• Hubungi Redaksi
  • Mengapa Tulisan Saya Belum Ditayangkan?
  • Login
  • Register
Siaran Berita
Leaderboard Satu Rumah
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
Siaran Berita
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
No Result
View All Result
Siaran Berita
No Result
View All Result
Home Berita Utama

Sekolah Rakyat Kemensos: Pendidikan Gratis yang Merawat dan Mengubah Nasib

Edina Tsabitahadi by Edina Tsabitahadi
30 June 2025
in Berita Utama
A A
1
Sekolah Rakyat
864
SHARES
1.3k
VIEWS

Sekolah Rakyat Kemensos: Pendidikan Gratis yang Merawat dan Mengubah Nasib

Indonesia tidak kekurangan anak-anak cerdas. Namun, tidak semua dari mereka memiliki kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan yang layak. Di sudut-sudut kota, di pinggiran desa, bahkan di jantung ibu kota sendiri, masih banyak anak-anak yang harus memupuskan mimpi karena tidak mampu membayar seragam, buku pelajaran, atau sekadar uang transportasi ke sekolah. Di tengah ironi ini, kehadiran rencana pembukaan Sekolah Rakyat oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia di tahun ajaran 2025 layak disorot dan diapresiasi sebagai langkah konkret negara dalam mewujudkan keadilan sosial di sektor pendidikan.

Mengapa Sekolah Rakyat Penting?

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pada tahun 2022, sekitar 4,3% anak usia 7–12 tahun dan 5,9% anak usia 13–15 tahun tidak bersekolah. Ketimpangan ini semakin besar pada kelompok usia 16–18 tahun, yaitu tingkat SMA, di mana angka partisipasi sekolah (APS) hanya mencapai 79,32% (BPS, Statistik Pendidikan 2023). Artinya, 1 dari 5 remaja Indonesia tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA. Banyak dari mereka berasal dari keluarga tidak mampu, anak jalanan, atau anak dalam situasi rentan lainnya.

Dalam konteks inilah, Sekolah Rakyat hadir sebagai inisiatif baru yang berpotensi menjadi jaring pengaman sosial sekaligus pendidikan alternatif yang lebih manusiawi. Sekolah ini dikembangkan oleh Kementerian Sosial dengan model 100% gratis dan berbasis asrama. Sasarannya adalah anak-anak dari kelompok marginal: anak terlantar, yatim piatu, korban kekerasan, dan anak dari keluarga yang hidup dalam kemiskinan ekstrem.

Baca Juga

IMG 20250710 WA0096 1 2048x1366 1

Kementerian ATR/BPN Tegaskan Sertipikat Elektronik Tidak Menghapus Keabsahan Sertipikat Tanah Lama

13 July 2025
WhatsApp Image 2025 07 12 at 13.36.11

Peringatan 50 Tahun Kemerdekaan Mozambik, Menteri Nusron Harap Kerja Sama dengan Indonesia Terus Diperkuat

13 July 2025
WhatsApp Image 2025 07 13 at 10.44.35

Buka Kuliah Umum PPTR, Wamen Ossy Tekankan Tata Kelola Agraria serta Tata Ruang yang Adil dan Berkelanjutan

13 July 2025
Menteri Nusron

Rapim Semester I, Menteri Nusron Minta Jajaran Evaluasi Tunggakan dan Layanan Elektronik

12 July 2025

Sekolah Rakyat

Lebih dari sekadar pendidikan, Sekolah Rakyat juga menjanjikan pengasuhan, keterampilan hidup, serta pembinaan karakter. Dengan pendekatan holistik seperti ini, anak-anak yang pernah mengalami trauma atau kekerasan akan mendapat ruang aman untuk pulih dan tumbuh.

Mencegah Ketertinggalan yang Sistemik

Selama ini, sistem pendidikan nasional memang telah menyediakan program wajib belajar 12 tahun. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa akses terhadap pendidikan berkualitas masih sangat timpang, terutama bagi mereka yang tidak memiliki dokumen kependudukan, tinggal di wilayah rawan konflik, atau bekerja di sektor informal sejak usia dini.

Sekolah Rakyat dirancang untuk menjawab tantangan-tantangan seperti itu. Dengan sistem boarding (asrama), negara ingin menjamin bahwa anak-anak ini tidak sekadar disekolahkan, tetapi juga dilindungi dan dibina secara intensif, tanpa dibebani kebutuhan biaya atau administratif dari keluarga mereka.

Sekolah Sebagai Rumah Kedua

Berbeda dari sekolah reguler, Sekolah Rakyat akan menempatkan fungsi sekolah sebagai rumah sekaligus ruang rehabilitasi sosial. Setiap anak tidak hanya diajarkan mata pelajaran umum, tetapi juga keterampilan vokasional, kegiatan keagamaan, konseling psikososial, serta pelatihan mandiri seperti menjahit, memasak, dan bertani.

Model ini sangat penting, karena banyak anak dari kelompok rentan tumbuh dalam lingkungan yang penuh tekanan, minim pengasuhan, atau bahkan berbahaya. Sekolah Rakyat memberi mereka kesempatan hidup kedua, tempat untuk merasa aman, dihargai, dan disiapkan untuk masa depan.

Tantangan dan Catatan Kritis

Meski patut diapresiasi, rencana ini juga perlu disikapi dengan sejumlah catatan penting. Pertama, belum ada publikasi resmi mengenai jumlah siswa yang akan ditampung atau wilayah mana saja yang akan menjadi lokasi awal Sekolah Rakyat. Keterbukaan informasi dan sosialisasi yang luas harus menjadi prioritas agar anak-anak yang berhak tidak tertinggal dari informasi.

