TANGSEL – Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) terus mempercepat pembangunan infrastruktur pengendalian banjir, termasuk di kawasan Villa Mas, Serpong Utara.
Salah satu proyek yang tengah berlangsung adalah pembangunan turap beton sepanjang 750 meter dan pemasangan bronjong sepanjang 200 meter dengan total volume mencapai 500 kubik.
Pekerjaan ini ditargetkan selesai pada akhir Oktober 2025 atau, jika memungkinkan, lebih cepat sebelum memasuki musim hujan.
Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan menjelaskan, bahwa proyek ini merupakan bagian dari total 30 titik pembangunan turap yang tersebar di berbagai wilayah Tangsel.
“Turap lama kita bongkar dan ganti dengan beton yang lebih tinggi dan kokoh. Bronjong juga dipasang untuk menahan tanah agar tidak longsor,” kata Pilar saat melakukan peninjauan ke lokasi proyek di Perumahan Villa Mas, Serpong, Rabu 15 Juli 2025.
Kemudian, Pilar menambahkan, beberapa titik pembangunan lainnya berada di kawasan PBI, Pondok Cabe, serta Vila Pamulang. Dan Seluruh proyek ini bersumber dari anggaran murni tahun 2025 dan ditargetkan rampung seluruhnya pada November.
Namun demikian, Pilar mengungkapkan, bahwa panjang turap di kawasan Villa Mas kemungkinan akan diperpanjang hingga ke area jembatan, lantaran pada perencanaan awal anggaran belum mencakup seluruh bentang yang diinginkan.
“Hal ini dilakukan agar aliran sungai tertutup sempurna hingga ke titik akhir konstruksi,” jelasnya.
Di sisi lain, Kepala Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi (SDA MBK) Tangsel, Robbi Cahyadi, menyebut bahwa proyek ini juga menghadapi sejumlah kendala, terutama terkait masalah lahan.
“Sebetulnya ini lahan sempadan Sungai Angke. Namun karena selama ini dimanfaatkan oleh warga sebagai fasilitas umum, maka saat proyek tanggul mulai dikerjakan, beberapa bagian harus dibongkar,” ujar Robbi.
Meski begitu, lanjut Robbi, koordinasi dengan masyarakat berjalan baik. Warga memahami bahwa pembangunan ini merupakan bagian dari upaya bersama untuk mengatasi banjir.
“Alhamdulillah, itu sudah terkomunikasikan dengan warga. Karena kita menangani ini juga demi kebaikan bersama,” imbuhnya.
Selain tantangan terkait lahan, kendala teknis di lapangan juga menjadi perhatian. Meski demikian, pihak kontraktor telah mengambil langkah-langkah antisipatif agar pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu.
“Sebetulnya kontraktor ngebut pada saat kemarau begini. Jadi mau tidak mau mereka menambah jam kerja. Karena nanti kalau hujan sudah mulai turun, repot. Kita upayakan saat musim hujan datang, tidak ada lagi pekerjaan terbuka. Kasihan kalau air melimpah,” tutupnya. (MARIO)