Adetya Tri Hastanto, Mahasiswa Sains Pertanian Universitas Nurul Huda Wujudkan Pekarangan Produktif di Desa Mulya Jaya
Mulya Jaya, Sumatera Selatan – Adetya Tri Hastanto, mahasiswa semester 7 Program Studi Sains Pertanian Universitas Nurul Huda, menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat dengan menggelar program edukasi pemanfaatan lahan pekarangan sebagai investasi masa depan keluarga di Desa Mulya Jaya.
Pemuda asal Palembang ini memilih mengabdikan ilmu yang telah dipelajarinya selama kuliah untuk membantu masyarakat desa mengoptimalkan lahan pekarangan yang selama ini kurang termanfaatkan. Program yang ia jalankan merupakan bagian dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dalam rangka menyelesaikan tugas akhir studinya.
Berawal dari Keprihatinan
“Saya melihat banyak lahan pekarangan di Mulya Jaya yang hanya dibiarkan kosong atau ditumbuhi rumput liar. Padahal dengan luas rata-rata 200 meter persegi per rumah, lahan tersebut sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi sumber penghasilan keluarga,” ungkap Adetya saat ditemui di lokasi program.
Mahasiswa yang aktif di Organisasi Kemahasiswaan Bidang Minat dan Bakat ini memulai programnya dengan melakukan sosialisasi kepada 40 kepala keluarga tentang konsep “Pekarangan Sebagai investasi masa depan Keluarga”.
Program Komprehensif dan Terstruktur
Adetya merancang program edukasi yang dibagi dalam beberapa tahap selama tiga bulan. Tahap pertama adalah penyuluhan tentang pentingnya diversifikasi tanaman pekarangan. Tahap kedua berupa pelatihan praktik budidaya sayuran organik, dan tahap ketiga adalah pendampingan hingga panen pertama.
“Mas Adetya tidak hanya memberikan teori, tetapi langsung praktek. Dia ajari kami cara membuat bedengan, bikin pupuk kompos dari sampah dapur, sampai cara ngatur jadwal tanam biar panennya bergantian,”.
Program yang dijalankan Adetya mencakup budidaya sayuran daun (kangkung, bayam, sawi), sayuran buah (tomat, terong, cabai), tanaman rempah (serai, kunyit, jahe), dan tanaman hias produktif yang dapat dijual.
Inovasi Teknologi Sederhana
Salah satu keunggulan program Adetya adalah penerapan teknologi sederhana yang mudah ditiru masyarakat. Ia memperkenalkan sistem irigasi tetes dari botol bekas, vertical garden menggunakan paralon, dan green house mini dari bambu dan plastik UV.
“Semua teknologi yang saya ajarkan menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan dan murah. Tujuannya agar masyarakat tidak terbebani secara finansial tapi tetap bisa meningkatkan produktivitas lahan,” jelas mahasiswa yang memiliki IPK 3,67 ini.
Ibu Ratna (42), salah satu peserta program, mengaku sangat terbantu dengan inovasi ini. “Dengan botol bekas buat irigasi tetes, tanaman saya tidak perlu disiram setiap hari. Air jadi lebih hemat dan tanaman tumbuh lebih baik,” katanya.
Hasil Mencengangkan
Setelah tiga bulan program berjalan, hasil yang dicapai cukup menggembirakan. Keluarga Pak Ahmad berhasil memanen 8 kilogram kangkung, 5 kilogram bayam, 3 kilogram cabai rawit, dan 2 kilogram tomat dari lahan pekarangan seluas 250 meter persegi.
“Dari hasil panen, kami bisa menghemat belanja sayur sekitar Rp 300.000 per bulan. Yang surplus dijual ke warung-warung terdekat, bisa dapat tambahan Rp 200.000,” ungkap Pak Ahmad dengan wajah sumringah.
Adetya mencatat bahwa 85% dari 40 keluarga peserta program berhasil mencapai swasembada sayuran untuk konsumsi rumah tangga, sementara 60% di antaranya mampu meraih keuntungan dari penjualan surplus.
Apresiasi dan Dukungan
wening Tyas s.p m,si dosen pembimbing Adetya, memberikan apresiasi tinggi terhadap dedikasi mahasiswanya. “Adetya menunjukkan bahwa mahasiswa Sains Pertanian tidak hanya pandai dalam teori, tetapi juga mampu mengaplikasikan ilmunya untuk kesejahteraan masyarakat. Ini adalah contoh nyata implementasi ilmu pertanian yang berkelanjutan,” pujinya.
Visi Keberlanjutan
Melihat keberhasilan program ini, Adetya tidak berhenti sampai di situ. Ia berencana membentuk “Kelompok Tani Pekarangan Mulya Jaya” yang akan terus mendampingi masyarakat bahkan setelah ia menyelesaikan studi.
“Saya sudah melatih 10 orang ibu-ibu untuk menjadi kader di setiap RT. Mereka akan meneruskan program ini dan membantu warga lain yang ingin mengembangkan pekarangannya,” jelasnya.
Kepala Desa Mulya Jaya, Bapak rojali, mengapresiasi kerja keras Adetya dan menjadikan program ini sebagai program unggulan desa. “Kami akan mengalokasikan dana desa untuk mendukung pengembangan program pekarangan produktif ini. Ini investasi jangka panjang untuk ketahanan pangan desa,” katanya.
Adetya kini sedang menyelesaikan penelitian skripsinya dengan judul “Analisis Potensi Ekonomi Pekarangan Rumah Tangga Sebagai Pendukung Ketahanan Pangan di Desa Mulya Jaya” yang diharapkan dapat menjadi referensi pengembangan program serupa di daerah lain.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”