SURABAYA, Selasa 15 Juli 2025, setelah doa bersama yang dipimpin dari sentral melalui pengeras suara yang menempel pada dinding dekat langit-langit setiap kelas, peserta didik SMP Santo Yosef Surabaya diarahkan untuk turun ke langan upacara bersama jajaran guru, staf TU, Pegawai Perpustakaan, Pembantu Pelaksana, dan Tenaga Keamanan sekolah.
Suasana pagi di halaman SMP Santo Yosef Tarakanita Surabaya tampak semarak dan penuh semangat pada hari pertama masuk sekolah, Selasa (15/7). Seluruh siswa, guru, dan karyawan mengikuti Upacara Pembukaan Tahun Ajaran 2025/2026 yang dirangkai dengan pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi peserta didik baru kelas VII.
Upacara dipimpin langsung oleh Kepala Sekolah, Margareta Fitri Agustina yang dalam sambutannya mengajak seluruh warga sekolah untuk memulai tahun ajaran dengan penuh semangat, disiplin, dan komitmen terhadap nilai-nilai kasih, integritas, serta semangat belajar yang tinggi.
Peserta didik yang hadir di lapangan langsung berbaris menempati posisi yang sudah ditentukan beberapa menit sebelum pemimpin upacara memasuki lapangan upacara. Berbeda dengan upacara pengibaran bendera yang dilakukan setiap hari Senin, upacara kali memiliki beberapa sesi tambahan yaitu, laporan ketua panitia MPLS kepada kepala sekolah yang pada saat upacara bertugas sebagai Pembina upacara, pengalungan papan nama kepada perwakilan gugus siswa kelas 7 sebagai simbol dimulainya kegiatan MPLS, pengenalan guru dan karyawan kepada seluruh peserta didik, tampilan yel-yel setiap gugus siswa kelas 7 yang terdiri dari gugus mulai dari gugus macan, cenderawasih, dan badak.
Bagian terakhir dan tidak kalah penting dari keseluruhan acara pembukaan MPLS hari ini adalah pembacaan dan penandatanganan ikrar anti perundungan oleh seluruh peserta didik SMP Santo Yosef sebagai bentuk komintmen warga SMP Santo Yosef dalam gerakan menciptakan sekolah ramah anak. Gerakan ini tidak hanya menargetkan peserta didik tetapi juga guru dan karyawan. Hal ini disampaikan oleh Margareta Fitri Agustina, kepala sekolah SMP Santo Yosef Surabaya dalam sambutannya sebagai pembina upacara.
Ikrar anti perundungan mendapat respon positif dari peserta didik. Hal ini terkonfirmasi ketika diadakan wawancara dengan siswa. Josua, siswa kelas 9-B merasa perlu adanya gerakan anti perundungan demi mengatasi dampak yang timbul akibat perundungan. Menurutnya, hal ini akan membantu siswa untuk lebih matang dalam pembelajaran. Senada dengan Josua, Vincent dari kelas 9-A menyampaikan bahwa ikrar anti perundungan penting untuk dilakukan karena hal ini akan membantu menertibkan siswa untuk menghindari perilaku perundungan. Dirinya berharap agar kedepannya perilaku perundungan semakin berkurang.
Dengan semangat kebersamaan dan komitmen terhadap nilai-nilai anti perundungan, SMP Santo Yosef Tarakanita Surabaya berharap seluruh siswa dapat menjalani tahun ajaran baru ini dengan gembira, aman, dan penuh prestasi.