Desa Sidomulyo, Jabung, Malang, 27 Juli 2025 – Mahasiswa sebagai agen perubahan memiliki peran penting dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di tengah masyarakat. Melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN), mahasiswa tidak hanya belajar memahami kehidupan sosial di desa, tetapi juga dituntut untuk memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat setempat. Kelompok KKN 44 Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, mengangkat salah satu isu penting dalam pengabdian ini, yaitu mengenai kebersihan lingkungan dan pengelolaan bank sampah, yang direalisasikan dalam bentuk program Sosialisasi Kebersihan Lingkungan dan Pengelolaan Bank Sampah di Dusun Mangunrejo, Desa Sidomulyo, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang.
Kebersihan lingkungan merupakan masalah yang cukup serius di Desa Sidomulyo. Permasalahan utama yang tim KKN 44 FIA UB temui di survei awal adalah kebiasaan masyarakat membakar atau membuang sampah sembarangan, terutama di sungai dan lahan kosong. Minimnya fasilitas pengelolaan sampah serta kurangnya kesadaran masyarakat menjadi tantangan yang harus dihadapi bersama. Oleh karena itu, tim KKN 44 FIA UB membuat program mengenai Sosialisasi Kebersihan Lingkungan dan Pengelolaan Bank Sampah yang mengangkat tema “Bersih Lingkunganku, Sehat Hidupku”, pada hari Rabu, 23 Juli 2025.
Adapun kegiatan yang dilakukan oleh tim KKN 44 FIA UB adalah memberikan edukasi dalam bentuk sosialisasi kepada warga. Dalam kegiatan ini, disampaikan penjelasan mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, bahaya sampah plastik, serta cara-cara memilah sampah organik dan anorganik, juga cara pengelolaan bank sampah. Dalam kegiatan ini, tim KKN 44 FIA UB turut mengundang pemateri dari mahasiswa, yaitu Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIA UB dan Direktur Jenderal Kebijakan Lingkungan Eksekutif Mahasiswa (EM) Universitas Brawijaya.
Dalam sosialisasi tersebut disampaikan bahwa bank sampah merupakan salah satu solusi dalam menciptakan lingkungan bersih dan asri. Bank sampah memiliki dampak positif bagi berbagai pihak, baik masyarakat, pemerintah desa, maupun lingkungan sekitar. Disampaikan pula proses pengelolaan sampah melalui bank sampah, yakni dengan melakukan pemilihan terhadap sampah yang dapat didaur ulang dan sampah yang tidak dapat didaur ulang, juga melakukan pemilihan terhadap sampah yang memiliki nilai daya jual bagi masyarakat, seperti pembuatan kursi dari ban bekas dan lain- lain. Tujuan bank sampah bukan hanya tentang melestarikan lingkungan, tetapi juga dapat memberikan kebermanfaatan nilai ekonomis bagi masyarakat sekitar.
Konsep dasar bank sampah: pengumpulan → pemilihan → penimbangan → pencatatan administrasi
Pengumpulan:
- a) warga menyetorkan sampah anorganik di lokasi bank sampah yang telah ditentukan;
- b) pengurus bank sampah yang mendatangi ke rumah warga sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
Pemilihan:
- a) sampah dipilah berdasarkan kategori sampah organik dan anorganik untuk pendistribusian;
- b) sampah dipilah dengan syarat kering dan bersih untuk mempermudah pengelolaan.
Penimbangan:
- a) sampah yang telah dipilah ditimbang berdasarkan jenisnya dan dicatat dalam buku tabungan sampah;
- b) sampah yang disetorkan ditentukan beratnya.
Pencatatan administrasi:
- a) dicatat setelah ditimbang;
- b) hasil pengukuran dikonversi menjadi nilai jual atu rupiah yang ditulis dalam bentuk buku tabungan;
- c) dibutuhkan buku pencatatan, seperti buku setoran warga, dll.
Apabila belum ada pengelolaan, bank sampah bisa diangkut dan diberikan kepada sumber bahan baku industri rumah tangga.
“Kalau kita menganggap desa kita adalah tubuh kita, maka kita akan memiliki kesadaran menjaga lingkungan dan mengurangi sampah.” Ungkap Fitra, Presiden BEM FIA UB.
Dalam menjaga lingkungan, kita tidak bisa sendiri tapi harus bareng-bareng, “Semua harus punya peran! Semua harus ikut serta! Sedoyo kudu melu obah!”
Di samping memberikan edukasi melalui kegiatan sosialisasi, tim KKN 44 FIA UB juga membuat poster dan papan informasi tentang larangan membuang sampah sembarangan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan mendorong kesadaran warga setempat untuk turut menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.
“Sampah merupakan peluang untuk menuju desa yang bersih, sehat, dan mandiri jika dikelola dengan baik, yang menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi.” Ungkap Ruth Gabriella Manik
Keberhasilan program ini tentunya tidak lepas dari dukungan pemerintah desa dan antusiasme dari masyarakat setempat yang menyadari pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Dengan terjalinnya kerjasama antara mahasiswa KKN dengan pemerintah desa, diharapkan dapat menciptakan kebermanfaatan yang kecil namun bermakna. Dimulai dari edukasi Sosialisasi Kebersihan Lingkungan dan Pengelolaan Bank Sampah, tim KKN 44 FIA UB berharap dapat menjadi langkah awal untuk melestarikan, mencintai, menjaga, dan merawat lingkungan. Dengan lingkungan yang bersih dan masyarakat yang peduli, diharapkan dapat turut menciptakan masa depan desa yang lebih sehat, lestari, dan mandiri.
#PkM/KKNFIA2025
#DesaSidomulyo
#BersamaMengabdi