Bantul (MAN 2 Bantul) – Meneladani kisah KH. Ahmad Dahlan melalui film Sang Pencerah, siswa kelas XI-B melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan film yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Film yang sarat akan nilai-nilai kehidupan ini berhasil menarik perhatian siswa dan membantu mereka memahami lebih dalam perjuangan KH. Ahmad Dahlan dalam menyebarkan ajaran Islam serta mendirikan organisasi Muhammadiyah.
Film Sang Pencerah (2010) mengisahkan perjuangan KH. Ahmad Dahlan dalam menyebarkan ajaran Islam yang lebih rasional dan modern di Indonesia pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Ahmad Dahlan, yang bernama asli Muhammad Darwis, adalah seorang pemuda dari Kauman, Yogyakarta. Setelah menimba ilmu di Makkah, ia kembali ke tanah air dengan gagasan pembaruan Islam yang menekankan pemurnian ajaran dari praktik takhayul dan bid’ah. Namun, pandangannya mendapat tentangan keras dari para ulama tradisional dan masyarakat yang masih kuat berpegang pada adat lama.
Meski menghadapi berbagai rintangan, termasuk fitnah, ancaman, dan pengusiran, Ahmad Dahlan tetap teguh dalam perjuangannya. Ia mendirikan organisasi Muhammadiyah pada tahun 1912 untuk menyebarkan ajaran Islam yang berlandaskan Al-Qur’an dan Hadis, serta membangun sistem pendidikan yang lebih maju. Film ini menggambarkan semangat juang Ahmad Dahlan dalam menghadapi tantangan sosial dan keagamaan demi kemajuan umat Islam di Indonesia.
Fatkhurrozak Johan Maulana, S.Pd., guru Sejarah Kebudayaan Islam di MAN 2 Bantul, juga menyatakan kepuasannya terhadap metode pembelajaran ini. “Menggunakan film sebagai media pembelajaran, terutama untuk materi yang sangat penting seperti kisah tokoh-tokoh perjuangan Islam, menjadi refleksi bahwa perjuangan para pahlawan tidaklah mudah. Dari film ini, semoga siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga mendapatkan pengalaman emosional yang mendalam,” ujarnya.
Penggunaan film Sang Pencerah sebagai media pembelajaran di kelas XI-B MAN 2 Bantul telah berhasil memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang perjuangan Islam pada masa kemerdekaan. Metode ini tidak hanya membuat pembelajaran lebih menarik, tetapi juga membantu siswa menginternalisasi nilai-nilai penting dalam kehidupan mereka. Dengan mengintegrasikan media yang relevan dan menarik, MAN 2 Bantul terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan membentuk karakter siswa yang lebih baik. (FJM)