Car Free Day (CFD) di kawasan Dukuh Atas, Minggu (24/8/2025), mendadak berubah suasananya. Di tengah lalu lalang warga yang berolahraga, muncul lautan mahasiswa berbaju merah yang berjalan berbaris sambil membentangkan spanduk dan poster. Sorotan utama aksi itu ada pada sebuah keranda hitam yang mereka bawa, simbol bahwa merokok dan vape hanya akan berujung pada kematian.
Aksi ini digelar ratusan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) dari berbagai kampus di Jakarta yang tergabung dalam Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia (ISMKMI) Jakarta Raya. Mereka menamakan gerakan ini “Generasi Sehat Tanpa Rokok”, sekaligus bentuk penolakan tegas terhadap rencana penyelenggaraan Vape Fair 2025 di ibu kota.
“Vape Fair 2025 jelas bertentangan dengan prinsip kesehatan masyarakat. Rokok elektrik bukan produk aman, justru bisa menjadi pintu masuk bagi anak muda untuk mencoba nikotin. WHO sudah menegaskan vape dapat menimbulkan kecanduan dan penyakit pernapasan serius seperti EVALI,” tegas Qurrota Aini Al-Bahri, Koordinator Daerah ISMKMI Jakarta Raya.
Penolakan mahasiswa ini berangkat dari fakta lapangan. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mencatat prevalensi pengguna rokok elektrik melonjak sepuluh kali lipat dalam satu dekade, dari 0,3 persen pada 2011 menjadi 3 persen pada 2022. Kenaikan terbesar terjadi pada kelompok remaja, menjadikan mereka target empuk industri rokok. “Industri rokok terus mencari pasar baru, dan target berikutnya adalah kita, anak muda. Vape hanyalah wajah baru dari masalah lama,” tambah Aini.

Melalui aksinya, ISMKMI Jakarta Raya menyampaikan beberapa tuntutan. Mereka mendesak pemerintah pusat dan Pemprov DKI Jakarta memperkuat regulasi rokok elektrik, melarang iklan serta promosi, dan mencabut izin penyelenggaraan Vape Fair 2025. Mahasiswa juga menekankan pentingnya pengawasan distribusi agar vape tidak mudah diakses remaja.
Pesan serupa ditujukan kepada penyelenggara acara. Menurut mahasiswa, rencana event tersebut seharusnya dipertimbangkan kembali. “Kesehatan generasi muda jauh lebih berharga dibandingkan keuntungan sesaat dari industri,” ujar salah seorang peserta aksi.
Di luar orasi dan spanduk, simbol keranda hitam menjadi pusat perhatian warga CFD. Banyak yang berhenti untuk membaca pesan di spanduk, ada pula yang merekam jalannya aksi. Sebagian warga mengapresiasi, menyebut aksi ini sebagai pengingat penting di tengah maraknya tren vape di kalangan anak muda.
ISMKMI Jakarta Raya menegaskan bahwa perjuangan mereka tidak berhenti di jalan. Menurut Fayyaza Zakaria, staf Direktorat Advokasi ISMKMI, aksi lanjutan sudah disiapkan. “Kami akan terus mengkampanyekan bahaya rokok elektrik melalui petisi, edukasi digital, hingga advokasi kebijakan. Jika Vape Fair tetap dilanjutkan, kami tidak menutup kemungkinan hadir langsung di lokasi acara,” ujarnya.
Dengan baju merah, spanduk edukatif, dan keranda hitam yang mereka bawa, mahasiswa FKM Jakarta Raya ingin meninggalkan pesan jelas: Vape Fair 2025 bukan sekadar pameran, melainkan ancaman serius bagi kesehatan generasi muda.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”