Kedua, keberhasilan model sekolah seperti ini sangat bergantung pada kualitas tenaga pengajar, pendamping sosial, dan manajemen pengasuhan anak. Pengalaman dari sejumlah panti dan LPKS (Lembaga Penyelenggara Kesejahteraan Sosial) menunjukkan bahwa sistem asrama bisa gagal jika tidak dikelola dengan pendekatan yang empatik, adil, dan profesional.

Ketiga, negara harus memastikan bahwa Sekolah Rakyat tidak menjadi solusi eksklusif, melainkan pelengkap dari sistem pendidikan nasional yang tetap harus diperkuat dan diperluas.

Sekolah yang Menunjukkan Wajah Nurani Negara

Di tengah maraknya sekolah swasta berbiaya tinggi dan ketimpangan pendidikan antar wilayah, rencana hadirnya Sekolah Rakyat di tahun ajaran 2025 ini menjadi harapan. Harapan bahwa negara tidak menutup mata terhadap mereka yang nyaris tak terdengar suaranya: anak-anak dari pinggir kota, lorong-lorong jalan, hingga pelosok terpencil.

Leaderboard Satu Rumah

Jika kita sepakat bahwa masa depan Indonesia terletak di tangan generasi muda, maka sudah seharusnya kita menyambut kehadiran sekolah ini tidak hanya dengan pujian, tetapi juga dengan dukungan publik, pengawasan masyarakat sipil, dan evaluasi yang transparan.

Sebab keadilan sosial bukan hanya soal memberi bantuan, tetapi tentang hadir secara menyeluruh, tepat sasaran, dan penuh kepedulian.

Share346Tweet216Share60Pin78SendShare
Leaderboard Satu Rumah
Previous Post

Kamu Gak Sendiri, Ada Kucing yang Duduk Diam di Sampingmu

Next Post

Mensos Gus Ipul Persilakan Seluruh Pihak Awasi Penyelenggaraan Sekolah Rakyat

Edina Tsabitahadi

Edina Tsabitahadi

Related Posts

IMG 20250710 WA0096 1 2048x1366 1

Kementerian ATR/BPN Tegaskan Sertipikat Elektronik Tidak Menghapus Keabsahan Sertipikat Tanah Lama

13 July 2025
WhatsApp Image 2025 07 12 at 13.36.11

Peringatan 50 Tahun Kemerdekaan Mozambik, Menteri Nusron Harap Kerja Sama dengan Indonesia Terus Diperkuat

13 July 2025
WhatsApp Image 2025 07 13 at 10.44.35

Buka Kuliah Umum PPTR, Wamen Ossy Tekankan Tata Kelola Agraria serta Tata Ruang yang Adil dan Berkelanjutan

13 July 2025
Menteri Nusron

Rapim Semester I, Menteri Nusron Minta Jajaran Evaluasi Tunggakan dan Layanan Elektronik

12 July 2025
Next Post
Sekolah Rakyat

Mensos Gus Ipul Persilakan Seluruh Pihak Awasi Penyelenggaraan Sekolah Rakyat

Sekolah Rakyat

Sekolah Rakyat Adalah Wujud Nyata Kepedulian Negara Dalam Memuliakan Wong Cilik

MTsN 6 Bantul

Dua Siswa Kelas 8C Gotong Gunungan Lemper dalam Kirab Pembukaan Gelar Karya MTsN 6 Bantul

MTsN 6 Bantul

Pengurus Kantin Hilal MTsN 6 Bantul Adakan Koordinasi Hadapi Tahun Ajaran Baru 2025–2026

IMG 20250630 WA0018

Siswa Kelas 7B MTsN 6 Bantul Tampilkan Inovasi Keripik Daun Markisa dalam Gelar Karya

Please login to join discussion
Rumah Prabu Half Page
Siaran Berita

Siaran-Berita.com adalah portal media berita online yang terbuka untuk umum dan menerima kontribusi tulisan dari berbagai penulis. Tulisan yang dimuat dapat berupa berita, press release, opini, maupun bentuk tulisan lainnya.

Segala konten yang dipublikasikan di Siaran-Berita.com merupakan tanggung jawab penuh dari masing-masing penulis. Hak cipta atas isi tulisan, gambar, maupun video yang ditayangkan di situs ini sepenuhnya menjadi milik penulis atau pengunggah konten.

Follow Us

Siaran-Berita.com

Jika Anda merasa keberatan dengan adanya tulisan, gambar, atau video yang ditampilkan di situs ini karena alasan hak cipta atau alasan lainnya, silakan hubungi tim redaksi melalui email di:

📧 redaksi@siaran-berita.com

Kami akan segera meninjau dan menghapus konten yang dimaksud sesuai dengan kebijakan dan pertimbangan redaksi.

Penting! Klaim Tulisan Kamu

Sehubungan dengan serangan pihak-pihak yang tidak bertanggung-jawab mengakibatkan Redaksi mengalami kehilangan data dan terpaksa melakukan restore dari backup yang mengakibatkan beberapa tulisan dari penulis “berpindah” ke default “Redaksi”. Bagi yang ingin mengklaim tulisan nya silahkan tinggalkan pesan di kolom komen atau email ke : redaksi@siaran-berita.com

Square Media Wanita
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Cyber
  • Syarat & Ketentuan Tulisan
  • Syarat dan Ketentuan
  • Disclaimer
  • Mengapa Tulisan Belum Ditayangkan?

© 2023 SIaran Berita - Pres Rilis dan Berita

Welcome Back!

Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
  • Login
  • Sign Up

© 2023 SIaran Berita - Pres Rilis dan Berita