Pernah nggak, lagi capek banget, pengen marah, pengen nangis, tapi tiba-tiba ada kucing lewat dan… hati jadi adem? Kedengarannya mungkin lebay, tapi kenyataannya memang banyak orang yang merasa sedikit lebih waras setelah ketemu kucing, meski cuma sebentar.
Kucing bukan cuma soal hewan berbulu lucu yang suka tidur seharian. Mereka itu semacam “healing in a form of four paws”. Nggak perlu banyak gaya, nggak banyak basa-basi, tapi selalu punya cara sederhana buat bikin tenang: duduk diam di samping, ngeong pelan, atau cuma rebahan sambil ngelirik manja.
Kucing itu tipikal makhluk introvert. Nggak selalu cari perhatian, tapi kalau udah percaya, bakal setia banget. Ada masanya ketika mental benar-benar drop, dan justru kucing yang paling sering nempel. Nggak banyak tingkah, cukup duduk diam seolah bilang, “Tenang aja, semuanya bakal baik-baik aja.”
Tapi sayangnya, nggak semua orang bisa melihat sisi ini. Masih banyak yang cuma suka kucing pas lucunya doang, pas bisa masuk FYP TikTok doang. Begitu udah nggak imut, sakit, atau nggak “estetik”, dibuang begitu saja. Padahal, kucing bukan barang. Mereka punya rasa, bisa kecewa, bahkan bisa trauma.
Nggak semua orang harus punya kucing. Tapi kalau pernah merasa sedikit lebih baik cuma karena melihat seekor kucing, entah itu peliharaan sendiri, kucing jalanan, atau video random di Instagram, itu udah cukup bukti kalau kucing punya tempat penting dalam hidup manusia.
Memang, kucing nggak bisa ngomong. Tapi dalam diamnya, mereka sering kali lebih tulus dari banyak orang yang datang hanya saat butuh.