
Acara dimulai dengan laporan kegiatan oleh Trimo, SE., MM., Kepala Bidang Ideologi, Wawasan Kebangsaan dan Ketahanan Ekonomi, Sosial Budaya, dan Agama Badan Kesbangpol Sukoharjo. Dalam laporannya, Trimo menekankan pentingnya menanamkan kesadaran kolektif kepada generasi muda mengenai bahaya narkotika dan penguatan literasi kebangsaan sejak dini.
Selanjutnya, Kepala Badan Kesbangpol Sukoharjo, Budi Santoso, SE., MM., menyampaikan sambutan yang menyoroti peran strategis Paskibraka sebagai duta pemuda yang tak hanya bertugas mengibarkan bendera, namun juga membawa nilai-nilai keteladanan, disiplin, dan integritas dalam kehidupan bermasyarakat. “Mereka adalah representasi masa depan. Maka, mereka harus bersih dari narkoba, dan kuat dalam mental serta ideologi,” tegas Budi.
Materi pertama disampaikan oleh Muhammad Anwar, S.Sos, Penyuluh Narkoba dari Badan Kesbangpol Sukoharjo. Ia memaparkan data dan fakta mengejutkan tentang penyebaran narkotika di kalangan pelajar serta modus-modus terbaru yang kerap mengintai remaja. Dengan gaya komunikatif dan pendekatan berbasis pengalaman lapangan, Anwar mengajak peserta untuk menyadari bahwa narkoba bukan hanya merusak tubuh, tapi juga menghancurkan masa depan.
Sesi yang paling menyita perhatian peserta adalah saat Fadhel Moubharok Ibni Faisal, Wakil Ketua DPD KNPI Sukoharjo sekaligus Ketua Yayasan Kiblat Abinaya Indonesia, menyampaikan materi bertajuk “Bijak Bermedia Sosial di Era Kecerdasan Buatan.” Dalam paparannya, Fadhel menekankan bahwa ancaman terhadap generasi muda saat ini tidak hanya datang dari narkoba, tetapi juga dari disinformasi digital yang menyebar luas melalui media sosial.
“Di era kecerdasan buatan seperti sekarang, informasi bohong bisa dibuat dengan sangat meyakinkan. AI bisa menciptakan gambar, suara, bahkan video palsu yang bisa menjatuhkan reputasi siapa pun. Kalau kita tidak hati-hati, kita bisa ikut menyebarkan hoaks tanpa sadar,” ujar Fadhel. Ia mengajak peserta untuk menjadi pelopor literasi digital di lingkungan sekolah dan komunitasnya masing-masing, serta menekankan pentingnya verifikasi informasi, menjaga etika berkomunikasi daring, dan menjadi pengguna media sosial yang cerdas, kritis, dan bertanggung jawab.
Kegiatan ini diakhiri dengan sesi diskusi dan tanya jawab yang berlangsung interaktif. Para peserta aktif mengajukan pertanyaan seputar bahaya narkoba, pengaruh media sosial terhadap mental remaja, serta cara menangkal hoaks. Antusiasme peserta menunjukkan bahwa semangat belajar dan ingin tahu para calon Paskibraka Sukoharjo 2025 sangat tinggi.
Melalui kegiatan ini, Badan Kesbangpol Sukoharjo berharap dapat membentuk karakter generasi muda yang tidak hanya sehat secara fisik, tetapi juga tangguh secara mental, melek digital, dan berjiwa nasionalis. Pembinaan ini menjadi bagian penting dari proses kaderisasi pemuda unggul yang siap menjadi teladan bagi sesamanya dalam membangun Indonesia yang bebas narkoba dan bijak bermedia.