Kemajuan teknologi digital pada era sekarang tidak hanya mengubah cara manusia mengakses informasi, tetapi juga membawa dampak besar terhadap hubungan interaksi sosial. Hal ini juga dialami oleh anak-anak di tingkat sekolah dasar yang semakin akrab dengan gawai (gadget). Tantangannya adalah keterampilan menggunakan perangkat digital sering kali tidak diiringi dengan pemahaman bagaimana memanfaatkannya untuk membangun relasi sosial yang sehat.
Arus globalisasi membuat siswa berkomunikasi tidak hanya secara langsung, tetapi juga melalui media digital. Situasi ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi siswa untuk membangun hubungan sosial yang positif. Oleh karena itu, literasi digital perlu diajarkan sejak dini agar siswa mampu menggunakan teknologi secara bijak demi meningkatkan kualitas interaksi sosial mereka.
Literasi digital dapat dipahami sebagai kemampuan mengakses, menilai, serta menggunakan informasi digital secara cerdas, kritis, dan bertanggung jawab. Hasil pengukuran Indeks Literasi Digital Indonesia 2021 yang digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Katadata Insight Center (KIC), Indeks Literasi Digital Indonesia 2021 mencapai 3.49 dari skala 1-5, atau naik dari pencapaian tahun sebelumnya 3.46. Keterampilan ini tidak hanya berkaitan dengan aspek teknis, tetapi juga berhubungan erat dengan pengembangan kemampuan sosial.
Bagi siswa sekolah dasar, literasi digital yang baik membantu mereka memahami etika berkomunikasi di dunia maya, menghormati privasi orang lain, serta membiasakan diri untuk berbagi informasi secara tepat. Hal ini menjadi dasar penting dalam menciptakan hubungan sosial yang sehat, baik di ruang digital maupun dalam kehidupan nyata.
Penerapan literasi digital dapat dilakukan melalui berbagai aktivitas kolaboratif berbasis teknologi. Misalnya, dalam pembelajaran berbasis proyek, siswa dapat menggunakan platform digital seperti Google Classroom atau Zoom untuk berdiskusi, berbagi pengalaman, serta menyelesaikan tugas kelompok. Kegiatan ini melatih keterampilan mendengarkan, bekerja sama, sekaligus menumbuhkan rasa empati. Melalui interaksi tersebut, siswa belajar memahami norma sosial dalam dunia digital, yang pada akhirnya memperkuat hubungan sosial di antara mereka.
Selain melatih kerja sama, literasi digital juga berperan penting dalam menumbuhkan empati. Adanya beragam informasi dan budaya di dunia maya, siswa belajar menghargai perbedaan dan menerima keragaman. Sikap empati ini menjadi kunci dalam membangun komunikasi yang sehat sekaligus mencegah munculnya perilaku negatif seperti perundungan yang dilakukan secara online (cyberbullying). Pembiasaan literasi digital yang baik dapat mengarahkan siswa untuk bersikap lebih bijak dalam berinteraksi dengan orang lain.
Peran guru dan orang tua sangat penting dalam mendampingi siswa ketika berhadapan dengan dunia digital. Siswa sekolah dasar masih berada pada fase perkembangan, sehingga mereka memerlukan arahan yang tepat agar tidak terjebak pada penggunaan teknologi secara berlebihan atau salah arah. Orang tua dan guru dapat mendiskusikan pengalaman mereka di internet, membimbing untuk mengenali informasi palsu, serta memberikan pemahaman mengenai jejak digital yang dapat memengaruhi reputasi sosial. Pengawasan yang dilakukan secara konsisten membuat literasi digital dapat dijadikan sarana efektif untuk menanamkan nilai-nilai sosial, seperti kejujuran, tanggung jawab, dan saling menghargai.
Literasi digital pada hakikatnya bukan sekadar keterampilan yang harus dikuasai, melainkan juga jembatan untuk memperkuat hubungan sosial siswa sekolah dasar. Melalui pembiasaan yang tepat, siswa tidak hanya mampu mengoperasikan teknologi, tetapi juga terlatih untuk menjalin komunikasi yang positif di dunia nyata maupun digital. Oleh karena itu, hubungan antara sekolah dan keluarga sangat diperlukan untuk menciptakan ekosistem literasi digital yang sehat. Dengan demikian, generasi muda dapat tumbuh sebagai individu yang cerdas digital sekaligus memiliki kemampuan sosial yang harmonis.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”