Tidur merupakan satu satunya pemulihan yang bisa memulihkan dari segi fisik, mental dan emotional manusia yang kita kenal. Seperti yang kita tahu bahwa kurang tidur akan berbahaya bagi kesehatan kita. Tetapi kenyataannya selain berbahaya bagi Kesehatan, kurang tidur dan begadang akan membuat hidup berantakan. Kemudian, kita harus memahami bagaimana tubuh kita bekerja agar setiap hal yang kita lakukan sehari hari dapat bekerja secara maksimal.
Secara biopsikologis, kurang tidur atau tidur yang tidak berkualitas mengganggu fungsi otak, menurunkan fungsi memoridan meningkatkan kerentanan terhadap infeksi akibat lemahnya sistem imun. Selain itu, tidur yang buruk berkaitan erat dengan perubahan neurobiologis yang memicu stres dan kerusakan otak yang berkontribusi pada kematian dini.
Artinya apa? Belum ada cara lain yang bisa memulihkan tubuh kita secara satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh selain dengan kita melakukan recovery yaitu tidur yang maksimal. Itu sebabnya pernyataan sebelumnya bisa dibenarkan yakni saat kita kurang tidur atau pola tidur kacau, tubuh mudah drop, daya tahan turun dan kita jadi gampang sakit. Nafsu makan juga bisa ikut berantakan atau over-eating, kadang jadi tidak stabil bahkan cenderung makan berlebihan. Otak pun cenderung kena brain fog sehingga fokus menurun, sulit berpikir jernih, sampai susah memahami materi saat belajar, apalagi kalau aktivitas sehari-hari lagi padat. Emosi pun ikut kacau dengan lebih mudah tersinggung, panik, atau marah, dan jantung bekerja lebih berat. Intinya, kebiasaan begadang yang terus-menerus bisa memberi banyak dampak buruk untuk tubuh di usia muda.
Bukan berarti kita tidak boleh melakukan begadang sesekali pun apalagi ditengah kesibukan anak anak muda saat ini yang cukup padat sehingga memengaruhi recovery mereka. Pasti ada momen dimana kita memang melakukan begadang dan tidur yang berantakan karena aktivitas yang penting yang secara tidak langsung mengharuskan kita untuk begadang agar bisa menyelesaikan aktivitas tersebut.
Menurut Sleep Coach, Vishal Dasani, tidak menjadi masalah jika sesekali melakukan begadang misalnya sekali seminggu atau 2-3 kali dalam sebulan karena yang terpenting adalah seberapa sering kita melakukan kebiasaan buruk kurang tidur dan begadang tersebut. Maka, semakin tinggi aktivitas kita dan semakin intens aktivitas yang kita lakukan, tubuh kita akan sadar bahwa tubuh akan butuh istirahat yang lebih dari biasanya.
Dalam biopsikologis, ketika tubuh itu kekurangan istirahat akan berdampak dengan jantung dan saraf yang akan berkerja lebih keras dengan demikian kita bisa meyimpulkan “Dalam kondisi kurang tidur, tubuh lebih stressful”. Dari segi strengths mungkin tidak begitu berdampak pada tubuh, tetapi dari segi stamina itu akan sangat berdampak besar pada sistem kerja jantung. Lalu begitu juga dengan organ tubuh lain seperti hati, ginjal dan otak akan bekerja lebih keras dari biasanya.
Dalam kerja otak kita, ada satu bagian kerja otak yang dinamakan hippocampus. Hippocampus adalah bagian yang berpengaruh agar kita bisa belajar dengan sempurna, dimana pada saat malam hari informasi yang sudah kita terima di otak akan di transfer ke memori jangka panjang kita. Kemudian, hal ini akan membuat hippocampus lebih ringan dan kosong dari biasanya agar otak kita pada hari berikutnya bisa menerima informasi penting yang akan di terima oleh hippocampus. Lalu, pada saat tidur kita kurang bagus dan tidur dengan kualitas rendah, proses transfer informasi penting tidak berjalan dengan baik sehingga berikutnya kita akan kesulitan belajar dan berpengaruh lain yakni konsentrasi otak kita akan menurun dari biasanya.
