuti berbagai jenis permainan tradisional Sunda yang sarat akan nilai kerjasama, ketangkasan, kreativitas, kelincahan, hingga pengendalian emosi. Meski sederhana, permainan-permainan itu menghadirkan gelak tawa yang sulit ditemukan dalam aktivitas pembelajaran biasa.

Guru-guru tampak aktif mendampingi setiap kelompok sambil memberikan arahan ringan, namun tanpa memberikan tekanan. Mereka ingin memastikan bahwa permainan yang dilakukan bukanlah kompetisi ajang, melainkan ruang untuk membangun rasa percaya diri dan kebersamaan antar siswa. Beberapa siswa terlihat berusaha keras menyelesaikan tantangan kecil yang diberikan, sementara yang lain memberi dukungan penuh bagi teman-temannya. Pemandangan itu menjadi contoh nyata bagaimana konsep Madrasah Ramah Anak diwujudkan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan dan edukatif. Salah seorang guru yakni Bapak Dedi Rustandi, M.Pd bahkan mengatakan, “ Kami ingin anak-anak menikmati setiap proses. Mereka tertawa, berlari, bekerja sama, saling menolong. Itu jauh lebih berharga daripada sekedar menang atau kalah. ” Pernyataan tersebut menggambarkan bagaimana madrasah mengutamakan nilai-nilai emosional dan sosial sebagai fondasi pembelajaran.

Di salah satu sudut lapangan, tampak siswa-siswa yang sedang tertawa lepas saat mencoba permainan yang membutuhkan keseimbangan dan ketangkasan. Sementara itu, kelompok lain bersemangat menjalankan permainan yang menuntut kerja sama erat, di mana setiap langkah harus dipikirkan bersama. Setiap suara tawa, teriakan kecil, dan tepuk tangan yang terdengar menunjukkan bahwa anak-anak menikmati seluruh rangkaian kegiatan tanpa sedikit pun tekanan.
Kegiatan permainan tradisional ini tidak hanya dirancang untuk hiburan. Lebih jauh, permainan tersebut mengemban misi moral yang sesuai dengan prinsip Madrasah Ramah Anak, yaitu membangun karakter anak melalui pengalaman langsung yang menyenangkan. Anak-anak belajar bahwa kerjasama lebih kuat daripada persaingan, dan bahwa kreativitas sering kali lahir dari permainan-permainan sederhana.

Setelah beberapa sesi permainan selesai, guru mengajak siswa untuk beristirahat sejenak di area teduh. Di sana, mereka diberikan air minum dan makanan ringan sambil mendengarkan pesan singkat dari guru tentang pentingnya bersyukur, menjaga kebersamaan, dan merawat teman sebagai saudara. Momen ini terasa hangat, seolah guru dan siswa sedang berbagi cerita dalam satu keluarga besar yang saling menyayangi. Tidak berhenti sampai di sana, madrasah kemudian mengadakan sesi singkat refleksi yang dilakukan secara santai. Guru meminta anak-anak menyampaikan hal-hal yang membuat mereka bahagia pada hari itu. Banyak siswa yang mengaku senang karena dapat bermain bersama teman, merasa dekat dengan guru, dan gembira karena kepala madrasah menyapa mereka secara langsung. Ada pula yang mengungkapkan bahwa mereka merasa dihargai dan diperhatikan sebagai anak-anak. Ungkapan polos itu menjadi bukti bahwa kegiatan sederhana mampu memberi kesan mendalam bagi mereka.
Menjelang akhir kegiatan, seluruh siswa kembali dikumpulkan. Kepala Madrasah, Bapak H. Aceng, berdiri di hadapan mereka sambil tersenyum bangga melihat wajah-wajah ceria peserta didik. Beliau menyampaikan pesan penutup dengan cara bertutur yang hangat dan mudah dipahami. “Teruslah menjadi anak-anak yang ceria. Kami ada di sini untuk menjaga kalian, memeluk kalian dengan pendidikan, dan memastikan kalian tumbuh dalam rasa aman. Kalian adalah cahaya masa depan bangsa,” katanya dengan penuh rasa cinta.
Sebelum siswa kembali ke kelas, pihak madrasah memberikan bingkisan kecil kepada seluruh peserta didik sebagai simbol cinta dan apresiasi. Bingkisan itu berisi alat tulis, susu kotak, serta kartu motivasi yang bertuliskan kalimat indah seperti “Kamu Istimewa,” “Tetap Bahagia,” dan “Jangan Takut Bermimpi.” Anak-anak menerimanya dengan wajah berbinar, beberapa di antaranya menunjukkan isi bingkisan kepada teman-temannya dengan penuh semangat.
Peringatan Hari Anak Nasional tahun ini tidak hanya membawa kebahagiaan bagi siswa, tetapi juga bagi seluruh warga madrasah. Kegiatan tersebut menjadi bukti bahwa konsep Madrasah Ramah Anak bukan sekedar slogan, melainkan budaya yang hidup dan tumbuh di antara interaksi guru, siswa, dan seluruh lingkungan sekolah. Madrasah meyakini bahwa suasana yang ramah, aman, dan membahagiakan adalah landasan untuk membentuk generasi yang berakhlak mulia, percaya diri, dan berjiwa lembut. Dengan semangat itu, MI Hidayatul Faizien berharap dapat terus mengembangkan program-program yang mendukung kesejahteraan emosional peserta didik. Sebab, madrasah percaya bahwa masa depan yang cerah tidak hanya lahir dari kecerdasan, tetapi juga dari hati anak-anak yang merasa dicintai.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”


































































