
SURABAYA – Global Peace Youth Indonesia (GPYI) Surabaya melalui program Gerak Dampak Academy, berkolaborasi dengan Indika Foundation dan PKKA Universitas Airlangga, sukses menyelenggarakan Mini Bootcamp bertema Freedom of Belief and Culture of Tolerance 2025 di ASEEC Tower, Kampus Dharmawangsa UNAIR pada Sabtu (20/9/2025).
Acara ini mempertemukan lintas stakeholder, dari DISPORA Jawa Timur, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Surabaya, hingga Duta Damai Jawa Timur. Selain itu, partisipasi mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Surabaya, UNAIR, UNTAG, UINSA, ITS, UNESA, menjadi bukti nyata semangat kolaborasi lintas kampus dalam menjaga perdamaian.
Dalam sambutannya, Local Coordinator GPYI Surabaya, Yesi Rahma Mustika, menyampaikan bahwa acara ini bukan hanya forum belajar, tetapi ruang aman untuk generasi muda mengasah kepemimpinan damai.
“Kami ingin anak muda di Surabaya percaya bahwa setiap langkah kecil bisa berdampak besar. Perdamaian dimulai dari cara kita berinteraksi sehari-hari, baik di dunia nyata maupun di ruang digital,” ujarnya.

Keynote Speaker dari DISPORA Jawa Timur, Hadi Wawan Guntoro, juga menekankan bahwa pemuda usia 15–30 tahun berada di masa emas untuk mengembangkan kesadaran diri dan mengambil peran perubahan positif.
Sementara itu, Ketua FKUB Surabaya, Muhammad Yazid, mengingatkan pentingnya moderasi beragama sebagai dasar membangun harmoni. Duta Damai Jawa Timur pun menggarisbawahi tantangan intoleransi dan hoaks di era digital, yang perlu dihadapi dengan literasi digital dan kampanye damai. Serta, GPYI-Surabaya menambahkan bahwa anak muda adalah aktor utama perubahan, kesadaran harus selaras dengan aksi, menekankan pentingnya bergerak, beraksi bersama melalui komunitas.
Materi dan Aktivitas

Selain talkshow peserta mendapat materi Good Global Citizen yang menekankan tanggung jawab bersama menjaga perdamaian oleh Yesi Rahma Mustika. Hasil materi dan diskusi interaktif menekankan bahwa perdamaian tidak sebatas ketiadaan konflik, melainkan hadir saat keadilan, kesejahteraan, dan inklusivitas dirasakan semua orang.
Peserta juga dikenalkan pada konsep kepemimpinan HARMONI (Hargai Keberagaman, Aksi Nyata, Regulasi Emosi, Membangun Compassion, Open-Minded, Mengenal Diri, dan Integritas) oleh Nima Sari. Latihan problem tree dan sesi peace circle memberi ruang bagi peserta untuk menganalisis akar masalah sosial serta merancang solusi nyata.
Dampak dan Harapan
Bagi GPYI-Surabaya, Mini Bootcamp ini menjadi momentum penting. Tidak hanya mempertemukan lintas lembaga dan kampus, tetapi juga menumbuhkan jejaring pemuda yang siap bergerak bersama.
Local Coordinator menambahkan bahwa pengalaman ini diharapkan tidak berhenti di ruang acara saja.
“Harapan saya, semoga kegiatan ini tidak berhenti hanya satu hari, tetapi menjadi pengalaman yang menguatkan kepemimpinan inklusif dan keberanian untuk berperan sebagai agen perdamaian. Mari mulai dari langkah kecil: membangun toleransi dalam diri, menebarkannya di kampus, lalu ke masyarakat. Saya percaya, dari Surabaya akan lahir generasi muda yang mampu menjawab polarisasi dengan dialog, mengganti sekat dengan kolaborasi, dan menyebarkan energi damai ke mana pun kita melangkah,” jelasnya.
Acara ditutup dengan Forum Group Discussion yang menghasilkan rencana aksi implementasi untuk diterapkan di masyarakat. Dari rangkaian sesi talkshow dan tiga materi utama, Mini Bootcamp GPYI 2025 ini diharapkan menjadi bekal bagi generasi muda untuk merawat kebhinekaan Indonesia secara berkelanjutan.
Penulis: Yesi Rahma Mustika
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”