Lamongan, Jawa Timur – Di tengah gempuran pasar global dan transformasi digital yang kian masif, inovasi bukan lagi pilihan, melainkan sebuah keharusan, terutama bagi sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Fenomena menarik yang memicu kehebohan di Desa Balungtawun, Lamongan, Jawa Timur, adalah sebuah gebrakan edukatif yang sukses mentransformasi kemasan produk UMKM lokal menjadi aset digital berdaya jual tinggi.
Peristiwa ini berakar dari program pengabdian masyarakat (Abdimas) lintas disiplin ilmu yang digagas oleh Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA). Tidak main-main, inisiatif strategis ini merupakan kolaborasi dua program studi unggulan, yaitu Prodi Manajemen dan Prodi Bisnis Digital, yang secara sinergis membawa visi literasi digital ke jantung komunitas.
Kolaborasi Krusial: Menjembatani Jurang Digital UMKM
Program Abdimas yang digelar pada hari Rabu, 22 Oktober 2025, ini secara fundamental menjawab tantangan klasik UMKM: keterbatasan modal dan minimnya pemahaman teknologi untuk mendongkrak daya saing produk. Jika sebelumnya kemasan hanya dipandang sebagai pembungkus, kini tim pengabdi UMSIDA berhasil meletakkan fondasi berpikir baru: kemasan adalah aset pemasaran digital yang vital.

Aksi nyata ini dipimpin langsung oleh dua figur kunci di UMSIDA. Pertama, Bapak Mochammad Rizal Yulianto, SE., MM, selaku Ketua Program Studi Manajemen UMSIDA, yang fokus pada strategi peningkatan nilai jual dan aspek manajerial bisnis UMKM. Kedua, Bapak Alshaf Pebrianggara, SE., MM, Ketua Program Studi Bisnis Digital UMSIDA, yang membawa keahlian teknis dalam digitalisasi dan pemanfaatan aset digital. Keduanya menegaskan bahwa sinergi manajemen bisnis dan keahlian digital adalah kunci untuk masa depan UMKM.
“Kita melihat bahwa Ibu-ibu di Balungtawun memiliki produk unggulan dengan cita rasa luar biasa. Namun, desain kemasan yang konvensional seringkali gagal menceritakan kualitas itu kepada pembeli di pasar digital,” jelas Bapak Mochammad Rizal Yulianto. “Melalui program ini, kami mengajarkan bahwa logo, label, dan desain unik di kemasan adalah bagian dari branding yang ketika dipotret dan dipromosikan secara profesional, langsung bertransformasi menjadi ‘Digital Asset’ yang menarik di media sosial dan marketplace,” tambahnya.

Transformasi Kemasan Menjadi ‘Digital Asset’
Lalu, apa yang dimaksud dengan menyulap kemasan menjadi Digital Asset bernilai jual tinggi?
Dalam konteks edukasi ini, Digital Asset merujuk pada elemen visual dan informatif dari kemasan seperti logo, typography, tagline, hingga foto produk beresolusi tinggi yang dioptimalkan untuk platform digital. Tim UMSIDA mengajarkan para peserta, yang mayoritas adalah ibu-ibu warga Balungtawun, bagaimana mendesain kemasan yang tidak hanya fungsional tetapi juga ‘Instagrammable’ dan ‘Marketplace-Ready’.
Menurut berbagai studi, termasuk laporan dari Kementerian Koperasi dan UKM, produk UMKM dengan visual kemasan yang profesional dan terdigitalisasi dapat mencatatkan peningkatan penjualan rata-rata hingga 20-30% setelah dipasarkan di platform digital. Hal ini membuktikan bahwa daya tarik visual kemasan yang bagus di dunia maya setara dengan promosi mahal.
Bapak Alshaf Pebrianggara menekankan aspek teknis ini. “Kami memberikan pelatihan intensif tentang dasar-dasar desain grafis sederhana, fotografi produk dengan smartphone, hingga bagaimana mengintegrasikan kode QR pada kemasan yang mengarah langsung ke toko online atau profil media sosial mereka. Inilah esensi dari aset digital: membuat kemasan menjadi pintu gerbang langsung menuju transaksi dan informasi produk,” ujarnya.
Data Program:
Tema Utama: Digitalisasi Kemasan & Strategi Pemasaran Digital.
Peserta: Warga Desa Balungtawun (mayoritas pelaku UMKM ibu-ibu).
Waktu Pelaksanaan: Rabu, 22 Oktober 2025.
Tempat: Balai Desa Balungtawun, Lamongan, Jawa Timur.
Dukungan Penuh dari Pemerintah Daerah
Signifikansi program ini semakin diperkuat dengan kehadiran perwakilan pemerintah daerah. Acara ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Lamongan, yang memberikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif perguruan tinggi dalam pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
“Pemerintah Kabupaten Lamongan menyambut baik kolaborasi ini. Digitalisasi UMKM adalah agenda prioritas. Apa yang dilakukan UMSIDA di Balungtawun adalah contoh nyata bagaimana edukasi vokasi dan akademik dapat diterjemahkan menjadi solusi ekonomi yang langsung dirasakan masyarakat,” tutur perwakilan Sekda dalam sambutannya. Kehadiran beliau sekaligus menjadi penanda komitmen pemerintah daerah untuk mendukung keberlanjutan program peningkatkan literasi digital UMKM di wilayah Lamongan.
Melangkah ke Depan: Edukasi untuk Kemandirian Ekonomi
Program Abdimas ini tidak berhenti pada pelatihan. Tujuan utamanya adalah menciptakan kemandirian ekonomi melalui edukasi digital yang berkelanjutan. Dengan memahami bahwa kemasan yang menarik adalah aset digital yang menghasilkan konversi penjualan, para pelaku UMKM di Balungtawun kini memiliki bekal untuk bersaing bukan hanya di pasar lokal, tetapi juga menjangkau konsumen dari berbagai daerah.
Kesuksesan ‘Geger’ Balungtawun ini menjadi model percontohan (best practice) yang berharga bagi institusi pendidikan lainnya. Ini membuktikan bahwa transfer ilmu dari kampus ke desa dapat membuahkan hasil yang transformatif, mengubah tantangan digital menjadi peluang emas, dan secara fundamental meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui inovasi edukasi dan kolaborasi strategis antarprogram studi. Inilah cara akademisi menciptakan dampak nyata dalam pembangunan ekonomi digital Indonesia.
Penulis : ST
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”
































































