Dalam peradaban tertentu, politik adalah proses yang mendorong ekspresi pendapat. Sederhananya, politik membutuhkan keterampilan untuk memengaruhi orang dan mencapai tujuan tertentu. Proses pembuatan keputusan yang disebutkan di atas dan konsekuensinya bagi masyarakat luas diajarkan dalam mata pelajaran politik. Politik adalah salah satu disiplin akademis paling krusial untuk memahami bagaimana manusia berhubungan dengan kerangka masyarakat.
Sebagai komponen dasar politik, membantu orang mencapai tujuan tertentu melalui proses diplomatik dan negosiasi juga membutuhkan kecerdikan dan strategi. Akibatnya, politik dapat dilihat memiliki kekuatan untuk mendukung nilai-nilai moral dan memengaruhi opini publik. Retorika yang efektif adalah alat lain yang digunakan dalam politik untuk memengaruhi opini publik dan memperkuat kepentingan politik saat ini.
Politik juga berfungsi sebagai mekanisme untuk menyeimbangkan hak-hak berbagai kelompok dan individu dalam masyarakat. Seseorang dapat menjadi agen perubahan dengan pengetahuan yang melampaui politik dan berpotensi meningkatkan masyarakat secara keseluruhan. Sejak zaman peradaban Yunani kuno politik dianggap sebagai seni sekaligus sebagai ilmu.
Istilah “politik sebagai seni” merujuk pada pandangan bahwa politik bukan hanya sekadar proses formal membuat keputusan atau menjalankan kekuasaan, tetapi juga suatu kegiatan kreatif dan strategis yang melibatkan kecerdikan, kepekaan, dan keterampilan interpersonal. Dengan kata lain, politik dipandang sebagai “seni” karena membutuhkan kemampuan untuk memahami situasi, membaca orang, mengatur strategi, dan mempengaruhi orang lain demi mencapai tujuan tertentu.Politik adalah “seni” dan “ilmu” (art and science).
Aristoteles adalah pemikir pertama yang memandang ilmu politik sebagai ilmu. Bodin, Hobbes, Rousseau, Bryce, Bluntschli, Garner, Leacock, dll., semuanya menerima klaim ini. Tetapi mayoritas penulis menyebutnya sebagai sains dan seni. Politik sebagai seni dalam arti bahwa pengetahuan tentang ilmu politik bukan hanya signifikansi teoretis saja.
Di sisi lain, pengetahuan Ilmu Politik memiliki nilai praktis. Oleh karena itu, Ilmu Politik dapat disebut sebagai ilmu dan seni. Ilmu politik adalah tubuh pengetahuan yang sistematis, fakta-faktanya dikumpulkan dan diorganisir melalui pengamatan, perbandingan, dan eksperimen yang tepat. Seorang ilmuwan politik dapat mengamati perilaku pemilihan di daerah pemilihan secara sistematis untuk merumuskan prinsip-prinsip umum. Studi empiris didasarkan pada observasi dan klasifikasi yang cermat.
Ilmu politik menempatkan hipotesis pada verifikasi empiris. Teori tidak dibangun di atas spekulasi. Politik sebagai ilmu pengetahuan menggunakan metode survei, grafik, bagan dll, untuk sampai pada kesimpulan penelitian. Politik sebagai seni mengeksplorasi keterlibatan seni dengan politik dan visinya tentang dunia; menganalisis kontribusi seni untuk pemahaman kita tentang politik dan pemecahan masalah. Politik mengeksplorasi potensi kritis dan emansipatoris seni, serta seni partisipatif dan aktivisme sosial yang menyoroti bentukbentuk baru komunikasi politik, (Moller, 2016).
Penerapannnya tentu harus melihat aspek-aspek yang berhubungan erat dengan ritme dan irama situasi sosio-kultural yang mengikuti (dan ini secara sadar dan tidak sadar sering dirasakan, hanya saja hal ini lebih bersifat teknis, padahal unsur seni sungguh melekat didalamnya). Dalam struktur masyarakat, dinamika sosial dan heterogenitas kultur masyarakat memengaruhi bagaimana seni kekuasaan memainkan peranan dalam upaya memengaruhi masyarakat dalam upaya mencapai khittah politik sebagaimana yang dikatakan oleh Aristoteles yakni mencapai kehidupan yang sejahtera dan berkeadilan.
