Siaran Berita, Wonosari – Aurellica Livia Vega, pelajar SMAN 1 Wonosari, berhasil terpilih sebagai salah satu finalis Duta Keberagaman Indonesia 2025, sebuah program nasional yang bertujuan menggalakkan nilai-nilai toleransi, perdamaian, dan semangat kebhinekaan di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk. Program ini menghadirkan figur-figur muda dari berbagai daerah untuk menjadi agen kampanye keberagaman di ruang digital maupun nyata. Para finalis diberikan amanah selama dua bulan untuk menjalankan sejumlah program strategis, termasuk kolaborasi jejaring inklusif, aksi nyata di lingkungan sekitar, pembuatan konten edukatif, hingga narasi inspiratif.
Aurellica, yang dikenal aktif menyuarakan isu toleransi sejak dini, mengaku termotivasi mengikuti ajang ini karena keresahannya terhadap maraknya kasus rasisme, khususnya di media sosial yang turut menyasar sukunya. “Saya ingin menyuarakan bahwa keberagaman bukanlah alasan untuk terpecah, melainkan kekuatan yang harus dirawat bersama,” ujar Aurellica dalam salah satu sesi wawancara daring..
Seleksi dilakukan secara daring pada 1–8 Juli 2025 dan melibatkan peserta dari seluruh provinsi di Indonesia. Pengumuman finalis dilakukan pada 8 Juli, dengan Aurellica menjadi salah satu yang dinilai layak mengemban tanggung jawab sebagai Duta Keberagaman Indonesia. Laporan hasil kegiatan final akan dievaluasi hingga 20 Agustus 2025, dan tiga peserta terbaik akan dinobatkan sebagai Winner dan Runner-up.
Aurellica Livia Vega, siswi aktif dari SMAN 1 Wonosari, muncul sebagai sosok inspiratif yang menggabungkan semangat kepemimpinan, jiwa sosial, dan etos kerja tinggi dalam satu pribadi yang utuh. Ia bukan hanya pelajar biasa, tetapi juga seorang pemimpin muda yang progresif, wirausaha belia yang tangguh, sekaligus pelopor perubahan di lingkungannya. Sejak duduk di bangku sekolah dasar, Aurellica telah menaruh minat besar pada kegiatan kepramukaan. Kiprahnya dimulai sebagai Pramuka Siaga yang gemilang dengan torehan berbagai penghargaan dan piala kepramukaan di tingkat sekolah dasar. Ketika menginjak masa SMP di SMPN 1 Wonosari—sekolah yang dikenal aktif dalam kegiatan Pramuka—Aurellica bersama timnya sukses mewakili Kabupaten Klaten dalam ajang lomba kepramukaan tingkat provinsi. Pengalaman ini menjadi tonggak penting dalam membentuk karakter kepemimpinannya.
Melanjutkan konsistensinya, kini Aurellica menjabat sebagai Bendahara Dewan Ambalan di SMAN 1 Wonosari, sebuah amanah yang membuktikan tingkat kepercayaan organisasi terhadap integritas dan dedikasinya. Ia tak hanya terlibat aktif, tetapi juga menjadi bagian penting dalam pengelolaan kegiatan dan keuangan, menunjukkan kapasitasnya sebagai pelajar yang cakap dalam manajemen organisasi.
Di balik kesibukan akademik dan organisasi, Aurellica juga dikenal sebagai pelaku wirausaha muda yang visioner. Meski berasal dari keluarga berkecukupan, jiwa bisnisnya telah tumbuh sejak usia dini. Di masa sekolah dasar, ia telah terbiasa berjualan jepit rambut dan gelang tangan dari tali anyaman, hasil kreasi yang ia kembangkan bersama sang ibu. Ketika pandemi Covid-19 melanda, ia bangkit dengan menjual roti homemade sebanyak 50 hingga 70 buah per hari dengan harga terjangkau. Hasil dari penjualan tersebut bahkan ia sisihkan untuk membeli oven dan mixer profesional guna meningkatkan kualitas produksinya—suatu langkah berani dan penuh perhitungan di usia yang sangat muda.
Memasuki masa SMA, Aurellica kembali mengembangkan bisnis kuliner dengan meluncurkan produk mie homemade bernama Mie Wijen. Di tengah padatnya aktivitas sekolah, ia sanggup bangun pukul 03.00 pagi untuk menyiapkan pesanan sebanyak 20 porsi. Namun seiring waktu, kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan fisik mendorongnya untuk mengalihkan fokus bisnis ke bidang aksesori handmade yang lebih fleksibel dan kreatif.
Berkat semangat pantang menyerah dan ketekunan, Aurellica meluncurkan brand aksesori Beads.Urellica melalui akun Instagram @beads.urellica. Seluruh produk gelang dan kalung diolah secara handmade dan memiliki nilai estetika yang khas serta autentik. Tak hanya diminati pelanggan dalam negeri, produknya bahkan menarik perhatian konsumen dari luar negeri, meski saat ini ia masih fokus pada pemasaran domestik karena keterbatasan dalam proses ekspor.
Aurellica juga dikenal tak gengsi ketika pertama kali menjajakan produknya secara langsung di acara-acara lokal, meskipun hanya mendapatkan Rp200.000 per hari saat memulai. Kini, omzet yang diperoleh dalam event-event tertentu bahkan mampu menembus angka Rp8.000.000 dalam tiga hari, sebuah pencapaian gemilang bagi seorang pelajar SMA.
Dalam kehidupan digital, Aurellica membagi peran media sosialnya menjadi dua akun berbeda. Akun pribadi ia manfaatkan untuk berbagi kegiatan harian, prestasi akademik maupun organisasi, serta menyebarkan konten edukatif dan motivasional sebagai bentuk personal branding yang kuat. Sementara akun bisnisnya, @beads.urellica, dikelola secara profesional untuk promosi, komunikasi dengan pelanggan, serta manajemen produksi dan keuangan. Aurellica Livia Vega adalah potret nyata pelajar masa kini yang mampu menyeimbangkan akademik, organisasi, dan dunia usaha secara harmonis. Ia tidak hanya menjadi kebanggaan sekolah, tetapi juga teladan bagi generasi muda Indonesia.