Pada zaman teknologi,basis yang digunakan sebagai penggeraknya Adalah data. Data merupakan informasi mentah yang dapat berupa angka, teks, gambar, suara, atau simbol lainnya. Data dikumpulkan dan diolah untuk berbagai tujuan, seperti analisis dan perencanaan. Namun tak lupa juga bagaiaman data itu dismpan dan diolah. Maka ada suatu basis data yang disebut Big Data. Big data adalah kumpulan dari data terstruktur dan tidak terstruktur yang terus tumbuh secara eksponensial dari waktu ke waktu.
Maka dengan adanya big data ini perlu sebuah basis system yang mengelolanya. Namun big data ini seperti pedang bermata dua, bisa bermanfaat dalam Pembangunan dan tata Kelola juaga membaa dampak buruk seperti penyalahgunaan yang akan kita bahas disini.Baru baru ini terdengar bahwasannya Cambridge Analytica (CA) diduga kuat telah secara illegal telah menyedot data pribadi sekitar 50 juta akun warga Amerika Serikat yang memiliki hak pilih pada 2014, dan berlanjut hingga pemilihan presiden tahun 2016. Lantas apa itu CA? CA ialah perusahaan berbasis di Inggris, bergerak di bidang penggalian dan analisis data, serta strategi komunikasi untuk keperluan electoral.
Perusahaan ini banyak didukung tokoh konservatif. Tak hanya Mercer yang dikenal dalam mengkampanyekan Brexit, ada pula Stephen (Steve) Kevin Bannon, yang sempat menjabat sebagai Kepala Strategis di Gedung Putih pada masa awal pemerintahan Trump. Lalu apa letak kesalahan yang diperbuat oleh CA?.Kesalahan nya yaitu menggunakan big data tersebut untuk kepetingan politik serta tanpa izin personalisasi data pribadi. Berbagai kasus seperti penggunaan personalisasi dan preferensi akun untuk menjadi acuan iklan dan media yang akan ditampilkan di tiap perangkat akun. Hal ini dapat mengubah pandangan beberapa sekelompok individu untuk menilai politik mencakup sisi kelompok yang mendukung, netral dan golongan putih untuk menyumbang suara kepada beberapa tokoh politik di amerika serikat.
Bagaimana data Facebook kemudian dimanfaatkan oleh CA? Facebook mengumpulkan data pribadi yang diagregasi ke dalam sistem sehingga dapat digunakan untuk beriklan kepada pengguna, atau membikin kuis online, yang sejatinya psikotest, memungkinkan perusahaan semacam CA menyedot seluruh profil pemilik akun. Tak hanya data pribadi, melainkan hingga preferensi politik bahkan orientasi seksual.Berdasarkan kasus yang telah terjadi, maka setidaknya dengan membaca artikel ini kita tahu bahwa betapa pentingnya pengelolaan data pribadi agar terhindar dari kejadian tersebut. Alangkah baiknya bagi Perusahaan besar yang mengelola big data untuk tetap menjaga integritas keamanan akun serta mengelola berdasarkan etika internet yang berlaku.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”





























































