Bantul, 25 Oktober 2025 — Pendhapa Art Space (PAS) kembali menegaskan komitmennya untuk menghadirkan pendidikan seni yang inklusif dan transformatif bagi anak-anak. Melalui program Art Fun PAS for Children, lembaga seni yang berlokasi di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, ini membuka ruang kreatif bagi anak usia 6–12 tahun untuk belajar, berekspresi, dan berimajinasi melalui seni patung.
Program yang berlangsung sejak Juli hingga Oktober 2025 ini telah memasuki edisi ke-10. Lebih dari seratus anak dari sekolah dasar di wilayah Bantul, termasuk anak-anak dengan disabilitas, terlibat aktif dalam proses belajar yang berpadu antara kegiatan artistik dan pengembangan karakter.

Menurut tim penyelenggara, seni patung dipilih sebagai medium utama karena mengandung unsur motorik dan spasial yang penting bagi tumbuh kembang anak. “Seni patung menuntut interaksi langsung dengan material. Dari proses menyentuh, membentuk, hingga memahami dimensi ruang, anak-anak belajar tentang kesadaran fisik dan imajinasi secara bersamaan,” ujar Tim Edukasi Pendhapa Art Space dalam keterangan tertulis.
Pendekatan tersebut berangkat dari konsep Early Childhood Care and Development (ECCD) Holistik, yang menekankan pentingnya proses pembelajaran menyeluruh di usia dini. Dengan metode ini, anak-anak tidak sekadar menjadi peserta pasif, tetapi didorong untuk berpikir kritis, mengajukan pertanyaan, dan mengembangkan daya cipta mereka sendiri.
Belajar Memahami Dunia Melalui Proses Berkesenian
Berbeda dengan lomba atau kompetisi seni anak pada umumnya, Art Fun PAS for Children menempatkan seni sebagai proses reflektif dan partisipatif, bukan ajang perlombaan. Tujuan utamanya bukan menghasilkan karya terbaik, melainkan membangun pengalaman kreatif yang membebaskan dan menumbuhkan empati.

“Setiap anak memiliki cara pandang dan ekspresi yang unik. Dalam program ini, mereka belajar bahwa seni bukan soal menang atau kalah, melainkan tentang bagaimana mereka memahami dan mengekspresikan dunia di sekitar mereka,” jelas Rara Sasmita, salah satu fasilitator program.
Rara menambahkan, interaksi antara anak-anak dengan latar belakang berbeda—baik dari sekolah umum maupun anak difabel—menjadi nilai penting dalam program ini. Proses berkarya bersama tanpa batasan tersebut, menurutnya, menjadi cerminan pendidikan yang benar-benar inklusif.
Dari Imajinasi ke Karya Nyata
Dari sepuluh kali penyelenggaraan workshop, para peserta berhasil menciptakan lebih dari 100 karya patung yang kini dipamerkan dalam Art Fun PAS Showcase di Galeri A-B Pendhapa Art Space. Karya-karya tersebut menampilkan keragaman bentuk dan tema, mulai dari figur hewan, manusia, hingga bentuk-bentuk abstrak yang menggambarkan dunia imajinasi anak-anak.
Salah satu peserta, Rafi (9 tahun), mengaku antusias mengikuti kegiatan ini. “Seru sekali bisa bikin patung dinosaurus dan belajar bareng teman-teman. Ternyata bikin patung itu susah, tapi menyenangkan,” ujarnya sambil menunjuk hasil karyanya yang dipamerkan di galeri.

Sementara itu, Nadia (10 tahun), peserta dengan keterbatasan penglihatan, mengungkapkan pengalaman berbeda. “Aku tidak bisa melihat bentuknya dengan jelas, tapi aku bisa merasakan setiap lekuknya. Rasanya seperti membuat dunia kecil dengan tangan sendiri,” tuturnya.
Ruang Merayakan Kreativitas Anak
Selain pameran karya, rangkaian Art Fun PAS Showcase juga diisi dengan berbagai kegiatan seperti pop-up market, workshop melukis ornamen magnetik, serta pelatihan pendampingan disabilitas di ruang seni yang bekerja sama dengan komunitas Jogja Disability Arts. Seluruh kegiatan berlangsung di area galeri dan ruang terbuka Pendhapa Art Space hingga 31 Oktober 2025.
Melalui kegiatan ini, Pendhapa Art Space menegaskan kembali pandangannya bahwa pendidikan seni harus menjadi ruang dialog yang terbuka, bukan sekadar penilaian estetika. “Pendidikan sejati adalah proses berkelanjutan yang menumbuhkan empati, kreativitas, dan keberanian berekspresi. Itulah yang ingin kami hadirkan melalui program ini,” tutur perwakilan Pendhapa Art Space.
Program Art Fun PAS for Children menjadi bukti bahwa seni dapat berperan penting dalam membentuk karakter anak sejak dini. Ia tidak hanya mengasah keterampilan artistik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kesetaraan, toleransi, dan penghargaan terhadap keberagaman—sebuah fondasi penting bagi generasi masa depan yang lebih humanis. (Yusuf)
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”































































