Surabaya, 25 Mei 2025 – Meski jumlah kasus malaria di Indonesia terus menurun dalam satu dekade terakhir, penyakit ini belum sepenuhnya hilang. Kementerian Kesehatan mencatat bahwa pada tahun 2023, masih terdapat lebih dari 250 ribu kasus malaria klinis di berbagai wilayah, terutama di daerah timur Indonesia seperti Papua, NTT, dan Maluku.
Malaria disebabkan oleh parasit kecil yang hidup di dalam darah manusia, yang disebut Plasmodium, ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Gejalanya meliputi demam tinggi, menggigil, nyeri otot, dan lemas. Jika tidak segera ditangani, malaria dapat menyebabkan komplikasi serius bahkan kematian, terutama jika disebabkan oleh parasit Plasmodium falciparum.
Saat ini, pengobatan malaria mengandalkan terapi kombinasi berbasis artemisinin (ACT). Jenis obat ini direkomendasikan oleh WHO dan telah terbukti efektif dalam mengobati malaria falciparum.
Tantangan baru muncul: resistensi obat.
Beberapa laporan dari Asia Tenggara dan Afrika menunjukkan bahwa parasit penyebab malaria mulai menjadi kebal terhadap obat ACT (Artemisinin-based Combination Therapy), yaitu obat utama yang selama ini digunakan untuk mengobati malaria. Apabila obat ini tidak lagi efektif, maka usaha dunia untuk menghilangkan malaria bisa tertunda bertahun-tahun.
Selain itu, malaria yang disebabkan oleh jenis Plasmodium vivax juga lebih sulit ditangani. Parasit ini bisa masuk ke hati dan bersembunyi dalam keadaan tidak aktif seperti “tidur” selama beberapa minggu atau bulan. Walaupun orangnya sudah merasa sembuh, parasit ini bisa “bangun” kembali dan menyebabkan malaria kambuh. Untuk mencegah kambuh, pasien perlu minum obat tambahan seperti primaquine atau tafenoquine, yang bekerja untuk membunuh parasit yang bersembunyi di hati. Namun, tidak semua orang aman mengonsumsi obat ini. Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk memastikan obatnya tidak menyebabkan efek samping serius.
Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat untuk:
- Tidur menggunakan kelambu
- Gunakan obat anti nyamuk
- Menguras tempat penampungan air secara rutin
- Segera memeriksakan diri jika mengalami demam, terutama setelah bepergian ke daerah endemis
Kunci mengalahkan malaria ada pada pencegahan, pengobatan yang tepat, dan kesadaran bersama dimulai dari diri sendiri, diperkuat oleh dukungan lingkungan.
Disusun Oleh :
- Rahmadinah Diva Zhavira
- Asrol Anas
- Sabrina Cantika Aura
- Muhammad Irfan Adi Wibowo
- Elqisha Avatry Maula
Mahasiswa Semester 4 Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”