Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) yang tergabung dalam program Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK) telah melaksanakan kegiatan sosialisasi dan talkshow bertema Kesetaraan Gender di SMK TELKOM 2 Medan pada tanggal 24 Oktober 2025. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk implementasi pembelajaran berbasis proyek yang bertujuan meningkatkan pemahaman siswa mengenai konsep gender, stereotip sosial, serta urgensi keadilan berbasis gender dalam ruang pendidikan.
Kegiatan ini dipandu oleh mahasiswa kelompok 9 MKWK USU yang berjumlah 21 orang di bawah bimbingan dosen fasilitator Dr. Ria Manurung, M.Si,. Pelaksanaan kegiatan meliputi sesi pemutaran video tematik, penyampaian materi DEI, diskusi interaktif, serta sesi tanya jawab yang mendorong partisipasi aktif dari siswa SMK TELKOM 2 Medan. Selain itu, siswa juga diberi kesempatan untuk menyampaikan pandangan dan refleksi terkait pengalaman personal dalam menghadapi stereotip gender.
Pelaksanaan kegiatan dimulai dengan pemutaran video tematik yang menggambarkan contoh kasus stereotip gender dan implikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Video ini dimaksudkan untuk membuka wawasan siswa melalui ilustrasi nyata yang relevan dengan pengalaman mereka. Setelah itu, narasumber menyampaikan materi DEI secara sistematis, mencakup konsep dasar keberagaman (Diversity), urgensi kesetaraan gender sebagai wujud dari Keadilan (Equity), serta langkah-langkah menciptakan lingkungan belajar yang Inklusif (Inclusion). Pemaparan materi juga secara khusus menjelaskan keterkaitan ketiga pilar DEI dengan isu gender, misalnya bagaimana keberagaman jenis kelamin dan gender perlu diiringi dengan kebijakan yang adil (equity) dan lingkungan yang menerima (inclusion) untuk menciptakan kesetaraan yang substantive. Materi dipaparkan secara kontekstual sehingga siswa dapat menghubungkannya dengan situasi sosial di sekolah maupun di masyarakat. Topik ini relevan dengan hasil data riset terkait kesempatan dan peluang perempuan yang diabaikan meskipun memiliki kemampuan yang lebih dari laki-laki. Melalui pemaparan materi dengan konsep topik DEI ini diharapkan akan mendorong agar setiap orang memiliki partisipasi aktif dan pengaruh yang setara dalam pengambilan keputusan dan proses sosial, serta menghormati dan memahami perspektif pengalaman yang berbeda.
Interaksi antara narasumber dan peserta berjalan dengan produktif. Para siswa menunjukkan antusiasme dengan mengajukan pertanyaan terkait batasan peran gender, representasi perempuan dalam kepemimpinan, serta urgensi pemberian peluang yang setara dalam berbagai bidang sosial maupun profesional. Respons ini menunjukkan adanya peningkatan sensitivitas terhadap isu gender serta terbentuknya ruang refleksi kritis di dalam kelas.
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan, siswa juga diajak untuk menuliskan aspirasi mereka pada spanduk “Suara Kesetaraan”, di mana mereka bebas mengekspresikan pesan dukungan terhadap lingkungan sekolah yang lebih adil dan bebas bias gender.
Salah satu siswa peserta kegiatan menyampaikan, “awalnya kami menganggap kesetaraan gender hanya isu sosial biasa, tetapi setelah mengikuti kegiatan ini, kami mulai memahami bahwa stereotip gender bisa membatasi kesempatan dan kepercayaan diri seseorang.”
Sementara itu, perwakilan pihak sekolah menyatakan dukungannya terhadap kegiatan ini dan berharap kerja sama akademik dengan USU dapat terus dilanjutkan pada tema-tema mendidik lainnya. Kegiatan dokumentasi pelaksanaan proyek juga dilakukan secara sistematis melalui penyusunan catatan kegiatan, pengambilan foto, dan pengumpulan refleksi peserta.
Sebagai penutup kegiatan, seluruh siswa, mahasiswa, dan narasumber berfoto bersama sebagai dokumentasi resmi kegiatan serta simbolisasi komitmen terhadap lingkungan belajar yang setara dan inklusif.
Kegiatan ini memberikan dampak pembelajaran timbal balik: siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai isu gender, sementara mahasiswa USU memperoleh pengalaman langsung dalam menyampaikan materi sosial dan menjalin hubungan komunikasi edukatif dengan lingkungan sekolah menengah. Kedepannya, kegiatan serupa diharapkan dapat dilanjutkan secara periodik untuk memperkuat pendidikan karakter dan pembentukan budaya sekolah yang humanis, adil, dan inklusif.
Selain itu, kegiatan ini juga berfungsi sebagai sarana implementasi pembelajaran kontekstual bagi mahasiswa USU. Mereka tidak hanya bertindak sebagai penyampai materi, tetapi juga sebagai fasilitator dialog dan mediator pemahaman sosial, sehingga mampu mengembangkan keterampilan komunikasi, empati interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis yang diperlukan dalam interaksi dengan komunitas pendidikan. Dengan melibatkan mahasiswa secara langsung dalam proses edukasi, kegiatan ini turut mendukung penguatan karakter mahasiswa sebagai agen pembawa perubahan sosial di tengah masyarakat pendidikan.
Kegiatan ini berada dalam kerangka tujuan MKWK USU yang menekankan pentingnya pembelajaran berbasis proyek untuk mendorong pengalaman akademik yang lebih autentik dan berdampak nyata. Melalui kegiatan ini, mahasiswa belajar untuk merancang, mengelola, dan mengevaluasi program edukasi sosial di lapangan secara profesional. Dengan dukungan dari pihak sekolah serta respon positif dari siswa, kegiatan ini menjadi model kolaborasi yang efektif antara perguruan tinggi dan institusi pendidikan menengah dalam membangun atmosfer pembelajaran yang lebih berorientasi pada nilai-nilai inklusivitas dan kemanusiaan.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”




































































