Bahasa memainkan peran yang sangat krusial di lingkungan kampus, terutama dalam kegiatan belajar dan komunikasi akademis. Di universitas, bahasa tidak hanya berperan sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai sarana utama untuk menyampaikan ide-ide ilmiah, membentuk identitas intelektual, dan mengembangkan keterampilan komunikasi mahasiswa. Keterampilan dalam bahasa akademik merupakan hal penting yang mendukung keberhasilan mahasiswa dalam memahami materi kuliah, menulis karya ilmiah, dan terlibat dalam diskusi akademis.
Penelitian mengungkapkan bahwa penerapan bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah di lingkungan kampus masih mengalami berbagai hambatan. Daulay et al. (2025) menunjukkan bahwa mahasiswa sering menghadapi tantangan dalam menggunakan bahasa Indonesia yang secara efektif dan sesuai dengan konteks akademis. Kesulitan ini dipengaruhi oleh kebiasaan menggunakan bahasa daerah atau bahasa informal dalam interaksi sehari-hari, yang berpengaruh pada mutu komunikasi akademik di kelas maupun dalam penulisan ilmiah.
Selain itu, ketepatan pemakaian bahasa juga sangat berhubungan dengan kejelasan arti dalam komunikasi akademik. Pemakaian bahasa yang tidak benar dapat menyebabkan kebingungan dan salah paham, khususnya saat menjelaskan konsep-konsep ilmiah. Felisha et al. (2024) menegaskan bahwa penggunaan bahasa Indonesia yang tepat dan teratur sangat penting dalam mengurangi kebingungan dalam komunikasi akademik, sehingga pesan yang disampaikan dapat dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan.
Dalam lingkungan kehidupan mahasiswa, penggunaan bahasa di kampus juga mencerminkan adanya perbedaan antara situasi yang formal dan informal. Mahasiswa biasanya menggunakan bahasa formal dalam konteks akademik, terutama saat berkomunikasi dengan dosen atau menyusun tugas kuliah, tetapi mereka beralih ke bahasa informal dalam interaksi sosial di kehidupan sehari-hari. Ar Ridho et al. (2024) menemukan bahwa fenomena ini mencerminkan kemampuan siswa dalam menyesuaikan bahasa mereka untuk berbagai konteks komunikasi, meskipun penggunaan bahasa santai yang berlebihan dapat memengaruhi kebiasaan berbahasa dalam konteks akademik.
Sebaliknya, praktik peralihan bahasa (code-switching) juga sering terjadi di lingkungan kampus, terutama dalam proses pembelajaran yang melibatkan istilah-istilah teknis. Kholiq (2025) menyampaikan bahwa perubahan bahasa dapat membantu mahasiswa dalam memahami konsep tertentu, namun tetap harus diawasi agar tidak mengurangi dominasi bahasa Indonesia sebagai bahasa akademik utama.
Oleh karena itu, peningkatan kemampuan berbahasa mahasiswa di lingkungan kampus menjadi suatu kebutuhan yang sangat mendesak. Perguruan tinggi harus meningkatkan penggunaan bahasa akademik yang baik dengan cara pembiasaan, pelatihan penulisan ilmiah, dan penguatan literasi bahasa. Usaha ini tidak hanya memperkuat kualitas komunikasi di dunia akademis, tetapi juga membentuk karakter intelektual mahasiswa yang berpikir kritis, terstruktur, dan bertanggung jawab dalam pendekatan ilmiah.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”










































