Jadi politik sebagai seni, harus bisa dimainkan sebaik mungkin oleh siapapun dalam upaya mencapai kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera dan berkeadilan, dan tentu seni ini harus ditopang dengan filsafat politik yang titik tolaknya adalah etika politik, sehingga peran apapun yang dimainkan, tetap berpegang pada etika (moralitas) agar tidak terjebak pada politik ala Machiavelli (politik menghalalkan segala cara) yang sedang digandrungi oleh sejumlah politikus dan partai politik sekarang ini.
Politik itu adalah “ilmu” (science) dalam hal bagaimana melihat objek, metode, sistematika, hingga asumsi umum/universal dalam masyarakat tentang negara/pemerintah/kekuasaan dan gejala-gejala politik dalam kehidupan masyarakat.
Ilmu diproyekasikan berlaku seluas-luasnya. Dalam konteks politik, maka bidang ini menjadi menarik untuk terus dipelajari sebagai sebuah ilmu yang setidaknya meliputi 5 kajian pokok4 , yakni berkaitan dengan: (a) Negara, (b) Pemerintahan, (c) Kekuasaan, (d) Kebijakan umum (public policy), (e) Pembagian (distribution) dan Alokasi (allocation). Contohnya: Orang yang terjun di dunia politik masih dengan mentalitas animal laboran di mana orientasi kebutuhan hidup dan obsesi akan siklus produksi-produksi sangat dominan, politikus cenderung menjadikan politik tempat mata pencaharian utama.
Sindrom yang menyertai salah satunya adalah korupsi. Hal ini sangat mungkin karena fasilitas kekuatan fisik (senjata), fasilitas politik (pejabat), dan ideologi (pejabat atau pemuka agama) tersebut sering dianggap sebagai sesuatu yang diperoleh dengan usaha atau suatu prestasi sehingga penggunaannya untuk bisa mendatangkan kekayaan dianggap wajar. Fenomena ini sebetulnya dapat dikaji dalam kerangka politik sebagai ilmu yang objek materialnya adalah manusia (politikus) itu sendiri, dimana manusia sangat komplek dan memiliki prilaku yang unik, berubah ubah dan tak dapat diramalkan (tidak terkontrol).
Politik sebagai seni dapat diterapkan pada:
- Dalam Proses Belajar Mengajar, menciptakan desain pembelajaran sebagai strategi dan taktik untuk menumbuhkan motivasi warga belajar agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.
- Dalam hal berinterkasi; agar selalu menerapkan retorika (seni berbicara) yang didukung oleh teori dan fakta ilmiah;
- Dalam bersikap selalu ada toleransi terhadap karya keberagaman seni dan budaya, di tengah kemajemukan masyarakat, etnik dan suku.
- Selalu menciptakan keseimbangan tatanan untuk mewujudkan kebaikan bersama antara teman sejawat, kolega, pemerintah dan masyarakat.
Politik sebagai ilmu dapat diterapkan pada:
- Pengambilan keputusan secara arif dan bijaksana, dengan selalu mempertimbangkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
- Untuk menentukan prinsip-prinsip yang dijadikan patokan dan diindahkan untuk diwujudkan secara bersama-sama
- Bertindak secara arif menyikapi perubahan-perubahan dengan selalu berdiskusi, berinteraksi dengan teman sejawat, kolega, mahasiswa, pemerintah, kelompok, dan masyarakat.
Politik sebagai seni menekankan keterampilan, strategi, dan kreativitas dalam menjalankan kekuasaan, sedangkan politik sebagai ilmu menekankan pemahaman sistematis, analisis, dan teori untuk menjelaskan fenomena politik. Jadi, politik merupakan kombinasi antara praktik cerdas (seni) dan pemahaman sistematis (ilmu) untuk mencapai tujuan dan memahami dinamika kekuasaan.
Kesimpualnnya adalah politik sebagai seni lebih fokus dan berorientasi pada “bagaimana melakukan politik secara efektif. Politik sebagai ilmu fokus/berorientasi pada “memahami dan menjelaskan politik secara sistematis”. Sehingga politik.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”
 
 













































 
 











 
 




