Sang Pelopor yang Terlupakan
Di setiap jengkal tanah Padang Sappa, tersimpan jejak perjuangan seorang pelopor. Ia bukan sekadar nama. Ia adalah awal dari segalanya. Di saat hutan masih lebat dan jalan belum terbuka, ia datang dengan tekad, membuka Padang Sappa , membangun harapan.
Namun, sejarah seringkali bersifat selektif. Di tengah deretan nama yang kini menghiasi jalan-jalan, lorong-lorong, dan bangunan di daerah Padang Sappa dan sekitarnya, justru tak ditemukan jejak nama sang pelopor. Ia yang dahulu memulai segalanya kini tenggelam dalam diam.
Sungguh ironi, bahwa kemegahan yang hari ini dinikmati, tumbuh dari keringat seseorang yang tak lagi disebut. Masyarakat mungkin lupa, namun tanah ini tidak. Tanah yang ia buka, yang kini menjadi tempat tinggal dan kehidupan banyak orang, akan selalu mengenang langkah pertamanya.
Di kota Palopo nama orang Tua Sikala di abadikan menjadi nama Jalan Pong Manduri.
Di kabupaten Luwu kecamatan Bua nama Sang Pelopor Pembuka Padang Sappa di abadikan menjadi nama Jalan Sikala bersama dengan keluarga besar Maddika Bua .
Di kecamatan Bua Nama Sikala di abadikan sebagai nama Jalan . JL. SIKALA dengan rumpun keluarga Maddika Bua , Sebuah bukti nyata bahwa mereka tidak pernah melupakan Sikala dengan jasa-jasanya yang pernah berjuang bersama Andi Kaddiraja Maddika Bua , Andi Sulthani, Andi Pangeran dan lainnya untuk Tana Luwu .
Namum sangat menyedihkan di Padang Sappa tidak satupun tiang nama jalan yang menggunakan nama Sikala ,
Bahkan di kelurahan Padang Subur yang dimana hampir semua masyarakatnya adalah Rumpun keluarga Sikala dari TEDE Basse Sangtempe, tidak ada satupun lorong yang menggunakan nama Sikala sampai saat ini Indonesia merdeka sudah ke 80 tahun pemerintahan daerah setempat ,seperti kelurahan bahkan kecamatan tidak ada rasa peduli terhadap hal ini , malah beberapa nama Bangsawan yang di gunakan sebagai nama jalan yang sudah jelas merupakan masyarakat yang datang belakangan setelah Sikala datang dan membawa Rumpun Keluarganya dari Tede berjumlah 20 kepala keluarga yang tidak lain masi keluarga dekatnya .
Apakabar dengan pemerintah daerah Kemanakah peduli kalian , apakah anak cucunya perlu meramaikan Padang Sappa dulu baru kalian bergerak untuk melakukan tugas kalian .
Wija To Luwu
Salama’ Ki To Pada Salama’
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”