Dalam pembangunan pertanian nasional, generasi muda memiliki potensi besar untuk mendorong agroindustri. Mereka dapat menjawab masalah regenerasi petani, meningkatkan produktivitas, dan memperbaiki sistem rantai nilai melalui inovasi, kewirausahaan, dan adopsi teknologi canggih. Artikel ini membahas fungsi, tantangan, dan cara-cara yang dapat dilakukan untuk mendorong generasi muda agar agroindustri Indonesia berkembang secara berkelanjutan.
Pendahuluan
Pertanian Indonesia menghadapi fenomena penuaan petani (farmer aging) dan berkurangnya partisipasi generasi muda. Data menunjukkan bahwa hanya sekitar 8-9% petani adalah generasi muda yang berusia (19-39 tahun), sedangkan mayoritas masih dikuasai oleh petani berusia lebih tua. Regenerasi tenaga kerja di sektor pertanian penting untuk keberlanjutan agroindustri dan ketahanan pangan nasional.
Generasi muda tidak hanya menjadi tenaga kerja tetapi juga pelaku agroindustri melalui wirausaha pertanian, pengolahan hasil, agritech, dan model bisnis hulu hingga hilir. Peran mereka sangat penting untuk meningkatkan nilai tambah, efisiensi, dan adopsi inovasi teknologi dalam pertanian dan agroindustri.
1. Kontribusi Generasi Muda terhadap Agroindustri
· Generasi muda mengambil peran sebagai wirausahawan agribisnis, seperti pengolahan produk lokal, pemanfaatan teknologi modern untuk produksi dan pascapanen.
· Studi “Analisis Minat Generasi Muda Terhadap Sektor Pertanian” menemukan bahwa meskipun sektor pertanian penting untuk ekonomi pedesaan, minat pemuda masih rendah karena berbagai faktor termasuk penghasilan, akses teknologi, dan persepsi negatif terhadap pertanian (Roidah et al., 2024).
· Dalam kasus pertanian kakao, generasi muda diberi edukasi dan sosialisasi agar lebih terlibat dalam produksi dan pengelolaan pertanian kakao, sebagai upaya mendukung Sustainable Development Goals (Dewi et al., 2022).
2. Hambatan yang Dihadapi generasi muda dalam Agroindustri
· Pendapatan usaha tani yang masih relatif rendah dibandingkan risiko usaha pertanian bagi generasi muda.
· Akses modal, teknologi modern, infrastruktur, dan pasar yang terbatas menjadi penghambat besar.
· Persepsi sosial yang meremehkan sektor pertanian sebagai kurang menarik, tertinggal teknologi, atau kondisi kerja yang keras.
3. Strategi Pemberdayaan Generasi Muda dalam Agroindustri
· Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan
Menyediakan pendidikan agribisnis, teknologi pertanian modern, kewirausahaan, dan manajemen rantai pasok agar generasi muda siap menghadapi tantangan agroindustri.
· Inovasi dan Teknologi
Adopsi teknologi seperti digitalisasi, pertanian presisi, otomasi pascapanen, pengolahan hasil – yang dapat meningkatkan produktivitas dan nilai tambah produk agroindustri.
· Kebijakan dan Insentif Pemerintah
Pemerintah perlu menyediakan dukungan berupa akses modal atau kredit murah, subsidi teknologi, kemudahan izin usaha pengolahan produk pertanian, serta kebijakan pasar yang adil.
· Penguatan Jejaring dan Pemasaran
Membantu generasi muda dalam membangun jaringan pasar, kooperasi, marketplace pertanian, serta penetrasi ekspor produk olahan agroindustri.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”