Pagi menyapa lembut di STKIP Al Hikmah Surabaya. Sinar matahari menerobos rindangnya pepohonan di halaman kampus, memantulkan cahaya hangat di antara dedaunan. Di kejauhan, beberapa mahasiswa tampak bersalaman dan bertegur sapa, sebagian lainnya menyiapkan media pembelajaran untuk praktik mengajar. Suasana kampus terasa damai, penuh semangat, tanpa hiruk pikuk yang berlebihan.
Bagi sebagian orang, kampus hanyalah tempat menimba ilmu. Namun bagi keluarga besar STKIP Al Hikmah, kampus ini ibarat rumah pembentukan diri. Tempat di mana ilmu tidak hanya diajarkan, tetapi juga dihidupkan dalam sikap dan nilai-nilai.
Di ruang Basement B-004, Ustaz Anwar sedang coaching kelas microteaching. Alih-alih hanya memberikan kritik saran, beliau mengajak mahasiswanya memahami esensi menjadi guru yang sesungguhnya. “Mengajar bukan sekadar menyampaikan materi,” ujarnya pelan, “tetapi tentang bagaimana menyentuh hati.” Kalimat sederhana itu menjadi pengingat yang kuat bagi para calon guru muda.
Mahasiswa di kampus ini terbiasa belajar dengan kesadaran yang lebih dalam. Mereka tidak hanya fokus pada nilai akademik, tetapi juga pada proses membangun kepribadian seorang pendidik. “Dulu saya mengira kuliah di kampus pendidikan hanya soal metode mengajar,” kata Nurul, mahasiswa semester 3. “Ternyata kami belajar tentang kesabaran, keikhlasan, dan tanggung jawab.”
Dari kegiatan microteaching, tersirat pesan sederhana: pendidikan tidak akan bermakna tanpa keteladanan. Karena itulah STKIP Al Hikmah dikenal bukan hanya sebagai kampus akademik, tetapi juga sebagai lembaga yang menanamkan nilai-nilai keislaman.
Menjelang sore, kampus mulai sepi. Langit oranye memantul di dinding gedung putih, dan beberapa mahasiswa masih tampak berbincang tentang tugas perkuliahan. “Capek sih, tapi bahagia,” ujar Rifqy sambil tersenyum lelah.
Di kampus kecil ini, kebahagiaan memang sederhana: belajar menjadi manusia yang berilmu dan berakhlak. Bagi mereka, menjadi guru bukan hanya cita-cita, tetapi panggilan untuk mengabdi dengan sepenuh hati.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”