Siapa sangka, buah yang setiap hari kita temui di meja makan seperti pisang ternyata punya potensi besar untuk menggerakkan ekonomi desa dan membuka peluang bisnis bagi anak muda. Salah satu jenis tanaman yang memiliki banyak keanekaragaman di Indonesia adalah pisang. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil pisang primer yang hingga saat ini tercatat lebih dari 200 jenis pisang ada di Indonesia. Buah pisang merupakan salah satu buah yang melimpah di Indonesia karena memiliki sifat yang cocok dengan iklim pertumbuhan di Indonesia. Di Indonesia pisang merupakan tumbuhan yang sering dikonsumsi sehari-hari dari mulai di makan langsung hingga di olah dengan olahan khusus sehingga menjadi lebih diminati oleh masyarakat (Arifki dan Barliana, 2018).
Namun, di balik melimpahnya produksi pisang, sebagian besar hasilnya masih dijual dalam bentuk segar tanpa pengolahan. Akibatnya, nilai jualnya rendah dan belum mampu memberikan dampak ekonomi yang maksimal bagi petani. Padahal, lewat pengembangan agroindustri, pisang bisa diolah menjadi berbagai produk bernilai tambah seperti keripik pisang, sale pisang, hingga tepung pisang yang berpotensi memperkuat daya saing produk lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Selain dikonsumsi langsung, pisang memiliki nilai gizi yang tinggi seperti kandungan kalium, magnesium, dan serat pangan yang baik untuk kesehatan, sehingga permintaan pasar terhadap buah ini relatif stabil sepanjang tahun. Namun, di balik potensi tersebut, terdapat sejumlah tantangan yang dihadapi petani pisang di Indonesia, seperti sifat buah yang mudah rusak (perishable), harga yang fluktuatif, serta rendahnya nilai jual bila hanya dijual dalam bentuk segar tanpa diolah. Kondisi ini menunjukkan pentingnya pengembangan agroindustri pisang agar dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi, memperpanjang umur simpan produk, dan memperluas pasar baik di tingkat nasional maupun internasional.
Pengembangan sektor agroindustri menjadi salah satu peluang untuk menciptakan pertanian yang bernilai tambah. Sektor agroindustri memegang kendali dalam memproses dan mentranformasikan bahan baku dari hasil pertanian menjadi barang-barang setengah jadi atau barang yang langsung dapat dikonsumsi. Di samping meningkatkan nilai tambah pertanian, pengembangan sektor agroindustri mampu menciptakan devisa, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mendorong berkembangnya sektor perekonomian lain, serta memperbaiki perekonomian pedesaan. Peran sektor agroindustri yang optimal, tentunya akan tercapai kelancaran proses produksi dan peningkatan nilai produk, yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan, penyerapan tenaga kerja, dan kesejahteraan Masyarakat (Nussy et al., 2022).
Rantai nilai agroindustri pisang meliputi tahap produksi, pengolahan, pengemasan, pemasaran, hingga pembentukan brand. Teknologi berperan dalam meningkatkan efisiensi produksi dan menciptakan produk olahan inovatif seperti keripik atau tepung pisang. Inovasi juga tampak pada kemasan yang menarik dan ramah lingkungan, serta strategi pemasaran digital yang menjangkau konsumen muda. Kewirausahaan menjadi penggerak utama untuk membangun brand lokal yang kuat dan berdaya saing. Melalui sinergi teknologi, inovasi, dan jiwa wirausaha, agroindustri pisang mampu mengubah komoditas tradisional menjadi produk bernilai tinggi dan modern.
Pisang kini jadi sumber inovasi bisnis lokal yang menjanjikan. Produk seperti Zanana Chips, Naela Chips, dan Lampung Banana Chips membuktikan keripik pisang bisa tampil modern dan bernilai tinggi. Ada juga sale pisang kemasan modern, tepung pisang untuk industri makanan sehat, serta kreasi kekinian seperti brownies dan minuman pisang. Inovasi ini bukan cuma menaikkan nilai tambah ekonomi, tapi juga menciptakan lapangan kerja baru di daerah. Pisang pun terbukti mampu jadi motor penggerak agroindustri lokal yang kreatif dan berdaya saing.
Generasi muda punya peran besar dalam menghidupkan agroindustri pisang lewat kreativitas dan inovasi. Mereka bisa terlibat dalam pengembangan produk, desain kemasan yang estetik, serta pemasaran digital lewat media sosial. Banyak contoh UMKM pisang yang sukses karena packaging-nya keren dan strategi online marketing-nya viral, membuktikan bahwa pertanian bisa dikemas dengan cara modern dan menarik. Dari sini, muncul pesan penting bahwa pertanian bukan cuma soal bertani, tapi juga tentang bisnis, inovasi, dan gaya hidup berkelanjutan yang bisa digerakkan oleh generasi muda.
Secara keseluruhan, agroindustri pisang menunjukkan bagaimana komoditas lokal bisa naik kelas lewat inovasi, teknologi, dan semangat kewirausahaan. Dari petani hingga pelaku muda kreatif, semua punya peran dalam membangun rantai nilai yang berkelanjutan. Pisang bukan hanya buah konsumsi, tapi simbol kemandirian pangan dan potensi ekonomi desa. Jika generasi muda terus terlibat, pertanian Indonesia tak hanya produktif, tapi juga relevan dengan zaman.
Daftar Pustaka:
– Arifki, H. H., dan Barliana, M. I. 2018. Karakteristik dan Manfaat Tumbuhan Pisang di Indoneisa: Review Artikel. Farmaka. Vol.16(3): 196-203.
– Nussy, V. J. M., Sahara, Azijab, Z., dan Amaliah, S. 2022. Covid-19 dan Kinerja Ekspor Sektor Agroindustri Indonesia: Pendekatan Analisis Input-Output. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan. Vol.11(1): 56-74.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”