Di era sekarang yang serba digital, komunikasi tidak hanya terjadi pada saat tatap muka saja, komunikasi juga bisa terjadi melalui media social, eperti aplikasi whatsapp, Instagram, ataupun youtube. Setiap orang bisa menyampaikan pendapatnya bahkan bisa menyebarkan informasi dengan sekali unggahan. Namun, kebebasan ini bisa jadi di salah gunakan untuk hal ang negative, contohnya ujaran kebencian, dan penyebaran hoax.
Seperti yang dikatakan oleh Noam Chomsky, “if we don’t believe in freedom of expression for people we despise, we don’t believe in at all”. Tapi yang di maksud disini bukan berarti kita bisa bebas memberi ujaran kebencian ataupun menyebarkan hoax. Disinilah kita akan membuat nilai Pancasila menjadi penengah antara kebebasan kita.
Pancasila sebagai pendoman yang beradab
Pancasila adalah dasar negara sekaligus nilai hidup bangsa Indonesia. Ke lima silanya bukann hanya sebagai slogan, tetapi pendoman yang bis akita terapkan di kehidupan sehari hari, termasuk dalam cara berkomuniaksi.
Sila 1 – Ketuhanan Yang Maha Esa
Komunikasi yang baik di mulai dari niat yang baik juga. Ketika kita berkomunikasi lakukan dengan penuh kejujuran dan kesadaran, dengan melakukan hal itu nilai keagaman kita juga ikut terjaga. Dalam jurnal “Etika Komunikasi dalam Perspektif Islam dan Kristen” Hamid Patlima (2018) dikatakan ketuhanan itu bisa jadi dasar moral kita untuk berbicara dengan jujur dan bertanggung jawab.
Sila 2 – Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Etika dalam berkomunikasi yang menghargai perasaan seseorang, tidak menyerang dari pribadi orang tersebut dan mengindari ujaran kebencian adalah contoh komunikasi yang sesuai dengan nilai kemanusiaan. Seperti yang dikatakan oleh Mahatma Gandhi : “You may never know what results come of your action. But if you do nothing, there will be no result”. Kita sebgai mahasiswa punya hak untuk bertindak untuk dalam membangun komunikai yang adil, sopan dan beradab.
Sila 3 – Persatuan Indonesia
Bahasa dan komunikasi bisa menyatukan kita dan bisa memecah belah. Selebih lagi Indonesia adalah negara yang memiliki beragam banyak suku, ras, dan agama. Sebagai mahasiswa mempunyai tanggung jawab untuk tidak menyinggung atau berbicara yang tidak enak di dengar. Dalam studi Kominfo tahun 2022, masih banyak sekitar 62% di sebabkan oleh diskriminatif dan penyebaran hoax.
Sila 4 – Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
Sebagai mahasiswa kita sering diskusi, diskusi disini bukan berarti untuk beradu argument tentang siapa yang paling benar, tetapi tentang saling mendengarkan pendapat ataupun bertukar pendapat satu denganyang lain nya. Demokrasi tidak akan berjalan Ketika komunikas tersebut dilakukan dengan satu arah. Komunikasi yang lebih benar adalah komunikasi lebih banyak yang mendengarkan di bandingkan dengan yang berbicara. Seperti yang dikatakan oleh Stephen Covey: “ Most people do not listen when the intent to understand, they listen with the intent to reply”.
Sila 5 – Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dalam komunikasi, adil berarti memberi kesempatan orang lain untuk memberikan pendapatnya, sebagai mahasiswa bisa menjadi suara untuk yang tidak bisa bersuara. Dalam buku Paolo Freire dikatakan: “Dialog sebagai bentuk kebebasan”. Artinya kita mempunyai tanggung jawab untuk menjaga komunikasi yang adil dan menyuarakan apa yang benar dan bukan yang salah.
Tantangan Mahasiwa Berkomunikasi di Era Digital
Saat ini, tantangan untuk komunikasi semakin banyak, contohya berita hoax dan ujaran kebencian. Laporan dari UNESCO (2023) di sebutkan bahwa anak muda berperan penting sebagai digital citizens yang bisa memilih informasi dengan baik dan bisa membedakan berita akurat atau tidak.
Sebagai Mahasiwa kita bisa melakukan hal-hal ini :
1.Memberi tahu orang sekitar agar berkomunikasi dengan baik
2.Menyebarkan hal positif yang bisa memperkuat persatuan dan saling menghargai
3.Memberikan contoh pada saat diskusi dengan melakukan adil dan mampu mendengarkan pendapat orang lain
4.Menghindari penyebaran hoax dan informasi yang belum akurat
Kesimpulan
Kita sebagai mahasiswa calon pemimpin masa depan Indonesia punya peran penting untuk membentuk komunikasi di Indonesia lebih baik lagi. Mari mulai sekarang kita jadikan pacasila sebagai pendoman kita dalam berkomunikasi bukan hanya untuk kita jadikan hafalan saja di kepala, kita juga bisa pegangan kita dalam kita berbicara dengan selalu memberikan etika yang tinggi dalam berkomunikasi, rasa empati, dan tanggung jawab, dengan ini kitab isa menunjukan bahwa kita mempunyai pribadi yang baik sekaligus menjaga kesatuan bangsa kita.
Penutup
Komunikasi bukan hanya sekedar berbicara atau mengetik. Ada tanggung jawab di setiap pesan yang telah kita sampaikan. Zaman sekarang banyak sekali informasi yang kita sebagai mahasiswa punya tanggung jawab moral buat menjaga komunikasi ini agar tetap sopan dan baik, sesuai dengan nilai nilai leluhur bangsa kita, Pancasila.
Tangerang,
Nama : Renaldi Kurniawan
NIM : 241012650136
Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Pamulang
DAFTAR ISI
– Chomsky, N. (1999). Necessary Illusions: Thought Control in Democratic Societies. South End Press.
– Covey, S. R. (1989). The 7 Habits of Highly Effective People. Free Press.
– Freire, P. (1970). Pedagogy of the Oppressed. Continuum.
– Gandhi, M. (n.d.). Selected Quotes. Mahatma Gandhi Foundation. https://www.mkgandhi.org/
– Hamid, P. (2018). Etika Komunikasi dalam Perspektif Islam dan Kristen. Jurnal Dakwah dan Komunikasi, 2(1), 45–56.
– Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. (2022). Laporan Tahunan Literasi Digital Nasional.
– UNESCO. (2023). Youth and Digital Citizenship: Empowering the Next Generation.