Jakarta Timur, Juni 2025 — Sekelompok mahasiswa dari Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) menggagas program inovatif bertajuk Gerakan Bank Sampah, sebuah upaya pemberdayaan masyarakat untuk mengatasi permasalahan sampah yang semakin kompleks, khususnya di wilayah Sentra Timur Residence, Pulogebang.
Program ini digagas oleh mahasiswa kelas 19.1A.11 Jatiwaringin, dengan ketua pelaksana Muhammad Pratomo dan melibatkan 9 anggota tim. Inisiatif ini tidak hanya menyasar aspek lingkungan, tetapi juga menyentuh nilai-nilai sosial dan ekonomi masyarakat.
⸻
Solusi Berbasis Masyarakat
Program ini hadir sebagai tanggapan terhadap kenyataan bahwa lebih dari 70% sampah rumah tangga di wilayah mitra belum terpilah, yang menyebabkan pencemaran lingkungan dan potensi risiko kesehatan.
Melalui pendekatan berbasis komunitas, program ini menawarkan:
•Pembentukan Bank Sampah dengan sistem tabungan berbasis sampah.
•Edukasi dan pelatihan pemilahan dan pengolahan sampah kepada warga.
•Pemanfaatan sampah organik menjadi kompos atau energi alternatif seperti biogas.
•Penjualan sampah anorganik ke mitra pengumpul, yang hasilnya dapat ditabung atau diuangkan oleh warga.
⸻
Metode dan Implementasi
Kegiatan ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan penting:
1.Sosialisasi kepada warga untuk mengenalkan konsep dan manfaat bank sampah.
2.Pembentukan struktur organisasi dengan melibatkan relawan dan pengurus lokal.
3.Penyediaan sarana seperti tong sampah terpilah, alat timbang, dan buku tabungan.
4.Monitoring dan evaluasi bulanan untuk menilai efektivitas program.
Program ini juga didukung oleh dana sebesar Rp830.000, yang dialokasikan untuk alat peraga, konsumsi peserta, banner sosialisasi, serta biaya mobilisasi kegiatan
Menanamkan Nilai-Nilai Pancasila
Uniknya, program ini juga mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam pelaksanaannya:
•Ketuhanan melalui tanggung jawab menjaga lingkungan sebagai amanah Tuhan.
•Kemanusiaan lewat pemberdayaan komunitas.
•Persatuan dengan menggalang kolaborasi lintas elemen warga.
•Kerakyatan melalui musyawarah warga dalam pengambilan keputusan.
•Keadilan Sosial dengan mendistribusikan manfaat ekonomi secara merata.
Target dan Dampak
Jadwal kegiatan terbentang selama enam bulan, dimulai dari sosialisasi, pembentukan bank sampah, hingga penjualan hasil daur ulang
Penutup
Program Gerakan Bank Sampah ini tidak hanya menghadirkan solusi terhadap persoalan lingkungan, tetapi juga memperkuat solidaritas sosial dan kesadaran warga. Diharapkan, langkah konkret ini dapat menjadi model pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang dapat direplikasi di berbagai wilayah Indonesia lainnya.