Kalian pasti udah kenal sama makanan berbahan aci kan?
Seperti cilok, cireng, atau bahkan
cidog yang lagi hits belakangan ini. Rasanya enak, gurih, teksturnya kenyal, dan selalu bikin
nagih. Tapi pernah kepikiran nggak, kenapa sih aci bisa kenyal banget sampai bikin orang
ketagihan?
Ternyata ada proses kimia seru yang terjadi di dalamnya, lho! Yuk, kita pahami
bareng-bareng secara singkat rahasia di balik kekenyalan aci ini.
Apa sih aci itu?
Aci sebenarnya adalah nama lain dari tepung tapioka. Di Jawa Barat, kata aci dalam bahasa
Sunda berarti tepung. Itu sebabnya banyak jajanan khas Sunda yang pakai nama “aci”,
misalnya cilok (aci dicolok), cireng (aci digoreng), dan cilor (aci telor).
Tepung tapioka alias aci ini dibuat dari umbi singkong yang kaya akan pati. Nah, kandungan
pati inilah yang jadi alasan kenapa olahan dari tapioka bisa bertekstur elastis dan terasa kenyal.
Muncul pertanyaan baru: kenapa sih adanya pati bisa bikin tepung tapioka jadi kenyal dan
elastis?
Bayanginnya gini, kalau kamu punya balon karet lalu diisi air, balon itu bakal ngembang karena
ada air di dalamnya. Sama halnya dengan butiran pati di tepung tapioka—mereka akan
menyerap air, mengembang, lalu pecah sehingga adonan berubah jadi kental dan kenyal.
Bedanya, butiran pati butuh bantuan panas supaya bisa menyerap air dengan maksimal. Jadi
saat pati bertemu air dan panas, teksturnya langsung berubah, dan inilah yang bikin adonan aci
jadi elastis dan kenyal.
Nahh, proses penyerapan air oleh pati ini disebut gelatinisasi.
Bisa disimpulkan kalau kekenyalan aci adalah salah satu contoh proses kimia dalam kehidupan
sehari-hari yang sering banget disepelekan orang.
Jadi, kalau kalian lagi makan cilok atau jajanan berbahan aci lainnya, ingat ya! Kenyalnya itu
bukan Cuma bikin nagih, tapi juga hasil dari reaksi kimia keren yang terjadi di dapur
.
Referensi:
Imanningsih, N. (2012). Profil gelatinisasi beberapa formulasi tepung-tepungan untuk
pendugaan sifat pemasakan (Gelatinisation profile of several flour formulations for estimating
cooking behaviour). Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food
Research), 35(1), 13-22.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”