Selanjutnya juga pada saat tidur, ada proses detoks otak. Brain detoxification atau detoks otak terjadi saat kita ada di fase deep sleep saat malam hari, dimana otak kita juga mengumpulkan toksin yang merupakan zat yang bisa menggangu dan merusak fungsi sistem saraf manusia, yang hanya pada fase deep sleep itu terjadi pembersihan toksin tersebut. Jadi, saat kebiasaan kurang tidur ini berjalan terus-menerus, perlahan akan merusak organ tubuh kita sendiri.
Apakah kurang tidur bisa mempunyai umur yang lebih pendek? Menurut Sleep Coach, Vishal Dasani, kita akan punya kualitas hidup yang lebih buruk jika kurang tidur. “Kurang tidur tidak membunuhmu, tetapi kurang tidur bisa membuatmu melakukan aktivitas yang meningkatkan risiko kematian”. Sejauh ini, belum ada studi yang menyebutkan bahwa tidak tidur akan membunuh, tetapi secara tidak langsung akan membuat kita melakukan aktivitas-aktivitas yang meningkatkan risiko kematian tersebut.
Kurang tidur juga sangat merusak kesehatan mental. Orang yang kurang tidur biasanya mudah panik dan cemas yang tinggi serta lebih mudah takut. Ini sangat berpengaruh besar pada kesehatan mental karena memicu amigdala menjadi hiperaktif. Sehingga kurang tidur bikin otak kita overaktif dengan memunculkan sikap gampang takut, cemas naik, panikan serta emosian.
Banyak orang yang mengira bahwa tidur yang bagus harus dalam fase deep sleep yang lama, tetapi kenyataan berdasarkan biologis, deep sleep sebenarnya memiliki durasi yang sedikit sekitar 13%- 23% dari durasi tidur. Lalu, REM Sleep yaitu dimana fase kita saat sedang bermimpi sekitar 20%- 25% dari durasi tidur, sehingga sisanya akan didominasi oleh fase light sleep. Maka itu alasannya, orang dewasa dan anak-anak muda butuh minimal 6 jam tidur untuk reparasi fisik, mental dan emosional.
Jadi, penting untuk kita sebagai anak-anak muda saat ini untuk memahami indikator bagaimana tidur itu dikatakan berkualitas. Salah satu kriteria dari tidur yang berkualitas yang pertama, durasi tidur atau kuantitas yang harus cukup antara 7-9 jam tetapi disesuaikan juga dari segi umur, aktivitas, gaya hidup serta kebutuhan masing masing dari kita agar tidur bisa optimal. Kedua, tidur pulas. Dan ketiga, ketika bangun tidur badan lebih segar.
Kemudian, generasi muda saat ini juga bisa melakukan serangkaian kegiatan dan perilaku untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur atau biasanya disebut sleep hygiene tips. Menjaga kualitas tidur bisa dilakukan dengan membangun rutinitas yang konsisten setiap hari, khususnya soal jam tidur dan bangun.
Setelah bangun pagi, biasakan untuk terkena cahaya matahari untuk membantu tubuh mengenali ritme siang sampai malam. Tetap aktif bergerak di sepanjang hari juga penting agar tubuh lebih siap untuk beristirahat di malam hari. Konsumsi makanan bergizi, terutama protein, karena berperan dalam produksi hormon melatonin yang membantu proses tidur. Menjelang waktu tidur, kurangi konsumsi kafein, alkohol, atau minuman berenergi agar tubuh bisa lebih cepat rileks. Pastikan juga kamar tidur nyaman dan mendukung istirahat misalnya pencahayaan redup, suhu sejuk, dan suasana tenang. Sebelum tidur, lakukan relaksasi sederhana seperti napas dalam atau peregangan ringan agar pikiran lebih tenang dan tidur bisa lebih lelap.
Dengan demikian, generasi muda bahkan semua kalangan bisa meminimalisir tidur yang tidak berkualitas menjadi lebih berkulalitas dan cukup serta meminimalisir risiko penyakit penyebab kematian muda yang muncul akibat begadang dan tidur yang kurang.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”





































































