Akselerasi Ekonomi Desa Stop Kemasan Kusam! Pakar Umsida dan Umla Bongkar Taktik Branding Kilat Lewat Olahan Bandeng: Kunci Peningkatan Daya Saing Ibu-Ibu UMKM Balungtawun
Lamongan, 22 Oktober 2025 – Di tengah persaingan pasar yang semakin ketat, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sering kali menghadapi tantangan besar: produk berkualitas tersembunyi di balik kemasan yang kurang menarik. Tantangan ini sangat terasa pada potensi produk olahan daerah, seperti di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, dengan komoditas unggulan ikan bandeng. Ironisnya, sektor UMKM adalah pilar ekonomi dengan kontribusi mencapai sekitar 60,5% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap lebih dari 96,9% angkatan kerja (data Kemenkop UKM). Namun, sebagian besar pelaku UMKM, yang didominasi oleh kelompok ibu-ibu di tingkat desa, masih menganggap kemasan hanya sebagai wadah, bukan sebagai alat branding dan pemasaran paling efektif.
Menjawab tantangan krusial ini, tim kolaborasi dosen ahli dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) dan Universitas Muhammadiyah Lamongan (UMLA) hadir melalui program ‘Pengabdian kepada Masyarakat’ (PkM). Kegiatan edukatif yang dipusatkan di Balai Pertemuan Desa Balungtawun, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur ini, diikuti oleh warga ibu-ibu Desa Balungtawun yang antusias, berfokus pada pembedahan taktik branding cepat melalui inovasi kemasan.

Tim pakar yang memimpin kegiatan ini adalah:
1. Dr. Umi Khoirun Nisa, SKM, M.Epid (Dosen Manajemen Informasi Kesehatan UMSIDA), selaku Koordinator Tim PkM sekaligus ahli mutu dan higienitas.
2. Mochammad Rizal Yulianto, SE., MM. (Dosen Manajemen UMSIDA), sebagai pakar strategi pemasaran dan bisnis.
3. Dr. Alfan Rosid, S.Kom., M.Kom. (Dosen Informatika UMSIDA), yang berfokus pada digitalisasi visual dan desain kemasan.
4. Sylvi Harmiardillah, S.Kep., Ns., M.Kep (Dosen Pendidikan Profesi Ners UMLA), yang memberikan perspektif kesehatan dan kebersihan produk.
Program ini dirancang untuk membongkar rahasia praktis agar UMKM pemula dapat segera menghentikan ‘Kemasan Kusam’ yang menghambat produk olahan daerah mereka dilirik konsumen modern.

Anatomi Masalah: Inovasi Bandeng Menuju Pempek Berdaya Saing Global
Sebagai contoh nyata penciptaan nilai tambah produk lokal, kegiatan PkM di Balungtawun ini dibuka dengan demonstrasi inovasi produk yang menarik perhatian peserta. Dr. Umi Khoirun Nisa, SKM, M.Epid., memimpin langsung kegiatan demo memasak olahan bandeng menjadi pempek. Inovasi ini menunjukkan kepada ibu-ibu peserta bahwa produk lokal dapat diolah menjadi hidangan bernilai jual tinggi. Dr. Umi menegaskan, “Produk premium seperti pempek bandeng ini membutuhkan legitimasi visual. Penggunaan plastik klip polos, meskipun menekan biaya, secara fundamental menurunkan nilai jual. Produk yang sama, ketika dikemas ulang dengan desain profesional dan informasi lengkap, dapat menaikkan harga jual rata-rata 20% hingga 50% dan memperluas jangkauan pasar.”
Mochammad Rizal Yulianto, SE., MM., menambahkan dari sisi bisnis, “Data menunjukkan bahwa 80% keputusan pembelian pertama sangat dipengaruhi tampilan visual. Bagi UMKM yang sebagian besar dikelola ibu-ibu, kemasan yang menarik adalah alat jualan yang bekerja 24 jam. Ini bukan biaya, melainkan investasi daya saing yang harus diprioritaskan.”
Bongkar Taktik Branding Kilat UMSIDA-UMLA: Implementasi Cepat dan Tepat
Dalam sesi pelatihan, peran para dosen ditekankan pada transfer ilmu pengetahuan yang aplikatif, didukung oleh tim mahasiswa yang berperan sebagai fasilitator teknis: Aida Safira Maharani dan Rendy Adi Saputra (Manajemen), Nabila Insyira Natasya (Manajemen Informasi Kesehatan), dan Annifa Ummayah Bassiroh (Informatika).
Berikut adalah tiga pilar utama taktik branding cepat yang dibedah oleh para pakar:
1. Kemasan ‘Smart’: Jaminan Mutu dan Regulasi (Pakar: Dr. Umi Khoirun Nisa & Sylvi Harmiardillah):
Dr. Umi Khoirun Nisa dan Sylvi Harmiardillah berfokus pada pentingnya aspek mutu, higienitas, dan kepatuhan regulasi. Mereka memastikan setiap produk olahan, seperti pempek bandeng, memiliki kelengkapan informasi vital sesuai standar kesehatan—termasuk pencantuman P-IRT/BPOM, komposisi, tanggal kedaluwarsa, dan higienitas proses. “Kemasan yang mencantumkan izin edar resmi secara signifikan meningkatkan kepercayaan konsumen dan membuka peluang ke pasar ritel modern,” jelas Dr. Umi. Mahasiswa pendukung bertugas membantu checklist kelengkapan informasi produk.
2. Visual yang Cepat ‘Menjual’ dan Digitalisasi (Pakar: Dr. Alfan Rosid):
Dr. Alfan Rosid, memimpin sesi tentang pemanfaatan desain digital yang efisien. “Kunci branding di era digital adalah High-Contrast dan High-Readability. Kami mengajarkan ibu-ibu cara memanfaatkan aplikasi desain sederhana untuk menciptakan logo dan tata letak yang profesional agar produk menonjol di marketplace,” papar Dr. Alfan. Mahasiswa pendukung membantu demonstrasi teknis aplikasi desain dasar kepada peserta UMKM.
3. Kemasan ‘Pencerita’ dan Nilai Jual (Pakar: Mochammad Rizal Yulianto):
Mochammad Rizal Yulianto mengupas tuntas strategi Brand Storytelling. Ia mengajarkan cara mengubah cerita di balik produk, misalnya keunikan pempek dari ikan bandeng lokal Lamongan, menjadi elemen visual dan naratif yang terintegrasi di kemasan. “Kemasan harus menjadi ‘promosi gratis’. Cerita yang kuat dapat membedakan produk Anda dari ratusan pesaing lain di pasar,” tegas Rizal. Mahasiswa pendukung membantu dokumentasi dan perumusan tagline awal UMKM.
Dampak Nyata dan Komitmen Akademisi untuk Kemajuan Ekonomi Desa
Kegiatan PkM kolaboratif di Balai Pertemuan Desa Balungtawun ini telah berhasil mentransfer ilmu akademik yang sangat aplikatif, menjadikannya model edukasi yang efektif dalam akselerasi ekonomi desa. Para dosen dan tim mahasiswa pendukung telah membuktikan bahwa sinergi ilmu pengetahuan dan praktik lapangan mampu memberikan dampak ekonomi instan dan berkelanjutan bagi ibu-ibu pelaku UMKM di Lamongan.
Penulis : ST
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”
































































