Setiap bangsa pasti memiliki warisan budaya sebagai karakteristik dari bangsanya. Warisan itu adalah nilai luhur yang diteruskan oleh nenek moyang. Warisan itu tidak melulu berbentuk barang yang dapat kita jual kapan saja, melainkan bisa berbentuk nilai-nilai budaya yang harus kita pertahanan sebagai ciri khas bangsa. Di Indonesia pada era perkembangan tehnologi dan sistem informasi ini memudahkan pertukaran informasi dari dalam dan ke luar negeri. Yang paling yang memberikan pengaruh adalah masuknya budaya barat. Masuknya budaya barat ini membuat anak-anak muda kita lebih menyukai trend barat daripada trend budaya kita sendiri. Hal ini lambat laun membuat anak-anak muda tidak mengetahui kebudayaannya sendiri dan kehilangan karakter bangsanya.
Teater sebagai kebudayaan Indonesia perlahan mulai ditinggalkan. Indonesia yang memiliki wilayah sangat luas mulai dari sabang hingga merauke tersebar kebudayaan yang amat beragam. Salah satunya adalah teater, yang merupakan sangat penting peranannya sebagai warisan budaya kita.
Ada beberapa jenis teater di Indonesia. Ada teater boneka seperti pertunjukan wayang dan ada teater orang seperti Ludruk. Dari kedua jenis teater tersebut apakah kita bisa menonton kapan saja dan di mana saja seperti menonton televisi. Jawaban adalah tidak. Artinya apa? artinya kesenian teater sebentar lagi akan punah di habitatnya dan sebagai tanda kita krisis identitas.

Hanya orang-orang tua yang mengetahui apa itu Lenong, Ludruk dan semacamnya. Coba tanyakan pada anak-anak muda kita. Mereka tidak akan ada yang mengetahui, bahkan jika ada itupun hanya mengetahui namanya saja. Hal ini menjadi kekhawatiran bagi kita semua. Ketika kita tampil di mata dunia dan ditanyakan apa menjadi identitas kita. Maka kita akan menjawab apa. Tidakkah ingat desas-desus tentang klaim terhadap salah satu warisan budaya kita oleh negara tetangga. Ini menunjukkan memang menjadi masalah serius bagi kita, bahwa kita tidak mempunyai cukup perhatian dengan warisan budaya kita sendiri.
Sebenarnya siapa yang paling bertanggungjawab atas semua ini. Jawabannya adalah pemerintah dan diri kita sendiri sebagai masyarakat. Pemerintah bukan hanya bertugas mengurus perekonomian dan kesejahteraan semata, melainkan juga mempertahankan apa yang menjadi kepunyaan kita. Pemerintah memiliki instrumen lengkap untuk mengupayakan itu. Sedangkan, masyarakat sebagai pribadi juga harus sadar akan hal ini, bahwa anak-anak muda kita berada di zaman yang berbeda, tidak sepenuhnya salah mereka karena tidak menyukak dan mewarisi budayanya sendiri. Tetapi iklimnya yang tidak mendukung bagi mereka.
Sebenernya ada beberapa cara dan langkah pencegahan yang bisa dilakukan sebagai solusi agar kesenian teater ini tidak hilang dari budaya kita. Misalnya menerapkannya di pendidikan formal kita sebagai salah satu pelajaran wajib dan pemerintah memberikan prioritas bagi anak-anak yang memiliki keterampilan dalam kesenian untuk mendapatkan kehidupan lebih layak.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”






































































