Tim mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Universitas Negeri Surabaya (UNESA), menunjukkan komitmennya dalam berinovasi dan berdampak bagi masyarakat. Melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM), tim yang diketuai oleh Intan Nur Aini (S1 PGSD) dengan anggota Putri Arina Hidayati (S1 PGSD), Dwi Rahmawati (S1 PGSD), Mahira Najwa Keysa (S1 PGSD), dan Prima Anugrah Wijayanti (S1 PGSD) berhasil menciptakan media pembelajaran unik bernama BIPER (Bingo Perca Ceria). BIPER adalah media pembelajaran berbasis permainan interaktif yang dirancang untuk membantu anak-anak dengan hambatan disleksia di sekolah dasar.
Ide BIPER lahir dari kepedulian Intan Nur Aini dan tim terhadap anak disleksia yang mengalami kesulitan spesifik dalam belajar, seperti mengenali huruf, mengeja, dan membaca kata secara lancar. Kondisi ini menuntut penanganan khusus melalui strategi pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan. Untuk merancang BIPER, tim melakukan wawancara dengan Ibu Ratnawati S.Pd., M.M., selaku kepala sekolah SDN Sumur Welut III dan melakukan pengamatan langsung di SD Negeri Sumur Welut III Lakarsantri, Surabaya, sebuah sekolah yang memiliki 12 peserta didik disleksia dengan hambatan membaca signifikan.
BIPER merupakan adaptasi dari permainan bingo yang dikemas secara edukatif dan menyenangkan. Papan permainan dibuat dari limbah kain perca berbentuk persegi panjang berisi 25 kotak angka, menyampaikan pesan bahwa bahan sederhana pun bisa diubah menjadi media pembelajaran yang bermanfaat. Permainan ini dirancang dengan pendekatan visual, kinestetik, dan linguistik, di mana peserta didik belajar sambil bergerak, berinteraksi dengan menginjak angka, serta membaca secara bertahap. Dengan cara ini, kegiatan belajar terasa lebih ringan tanpa tekanan psikologis. Kartu soal disusun mulai dari tingkat mudah berupa suku kata hingga ke tingkat lebih kompleks berupa kalimat sederhana.
Media BIPER telah diuji coba pada siswa disleksia di SDN Sumur Welut III, dan terbukti mampu menumbuhkan antusiasme tinggi, membuat siswa lebih aktif bergerak, serta percaya diri dalam membaca kata. Guru pendamping mengamati adanya peningkatan konsentrasi, motivasi belajar, serta keberanian siswa untuk mencoba membaca. Anak-anak yang biasanya pasif menjadi lebih aktif menunggu giliran, bahkan dengan semangat meminta permainan diulang. Keunggulan BIPER terlihat dari desainnya yang ramah disleksia, penyusunan materi secara bertahap, serta kemampuannya mendorong kerja sama tim dan kepercayaan diri. Dosen pembimbing, Dr. Helda Kusuma Wardani, M.Pd., juga menilai BIPER memiliki nilai kebaruan, keberlanjutan, dan keunikan karena berhasil mengolah limbah kain perca menjadi media inklusif yang dikembangkan melalui model ilmiah yang sistematis.
Tim berharap BIPER dapat berkembang menjadi media pembelajaran inklusif yang berkesinambungan serta mendorong guru, orang tua, dan sekolah untuk terus berinovasi. Inovasi ini dipandang sebagai salah satu solusi dalam meningkatkan keterampilan membaca anak disleksia sekaligus menanamkan nilai kepedulian lingkungan melalui pemanfaatan limbah kain perca. Dengan demikian, BIPER tidak hanya memberikan manfaat akademik, tetapi juga menumbuhkan kesadaran sosial dan kepedulian terhadap lingkungan.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”