Pendidikan Berbasis Literasi Lingkungan: Menumbuhkan Kesadaran Literasi Lingkungan Siswa Kelas V
Lingkungan hidup merupakan bagian penting dari kehidupan manusia. Sayangnya, berbagai permasalahan seperti pencemaran, penebangan liar, dan penumpukan sampah masih sering terjadi akibat rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kelestarian alam. Salah satu cara efektif untuk mengatasinya adalah melalui pendidikan berbasis literasi lingkungan yang ditanamkan sejak usia sekolah dasar.
Siswa sekolah dasar, khususnya kelas V, berada pada tahap perkembangan kognitif yang sudah mampu memahami hubungan antara tindakan manusia dan dampaknya terhadap lingkungan. Oleh karena itu, pendidikan berbasis literasi lingkungan menjadi langkah strategis untuk menumbuhkan kesadaran, sikap peduli, dan perilaku ramah lingkungan sejak dini.
Konsep Literasi Lingkungan
Literasi lingkungan bukan sekadar kemampuan membaca atau menulis tentang alam, tetapi kemampuan untuk memahami, menilai, dan mengambil keputusan yang bijak terhadap isu-isu lingkungan. Siswa yang memiliki literasi lingkungan tinggi akan mampu mengenali masalah seperti banjir, pencemaran udara, atau penebangan hutan, serta mencari solusi sederhana sesuai kapasitasnya.
Menurut UNESCO (2022), literasi lingkungan merupakan bagian dari Education for Sustainable Development (ESD), yaitu pendidikan yang membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap untuk membangun masa depan berkelanjutan. Dengan kata lain, pendidikan lingkungan bukan hanya mengajarkan teori, tetapi juga membentuk karakter peduli terhadap bumi.
Pendidikan Berbasis Literasi Lingkungan di Sekolah Dasar
Implementasi pendidikan berbasis literasi lingkungan di sekolah dasar dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan yang menyenangkan dan kontekstual, seperti:
1. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Misalnya, siswa membuat proyek daur ulang sampah plastik menjadi karya seni atau barang bermanfaat.
2. Kegiatan Observasi Alam
Guru mengajak siswa mengamati kondisi lingkungan sekitar sekolah, lalu mendiskusikan temuan mereka.
3. Permainan Edukatif dan Media Interaktif
Penggunaan media seperti flash card, video edukasi, atau permainan tematik tentang peristiwa alam dan dampaknya dapat meningkatkan pemahaman siswa secara aktif dan menyenangkan.
4. Program Sekolah Hijau (Green School)
Melibatkan seluruh warga sekolah dalam kegiatan menanam pohon, memilah sampah, dan menjaga kebersihan lingkungan.
Melalui kegiatan-kegiatan tersebut, siswa tidak hanya belajar secara kognitif, tetapi juga mengembangkan nilai-nilai empati, tanggung jawab, dan partisipasi aktif dalam menjaga lingkungan.
Menumbuhkan Kesadaran Sejak Dini
Kesadaran lingkungan tidak muncul secara instan, melainkan melalui proses pembiasaan dan keteladanan. Guru berperan sebagai model perilaku peduli lingkungan. Misalnya, guru membiasakan siswa membawa botol minum sendiri, menghemat kertas, dan membuang sampah sesuai jenisnya.
Selain itu, dukungan orang tua juga sangat penting. Kolaborasi antara sekolah dan keluarga akan memperkuat pembelajaran yang berkelanjutan, sehingga nilai-nilai literasi lingkungan tidak hanya berhenti di ruang kelas, tetapi juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dampak Pendidikan Literasi Lingkungan
Penerapan pendidikan berbasis literasi lingkungan terbukti memberikan dampak positif terhadap siswa, antara lain:
1. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ekologis.
2. Mendorong perubahan perilaku menuju gaya hidup ramah lingkungan.
3. Menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial terhadap kelestarian alam.
4. Mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif dalam menghadapi masalah lingkungan.
Dengan demikian, pendidikan literasi lingkungan menjadi investasi penting bagi masa depan, karena siswa hari ini adalah generasi yang akan menentukan nasib bumi di masa depan.
Kesimpulan
Pendidikan berbasis literasi lingkungan merupakan pondasi penting untuk membangun generasi muda yang sadar dan peduli terhadap kelestarian alam. Melalui pembelajaran yang kontekstual, kreatif, dan kolaboratif, siswa kelas V dapat menumbuhkan kesadaran dan kebiasaan positif dalam menjaga lingkungan.
Sekolah sebagai pusat pembelajaran memiliki peran strategis dalam menanamkan nilai-nilai ekologis ini, sehingga tercipta generasi yang cerdas, peduli, dan bertanggung jawab terhadap bumi tempat kita hidup bersama.
Daftar Pustaka
Kemendikbudristek. (2023). Pendidikan Lingkungan Hidup dalam Kurikulum Merdeka. Jakarta: Direktorat SD.
UNESCO. (2022). Education for Sustainable Development Goals: Learning Objectives. Paris: UNESCO Publishing.
Yuliani, R., & Rahmadani, F. (2023). “Peningkatan Literasi Lingkungan Siswa Sekolah Dasar melalui Pembelajaran Kontekstual.” Jurnal Pendidikan Dasar Nusantara, 8(2), 101–110.
Saputra, D. & Fitriani, A. (2024). “Penguatan Literasi Lingkungan di Sekolah Dasar melalui Kegiatan Proyek.” Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar, 9(1), 55–65.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”