Oleh: Qoni Mutia Salsabilla
Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan ataupun informasi antar pihak. Namun dengan teknologi digital yang telah berkembang pesat, hal ini tentu memengaruhi cara masyarakat tepatnya mahasiswa dalam berkomunikasi. Yang mulanya komunikasi itu hanya dilakukan secara langsung, kini mereka sudah banyak berkomunikasi melalui media pesan digital. Apalagi semenjak pandemi Covid-19, digitalisasi semakin mendominasi dan akibatnya banyak orang yang berkomunikasi melalui media digital. Kemudian, hal ini juga mengancam kemampuan komunikasi interpersonal dalam hubungan sosial. Komunikasi interpersonal sendiri merupakan proses interaksi langsung yang dilakukan antara dua orang atau lebih yang melibatkan pertukaran pesan berupa informasi, gagasan, dan perasaan (Mutmainnah et al., n.d.)
Penyebab penurunan keterampilan komunikasi interpersonal pada masa kini dikarenakan ketergantungan akan perangkat digital, rasa nyaman, serta lamanya durasi suatu individu/kelompok tidak melakukan interaksi secara langsung. Saat pandemi Covid-19, beberapa dari mereka menemukan kenyamanan di ‘dunia baru’ mereka. Pertemanan lintas daerah banyak terjalin pada era tersebut. Mereka merasa bebas berekspresi dan bebas menunjukkan sisi pribadi yang lain di dunia maya. Hal ini menjadi tantangan bagi mahasiswa yang belum mampu lepas dari zona nyaman tersebut.
Kondisi tersebut menyebabkan seseorang merasa terlalu nyaman dan leluasa mengekspresikan dirinya di dunia maya, namun justru menunjukkan sikap yang berlawanan di kehidupan nyata. Misalnya, seseorang dapat tampil dengan ekspresif saat berinteraksi secara daring karena tidak berhadapan langsung dengan respons lawan bicaranya, sedangkan dalam interaksi tatap muka ia cenderung menjadi pasif dan enggan menyampaikan pendapat akibat kekhawatiran terhadap reaksi yang mungkin muncul. Apabila terus menghindari komunikasi interpersonal, hal-hal seperti kedekatan emosional, pemahaman bahasa tubuh, dan empati yang didapat melalui komunikasi interpersonal itu dapat menurun. Selain itu, keterampilan sosial yang penting dalam kehidupan sosial seperti negosiasi, empati, dan resolusi konflik juga terancam apabila mereka terus terisolasi dari interaksi tatap muka dengan orang lain secara berkepanjangan. (Nursih Wahyuni et al., 2025)
Sebagai mahasiswa, kemampuan komunikasi interpersonal merupakan keterampilan yang penting dalam hal akademik maupun sosial. Jadi, untuk menghadapi tantangan yang ada, kita sebagai mahasiswa selain memahami teori semata, juga dapat melakukan pelatihan untuk diri sendiri terlebih dahulu melalui praktik interaksi langsung di kehidupan sehari-hari. Mula-mula, strategi efektifnya bagi mahasiswa adalah dengan aktif berkontribusi dalam tugas kelompok. Melalui kerja kelompok, mahasiswa dapat belajar bagaimana penyampaian ide yang jelas dan mudah dipahami. Selanjutnya, selain melatih berbicara, kita juga dapat terlatih mendengarkan pendapat serta mengelola perbedaan pandangan yang ada. Proses tersebutlah yang melatih elemen utama dalam komunikasi interpersonal seperti kemampuan bernegosiasi, empati, dan kerja sama.
Kemudian, selain di lingkungan akademik, terdapat lingkungan lainnya yang bisa menjadi ruang untuk melatih komunikasi interpersonal. Lingkungan tersebut adalah lingkungan tempat tinggal mahasiswa, yang umumnya nge-kos. Mahasiswa juga bisa menjadikan kos sebagai ruang penting dalam melatih komunikasi interpersonal. Apabila mahasiswa mampu menjalin komunikasi yang baik dalam batas wajar dengan tetangga kos-nya melalui sapaan, diskusi ringan, atau kerja sama dalam menjaga kenyamanan bersama, maka kepekaan sosial, keterampilan menyampaikan pesan secara sopan, dan hubungan sosial yang harmonis di lingkungan tempat tinggal dapat tercapai.
Lalu, komunikasi interpersonal juga dapat dilatih melalui interaksi sosial sederhana dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Hal sederhana tersebut bisa berupa berkomunikasi dengan pedagang di warung kelontong yang juga biasa dikenal sebagai warung madura. Aktivitas seperti menyapa penjaga warung, melakukan transaksi jual beli, atau berbincang singkat. Kegiatan-kegiatan seperti itu memungkinkan mahasiswa melatih keberanian memulai komunikasi dan membangun relasi dengan orang yang belum dikenal. Interaksi ini dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa untuk menyesuaikan gaya bahasa dan sikap sesuai lawan bucaranya.
Selanjutnya, apabila terdapat transportasi umum di wilayah tersebut, maka hal tersebut juga dapat memberikan berbagai manfaat selain sebagai sarana mencapai lokasi tujuan. Dalam transportasi umum tentu terdapat penumpang dengan usia, latar belakang, profesi, dan tujuan yang beragam. Dengan hal tersebut, ruang interaksi sosial pun dapat ditemukan. Hal inilah yang menjadi peluang mahasiswa untuk melatih keterampilan komunikasi interpersonalnya dengan catatan tetap berhati-hati atau waspada. Baik dimulai dari menanyakan rute, menawarkan tempat duduk, atau memulai atau justru merespon percakapan singkat. Karena dengan komunikasi interpersonal melalui transportasi umum ini, mahasiswa bisa mendapatkan hal-hal bermanfaat seperti berani memulai interaksi dengan orang asing, mengenal orang baru, dan bisa terhindar dari permainan biaya.
Dengan demikian, sebagai mahasiswa, pengembangan komunikasi interpersonal dapat dilakukan melalui berbagai cara. Tergantung bagaimana mahasiswa menyadari dan menyikapi hal-hal yang ada di sekitarnya. Karena hal sekecil terlibat aktif dalam tugas kelompok pun mampu menciptakan mahasiswa yang mampu mengkomunikasikan pandangannya. Kemudian interaksi di warung pun mampu melatih cara mahasiswa menyesuaikan gaya bicara, dan apabila beruntung, mahasiswa pun bisa akrab dan mendapatkan potongan harga. Lalu, komunikasi dengan tetangga kos juga dapat memberikan dampak positif berupa terjaganya keamanan serta keharmonisan lingkungan. Dan yang terakhir, transportasi umum sebagai sarana pertukaran informasi tidak tertulis.
Daftar Pustaka
Mutmainnah, A. L., Ramadhanti, E. A., & Milad, M. K. (n.d.). INTERPERSONAL CHALLENGES AND IMPACTS OF DIGITALIZATION ON INTERPERSONAL COMMUNICATION. https://jicnusantara.com/index.php/jiic
Nursih Wahyuni, I., Mukhroman, I., & Kania Kurniawati, N. (2025). Transformasi Interaksi Sosial: Dampak Media Sosial terhadap Pola Komunikasi Interpersonal Mahasiswa di Era Digital. In Journal of Scientific Communication (Vol. 7,
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”









































































