Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu program unggulan
pemerintah yang bertujuan meningkatkan kualitas gizi anak bangsa. Namun, sejumlah
kasus keracunan massal yang terjadi di berbagai daerah justru menimbulkan pertanyaan
serius mengenai mekanisme pelaksanaan program ini. CNN Indonesia (29 September
2025) melaporkan adanya update terbaru penanganan korban keracunan MBG, yang
seharusnya menjadi alarm penting bagi pemerintah untuk mengevaluasi sistem yang ada.
Pertama, sistem distribusi MBG belum menunjukkan standar pengawasan yang jelas.
Makanan yang didistribusikan seharusnya melewati uji kualitas dan pemeriksaan
keamanan secara berkala. Fakta bahwa ribuan siswa menjadi korban menunjukkan adanya
celah serius dalam rantai distribusi dan kontrol kualitas.
Kedua, mekanisme pengawasan lapangan tampak lemah. Pemerintah pusat memang
menggulirkan kebijakan, tetapi di tingkat daerah, sering kali pengawasan tidak dilakukan
secara ketat. Akibatnya, kualitas makanan yang sampai ke siswa sangat bergantung pada
vendor atau pihak penyedia, tanpa kontrol berlapis dari pemerintah daerah dan sekolah.
Ketiga, komunikasi pemerintah dalam kasus ini masih cenderung reaktif, bukan preventif.
Informasi lebih banyak muncul setelah keracunan terjadi. Padahal, program besar seperti
MBG menuntut adanya transparansi data sejak awal, termasuk publikasi standar gizi,
kualitas bahan makanan, dan prosedur distribusi.
Mekanisme yang Seharusnya
Agar kasus serupa tidak terus berulang, mekanisme MBG seharusnya mencakup:
1. Standar Nasional Keamanan Pangan MBG: Pemerintah wajib menetapkan SOP jelas
terkait penyimpanan, distribusi, dan uji laboratorium untuk setiap menu MBG.
2. Pengawasan Berlapis: Tidak cukup hanya di tingkat penyedia. Harus ada
pengawasan di sekolah, dinas kesehatan, dan lembaga independen yang memastikan
standar terpenuhi.
3. Sistem Pelaporan Cepat: Jika ada gejala keracunan, sekolah harus punya kanal cepat
untuk melaporkan ke dinas terkait agar penanganan segera dilakukan dan kasus tidakmeluas.
4. Transparansi Publik: Pemerintah harus membuka data distribusi dan menu MBG
secara rutin agar masyarakat bisa ikut mengawasi.
5.Edukasi Gizi: Guru, siswa, dan orang tua harus dilibatkan dalam edukasi terkait
pentingnya makanan sehat dan aman, agar tercipta kesadaran bersama.
Kesimpulan
Program MBG sejatinya adalah program baik yang berpotensi besar meningkatkan kualitas
sumber daya manusia Indonesia. Namun, tanpa pengawasan ketat dan komunikasi yang
transparan, program ini justru bisa menjadi bumerang. Kasus keracunan massal yang
terjadi harus dijadikan momentum evaluasi menyeluruh agar program MBG tidak lagi
menimbulkan risiko kesehatan, melainkan benar-benar membawa manfaat gizi bagi
generasi muda.
Sumber foto: CNN Indonesia / Artikel “Update Terbaru soal Penanganan Korban Keracunan MBG”, 29 September 2025
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”