Lombok Barat – Desa Terong Tawah mendadak berubah menjadi panggung kreativitas pada Senin (11/8/2025). Puluhan siswa SD hingga anak-anak PAUD memamerkan bakat dan imajinasi mereka dalam ajang Apresiasi Literasi Tingkat Desa. Suasana penuh warna ini terselenggara berkat program inovatif KKN PMD Literasi Universitas Mataram. Acara spektakuler ini menghadirkan dua lomba utama: Lomba Mading Tingkat Sekolah Dasar dengan tema “Buku adalah Jendela Dunia” dan Lomba Mewarnai Tingkat PAUD. Dua kompetisi ini berhasil menyulap suasana desa menjadi pesta literasi yang meriah, hangat, sekaligus mendidik.
Sejak pagi, halaman SDN 3 Terong Tawah dipenuhi tawa ceria. Anak-anak tampak sibuk menyiapkan mading penuh warna, sementara peserta PAUD dengan polos menggenggam krayon untuk menciptakan dunia imajinasi mereka. Sungguh, sebuah pemandangan yang menggetarkan hati siapa saja yang hadir. Pada lomba mading, para siswa SD dari kelas 4, 5, dan 6 tampil penuh percaya diri. Mading mereka bukan sekadar majalah dinding biasa, tetapi karya seni yang bernafaskan literasi. Ada yang memuat puisi indah, kolase gambar, tulisan tangan penuh makna, hingga filosofi mendalam tentang pentingnya membaca.
Hasilnya? Dewan juri dibuat kagum. SDN 2 Terong Tawah Kelas 5 tampil sebagai bintang dengan skor 95 poin. Mading mereka menghadirkan harmoni antara tema, filosofi, dan puisi yang menawan. Meski kekompakan tim masih perlu diasah, kreativitas mereka dianggap paling cemerlang. Di posisi kedua, SDN 1 Terong Tawah Kelas 6B menggebrak dengan mading sarat filosofi dan nilai artistik. Skor 93 poin membuktikan bahwa karya mereka hampir menyentuh kesempurnaan, hanya saja presentasi masih perlu lebih rapi. Juara ketiga jatuh pada SDN 3 Terong Tawah Kelas 6 dengan skor 90 poin. Kreativitas mereka luar biasa, namun pesan utama belum sepenuhnya mengena. Meski begitu, sorakan dan tepuk tangan penonton membuktikan bahwa karya ini tetap dicintai. Bukan hanya tiga besar, karya dari peserta lain juga memikat perhatian. SDN 2 Terong Tawah Kelas 4 dengan skor 88 poin berhasil menyajikan mading segar dengan warna cerah dan tulisan tangan yang apik. Sementara itu, SDN 3 Terong Tawah Kelas 4 dan Kelas 6 sama-sama meraih 85 poin berkat ide-ide kreatif dan kekompakan tim.
Sorak-sorai penonton semakin memuncak ketika giliran anak-anak PAUD menunjukkan kemampuan mewarnai mereka. Dengan krayon warna-warni, mereka seolah membawa dunia fantasi ke atas kertas. Walau garis kadang dilanggar, semangat mereka adalah warna terindah yang tak bisa ditukar dengan apa pun. Khaliza keluar sebagai juara pertama berkat pewarnaan yang rapi dan pilihan warna yang pas. Bayu menyusul di posisi kedua, sementara Serli mengunci juara ketiga. Tidak ketinggalan, Adifa mendapat penghargaan Harapan I dan Patima Azahra Harapan II. Suasana riuh rendah memenuhi aula SDN 3 Terong Tawah. Orang tua tersenyum bangga, guru menatap haru, sementara teman-teman sekelas memberikan dukungan penuh sorakan. Semua larut dalam pesta literasi yang tak hanya menghibur, tapi juga mendidik.
Ketua KKN Desa Terong Tawah, Muhammad Chairul Azizy, tampak sumringah. Dengan penuh semangat ia menyampaikan pesan mendalam tentang arti literasi bagi generasi muda. > “Literasi bukan hanya membaca buku. Literasi adalah bagaimana anak-anak mampu mengekspresikan diri, menyampaikan ide, dan menciptakan karya. Inilah tujuan kami: menumbuhkan generasi yang kreatif, percaya diri, dan cinta pengetahuan,” tegasnya. Ucapan itu seakan menyihir semua hadirin. Sorak tepuk tangan mengiringi setiap kalimat, menandakan bahwa apa yang disampaikan benar-benar dirasakan bersama.
Lebih dari sekadar lomba, kegiatan ini adalah selebrasi kecerdasan dan imajinasi anak-anak desa. Setiap goresan warna dan setiap potongan kertas mading adalah bukti nyata bahwa literasi bisa dikemas dengan cara yang menyenangkan. Bagi siswa sekolah dasar, lomba mading melatih keterampilan membaca, menulis, dan bekerja sama dalam tim. Bagi bocah PAUD, lomba mewarnai menjadi latihan kesabaran, ketekunan, sekaligus pintu pertama menuju dunia literasi visual. Tidak berlebihan jika acara ini disebut sebagai pesta literasi desa. Semua unsur masyarakat—anak-anak, guru, orang tua, hingga mahasiswa KKN—bersatu dalam semangat yang sama: membumikan literasi sebagai gaya hidup.
Momen ini membuktikan bahwa desa pun bisa menjadi pusat lahirnya generasi cerdas dan kreatif. Di tengah keterbatasan fasilitas, semangat literasi mampu meledak jadi energi luar biasa yang mengubah wajah pendidikan lokal. Ketika lomba berakhir, wajah-wajah polos itu masih menyisakan senyum lebar. Meski ada yang menang dan ada yang kalah, tidak ada yang pulang dengan tangan hampa. Semua membawa pengalaman, kebanggaan, dan cerita manis tentang bagaimana literasi bisa jadi petualangan yang seru. Hari itu, Desa Terong Tawah membuktikan bahwa buku dan warna adalah dua kunci ajaib yang membuka jendela dunia. Melalui keduanya, anak-anak desa kecil di Lombok Barat berhasil mengirim pesan besar: masa depan ada di tangan mereka, penuh imajinasi, penuh kreativitas, dan penuh cahaya.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”