Bilanrengi, 5 Agustus 2025 – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik 114 Universitas Hasanuddin melaksanakan kegiatan “Menulis Cerita Berbasis Buku Bacaan” di Balai Desa Bilanrengi. Pagi itu, kantor desa berubah menjadi ruang perpustakaan yang penuh warna. Meja-meja disusun rapi, di atasnya tertata rapi buku bacaan bergambar. Puluhan anak dari berbagai usia hadir dengan raut wajah antusias mengikuti kegiatan ini.
Kegiatan dimulai dengan sesi membaca bersama. Anak-anak bebas memilih buku—mulai dari dongeng nusantara, fabel, hingga kisah inspiratif. Setelah memahami isi cerita, mereka diajak menulis ulang atau mengembangkan kisah tersebut sesuai imajinasi masing-masing. Ada yang mengubah tokoh utama menjadi hewan favorit, ada yang membuat akhir cerita lebih bahagia, bahkan ada yang menambahkan petualangan baru. Mahasiswa KKN mendampingi setiap meja, memberikan arahan ringan tentang alur, tokoh, dan penyelesaian cerita.
Di ruangan kelas, suasana penuh semangat dan canda. Meski beberapa anak awalnya tampak ragu, suasana santai dan pendampingan hangat membuat mereka berani menuangkan ide. Beberapa bahkan menambahkan ilustrasi berwarna pada karyanya. “Anak-anak bukan hanya membaca, tapi juga berani menciptakan cerita sendiri. Ini bukti literasi bisa hidup di tengah desa.”
Adapun tahapan menulis cerita berbasis buku bacaan yang dijalankan meliputi:
- Membaca buku bacaan pilihan secara mandiri maupun bersama.
- Mengidentifikasi tokoh, alur, dan pesan dari cerita.
- Mengembangkan ide baru dengan memodifikasi tokoh, alur, atau akhir cerita.
- Menuliskan cerita sesuai imajinasi masing-masing.
- Memberi ilustrasi sederhana agar karya lebih menarik.
- Mempresentasikan dan mengompilasi hasil menjadi satu buku bersama.
Esensi dari program ini adalah hilirisasi literasi: karya-karya anak akan dikompilasi menjadi modul, lalu disumbangkan ke Rumah Baca Bilanrengi. Dengan begitu, hasil karya mereka tak hanya dinikmati sendiri, tetapi bisa menjadi sumber bacaan bagi seluruh warga desa.
Dokumentasi kegiatan menampilkan senyum bangga anak-anak saat memamerkan hasil tulisannya, foto-foto mereka serius membaca, menulis di kertas warna-warni, hingga memegang buku bacaan favorit. Semua momen itu menjadi bukti bahwa literasi dapat tumbuh subur ketika diberi ruang dan kesempatan.