Nelayan dari Persawahan: Belajar dari Legenda Desa Blacanan
Apa jadinya jika sawah yang subur berubah menjadi tambak? Jika air laut tiba-tiba naik tanpa hujan? Inilah kisah Desa Blacanan, desa kecil di pesisir Jawa yang menyimpan pelajaran besar bagi kita semua.
Melalui buku cerita anak “Nelayan dari Persawahan: The Legend of Blacanan”, dua penulis muda dari KKN-T IDBU Tim 15 Universitas Diponegoro, Hanifah Az-zahra Lutfi (mahasiswa S1 Sastra Inggris) dan Maeva Putri Wulandari (mahasiswa D4 Bahasa Asing Terapan), mengajak kita menelusuri legenda yang bukan hanya menyentuh hati, tapi juga menyadarkan kita akan pentingnya bersyukur, menjaga alam, dan beradaptasi dalam perubahan.
Cerita ini berpusat pada warga Blacanan yang dulu hidup makmur namun lalai. Mereka berpaling dari Tuhan, mengabaikan nasihat seorang tetua bijak, Mbah Karim, dan akhirnya harus menghadapi bencana rob yang perlahan menenggelamkan desa mereka. Namun, dari bencana itu tumbuh harapan. Mimpi seorang anak, kepiting putih misterius, dan kesadaran kolektif akhirnya membangkitkan desa menjadi lebih kuat dari sebelumnya.
Dibalut dalam tiga bahasa yaitu Bahasa Jawa – Bahasa Indonesia – Bahasa Inggris, dengan dihiasi ilustrasi menawan, buku ini bukan hanya untuk anak-anak, tapi juga orang dewasa yang ingin belajar dari masa lalu dan membangun masa depan yang lebih bijak. Buku ini menjadi media edukasi sekaligus pelestarian budaya yang layak diapresiasi. Anak-anak bisa belajar tentang iman, ekologi, dan gotong royong, sementara orang dewasa bisa merenungi betapa pentingnya introspeksi dalam hidup.

Dengan pemberian Buku Legenda Cerita Rakyat, “Nelayan Dari Persawahan: The Legend of Blacanan” ke Balai Desa Blacanan diharapkan dapat bermanfaat sebagai hiburan sekaligus pembelajaran bagi anak-anak di Desa Blacanan untuk taat beribadah dan selalu bersyukur dengan keadaan alam yang dialami.
Dosen Pembimbing:
Riris Tiani, S.S., M.Hum.
Fajrul Falah, S.Hum. M.Hum.
Dr. Nailul Fauziyah, M.Psi.
Penulis:
Hanifah Az-zahra Lutfi
Maeva Putri Wulandari