Perkembangan teknologi digital telah mengubah cara anak-anak bermain di era modern saat ini. Dulu sebelum anak-anak akrab dengan teknologi digital, mereka bermain dengan permainan tradisional seperti petak umpet, kejar-kejaran, congklak, gobak sodor, kini sebagian besar waktu bermain anak dihabiskan dengan gawai pintar dan permainan digital. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar: Permainan apakah yang dapat mendukung tumbuh kembang anak, khususnya dalam hal pendidikan.
Permainan tradisional telah hadir dan diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi, memiliki nilai-nilai sosial, budaya, dan karakter yang baik. Anak-anak belajar tentang kebersamaan, sportivitas, hingga kreativitas melalui permainan tradisional yang dilakukan dengan teman sebayanya, hal ini terjadi dikarenakan adanya interaksi secara langsung antara anak-anak yang sedang bermain. Di sisi lain, permainan modern berbasis teknologi digital memiliki daya tarik tersendiri, terutama karena memiliki audio dan visual yang menarik minat anak-anak, memiliki variasi permainan yang tak terbatas, serta kreativitas dalam pengaplikasian permainan digital yang terus berkembang seiring berjalannya waktu.
Akan tetapi, banyak dari orang tua khawatir dengan anak-anaknya karena waktu luang anak-anak mereka didominasi oleh permainan modern yang memiliki potensi untuk menurunkan interaksi sosial yang akan mengakibatkan kecanduan pada gawai pintarnya. Hal ini ditakutkan oleh orang tua dikarenakan, jika anak sudah kecanduan gawai pintar dan sulit untuk berkomunikasi dengan teman sebayanya bahkan dengan orang tuanya sendiri, maka pertumbuhan anak baik secara fisik maupun secara mental akan terganggu. Kondisi ini menimbulkan spekulasi, bahwa permainan modern untuk anak-anak itu adalah sebuah racun untuk masa depan anak tersebut, namun apakah benar begitu?
Menurut penelitian Sedyawati (2019), permainan tradisional terbukti menumbuhkan keterampilan sosial anak, seperti kerja sama, empati, serta kemampuan menyelesaikan konflik. Permainan seperti petak umpet, congklak, kejar-kejaran, gobak sodor bukan hanya hiburan untuk anak-anak, itu juga bisa menjadi sarana pendidikan yang kaya nilai. Anak-anak yang aktif bermain permainan tradisional menunjukkan perkembangan motorik yang sangat baik karena aktivitas fisik di luar ruangan yang dominan.
Di sisi lain, permainan modern yang berbasis digital tidak bisa dipandang sebelah mata. Game edukasi, misalnya, telah banyak dikembangkan dan digunakan oleh guru-guru dalam penerapan kegiatan belajar mengajar untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis anak dan pemecahan masalah. Penelitian yang dilakukan oleh Prensky (2018) menunjukkan bahwa game berbasis komputer dapat meningkatkan keterampilan analitis dan konsentrasi anak bila digunakan secara tepat.
Selain itu, riset yang dilakukan oleh Hamari dkk. (2019) mengungkapkan bahwa permainan digital dapat memberikan motivasi belajar yang lebih tinggi karena visual menarik dan tantangan yang variatif. Sudah banyak sekolah yang bahkan telah memanfaatkan game edukatif sebagai media pembelajaran daring selama pandemi Covid-19, yang membuat antusiasme siswa dalam belajar lebih terdorong.
Namun, tidak semua permainan digital bersifat edukatif. Studi dari Kuss & Griffiths (2017) memperingatkan bahwa penggunaan gawai berlebihan dapat menimbulkan risiko kecanduan, penurunan kualitas tidur, dan berkurangnya interaksi sosial. Oleh sebab itu, penggunaan permainan modern harus mendapat pengawasan guru dan orang tua agar anak tidak berlebihan dalam memainkan permainan hingga kecanduan.
Permainan tradisional dan modern sama-sama memiliki peran penting dalam pendidikan anak. Permainan tradisional efektif dalam menanamkan nilai karakter, meningkatkan keterampilan sosial, serta menjaga kesehatan fisik. Sementara itu, permainan modern memiliki daya tarik kuat dalam mengasah kognisi dan memotivasi belajar, meskipun juga menyimpan risiko kecanduan jika tidak diawasi.
Alih-alih memperdebatkan mana yang lebih unggul, dunia pendidikan sebaiknya mendorong sinergi antara keduanya. Melalui integrasi yang bijak, anak-anak dapat memperoleh manfaat ganda: belajar nilai kebersamaan dari permainan tradisional sekaligus mengasah kecerdasan digital melalui permainan modern.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”