Inovasi Ramah Lingkungan KKM 04 UNIBA: Ubah Limbah Kerang Hijau Jadi Paving Block
Serang – Kelompok Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) 04 Universitas Bina Bangsa (UNIBA) menunjukkan terobosan kreatif dalam pengelolaan limbah dengan mengubah cangkang kerang hijau menjadi bahan baku paving block. Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari, pada 8, 9, dan 10 Agustus 2025, sebagai bagian dari program kerja (proker) teknologi tepat guna yang mengusung konsep ekologi industri dan berorientasi pada keberlanjutan lingkungan.
Ide ini berangkat dari permasalahan yang dihadapi daerah pesisir, khususnya melimpahnya limbah cangkang kerang hijau yang biasanya dibuang begitu saja dan menumpuk di sekitar lingkungan. Kondisi tersebut tidak hanya mengganggu estetika, tetapi juga berpotensi mencemari tanah dan perairan. Berangkat dari persoalan itu, KKM 04 UNIBA merancang inovasi untuk memanfaatkan cangkang kerang sebagai pengganti pasir dalam pembuatan paving block, sehingga mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku alam sekaligus menekan volume limbah.
Menariknya, seluruh peralatan yang digunakan dalam proses ini merupakan hasil rakitan dan modifikasi sederhana oleh tim KKM 04. Dengan memanfaatkan barang-barang seadanya, mahasiswa berhasil membuat alat penumbuk, ayakan, dan cetakan paving block secara mandiri tanpa harus membeli peralatan khusus. Pendekatan ini tidak hanya menekan biaya produksi, tetapi juga membuktikan bahwa teknologi tepat guna bisa diimplementasikan dengan kreativitas dan sumber daya yang terbatas.
Proses pembuatannya melibatkan beberapa tahapan. Pertama, tim KKM 04 mengumpulkan cangkang kerang hijau dari pedagang dan limbah rumah tangga di sekitar kawasan pesisir. Selanjutnya, cangkang dibersihkan dari sisa daging dan kotoran, lalu dijemur hingga kering. Setelah itu, cangkang dihaluskan menggunakan alat penumbuk sederhana hingga menjadi bubuk halus, yang kemudian dicampurkan dengan semen dan sedikit pasir, serta air, untuk membentuk adonan paving block. Campuran tersebut kemudian dimasukkan ke dalam cetakan rakitan dan dibiarkan mengeras sebelum dilakukan uji kekuatan.
Ketua KKM 04 Fayyadh Annas, menjelaskan bahwa konsep ekologi industri menjadi dasar dari inovasi ini. Menurutnya, limbah dari satu proses produksi seharusnya dapat dimanfaatkan kembali sebagai bahan baku di proses lainnya. “Kami ingin memberikan contoh nyata kepada masyarakat bahwa limbah bukanlah akhir dari siklus, melainkan awal dari potensi baru. Limbah kerang hijau yang tadinya tak berguna kini bisa menjadi paving block yang kuat, ramah lingkungan, dan memiliki nilai ekonomi,” ujarnya.
Inovasi ini mendapat dukungan penuh dari dosen pembimbing lapangan KKM 04 UNIBA, Ibu Nani Rohaeni, S.E., M.M., yang menilai program ini sebagai langkah tepat untuk membangun kesadaran lingkungan sekaligus memberdayakan masyarakat. Beliau berharap teknologi sederhana ini dapat ditularkan kepada warga sehingga mereka mampu memproduksi paving block secara mandiri dan menjadikannya peluang usaha baru.
Warga yang menyaksikan proses pembuatan paving block pun memberikan apresiasi. Salah satu warga, Sutrisno, mengaku kagum dengan ide tersebut. “Biasanya cangkang kerang cuma dibuang dan bikin bau di sekitar sini. Ternyata bisa diolah jadi bahan bangunan. Kalau bisa diproduksi massal, pasti bermanfaat sekali,” tuturnya.
Dengan hasil uji coba yang menunjukkan kekuatan paving block berbahan limbah kerang hijau tidak kalah dengan paving block konvensional, KKM 04 UNIBA optimis inovasi ini dapat menjadi solusi berkelanjutan bagi pengelolaan limbah di daerah pesisir. Selain ramah lingkungan, produk ini juga dapat membantu mengurangi eksploitasi pasir sebagai bahan baku, yang selama ini menjadi salah satu masalah lingkungan serius.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat dapat menghasilkan solusi kreatif yang tidak hanya bermanfaat secara ekonomi, tetapi juga berdampak positif terhadap kelestarian lingkungan. Ke depan, KKM 04 UNIBA berencana mengembangkan metode ini lebih lanjut dengan melibatkan pelatihan produksi massal bagi warga setempat, sehingga manfaatnya dapat dirasakan lebih luas.
Editor : Fayyadh dan Aufa