Indramayu, Jawa Barat – Di tengah derasnya arus transformasi digital, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dituntut untuk beradaptasi agar tetap bertahan dan berkembang. Namun kenyataannya, banyak pelaku UMKM di daerah masih mengandalkan cara konvensional dalam memasarkan produk. Hal ini pula yang dialami oleh para pelaku usaha di Desa Karangsong, Indramayu, yang meski memiliki potensi besar di sektor perikanan, pariwisata, dan ekonomi kreatif, sebagian besar belum memaksimalkan teknologi digital dalam strategi bisnis mereka.
Menjawab tantangan ini, tim dosen dan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Jakarta (UNJ) melaksanakan program pengabdian masyarakat bertajuk “AI-Powered Branding dengan Pemanfaatan ChatGPT untuk Promosi UMKM Kompetitif (SDGs 9)” pada 11 Juni 2025. Kegiatan ini bertujuan memperkenalkan pemanfaatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), khususnya ChatGPT, sebagai solusi branding digital yang praktis, murah, dan relevan bagi UMKM.
Tantangan UMKM di Karangsong
Berdasarkan pemetaan awal, lebih dari 70% UMKM Karangsong masih mengandalkan metode pemasaran tradisional. Hanya sekitar 30% yang menggunakan media sosial, dan kurang dari 10% yang telah menerapkan strategi branding digital secara terstruktur. Kendala utama meliputi rendahnya literasi digital, keterbatasan sumber daya, serta kurangnya pengetahuan mengenai strategi promosi berbasis teknologi.
Padahal, menurut berbagai studi internasional, pemanfaatan AI terbukti mampu meningkatkan interaksi pelanggan, mempercepat respons promosi, hingga mendorong peningkatan penjualan. Sayangnya, keterbatasan SDM dan infrastruktur membuat banyak UMKM di desa ini belum bisa memanfaatkan peluang tersebut.
ChatGPT sebagai Solusi Branding Digital
Melalui program ini, para peserta diperkenalkan dengan ChatGPT, sebuah platform berbasis AI yang dapat menghasilkan teks secara otomatis sesuai kebutuhan pengguna. ChatGPT tidak hanya membantu membuat deskripsi produk yang menarik, tetapi juga mampu merancang kampanye promosi. Dalam sesi pelatihan, para pelaku UMKM diajak mempraktikkan cara menyusun prompt (instruksi atau perintah kepada ChatGPT) untuk menghasilkan konten promosi. Mereka belajar bagaimana merancang caption media sosial yang persuasif, mendeskripsikan produk dengan gaya bahasa yang sesuai target pasar, hingga menulis ajakan pembelian (call-to-action/CTA) yang efektif.
“Awalnya saya kira sulit, tapi ternyata mudah. Hanya dengan mengetik beberapa instruksi, saya bisa mendapatkan tiga contoh caption Instagram untuk produk kuliner saya. Sangat membantu dan hemat waktu,” ujar salah satu peserta pelatihan.
Antusiasme Tinggi dari Peserta
Kegiatan yang digelar diikuti oleh puluhan pelaku UMKM dari berbagai sektor, mulai dari kuliner, kerajinan tangan, hingga jasa wisata. Antusiasme terlihat sejak sesi sosialisasi, di mana 87% peserta aktif bertanya dan berdiskusi mengenai penerapan AI dalam bisnis mereka.
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa peserta memahami konsep dasar digital branding dan pemanfaatan ChatGPT, peserta berhasil menyusun prompt efektif untuk menghasilkan konten promosi sesuai produk masing-masing, peserta terlibat aktif dalam diskusi dan praktik langsung.
Temuan ini menunjukkan bahwa dengan metode pembelajaran praktis, UMKM di daerah sekalipun mampu menguasai teknologi baru yang mendukung transformasi digital usaha mereka.
Dukungan untuk SDGs 9
Program ini juga menjadi wujud nyata kontribusi perguruan tinggi terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Melalui penguatan kapasitas digital UMKM, diharapkan terjadi peningkatan daya saing sekaligus terciptanya ekosistem ekonomi lokal yang lebih tangguh di era digital.
Lebih jauh, keterlibatan mahasiswa UNJ dalam program ini selaras dengan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Mahasiswa tidak hanya berperan sebagai fasilitator, tetapi juga ikut belajar secara langsung bagaimana teknologi dapat diterapkan dalam konteks nyata pemberdayaan masyarakat.
Harapan Ke Depan
Meski berhasil memberikan dampak positif, tantangan masih ada. Beberapa peserta menghadapi keterbatasan akses internet, sementara perbedaan literasi digital membuat fasilitator harus memberikan pendampingan intensif. Namun, hal ini justru menjadi pelajaran berharga bahwa transformasi digital harus dilakukan secara bertahap dan inklusif.
Penutup
Program pengenalan ChatGPT bagi UMKM Karangsong membuktikan bahwa teknologi AI dapat diakses dan dimanfaatkan oleh siapa saja, termasuk pelaku usaha kecil di pedesaan. Dengan pendekatan yang tepat, UMKM tidak hanya mampu beradaptasi dengan perubahan zaman, tetapi juga berpeluang memperluas pasar dan meningkatkan daya saing.
Transformasi digital bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan. Melalui dukungan akademisi, mahasiswa, dan sinergi dengan masyarakat, UMKM Indonesia diharapkan semakin siap menghadapi era ekonomi berbasis inovasi.
Tentang Penulis
Inkreswari Retno Hardini adalah dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Jakarta yang fokus pada bidang Teknologi Informasi dan Smart City dan memiliki fokus riset pada dua bidang tersebut.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”