Garut, 15 Desember 2025 – Upaya menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan terus dilakukan di MIS Ar-Raudhotun Nur. Kali ini, Bapak Insan Faisal Ibrahim, S.Pd mengadakan kegiatan uji peduli lingkungan kepada siswa kelas 3 dengan memberikan edukasi langsung tentang cara membedakan dan memisahkan sampah organik dan anorganik. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk pembelajaran kontekstual agar siswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga menyadari dampak nyata dari kebiasaan membuang sampah dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kegiatan tersebut, Pak Insan menjelaskan bahwa sampah bukanlah perkara sepele. Sekecil apa pun sampah yang dibuang, tetap memiliki dampak besar bagi lingkungan. Dampak tersebut bisa bersifat merugikan jika tidak dikelola dengan baik, namun juga dapat memberikan manfaat jika diolah dengan cara yang benar. Melalui pendekatan sederhana dan bahasa yang mudah dipahami, siswa diajak untuk melihat bahwa kebiasaan kecil yang dilakukan setiap hari dapat menentukan kondisi lingkungan di masa depan.
Pak Insan memaparkan secara rinci perbedaan antara sampah organik dan anorganik. Ia menjelaskan bahwa sampah organik berasal dari sisa makhluk hidup seperti daun, sisa makanan, dan kulit buah yang dapat terurai secara alami. Sementara itu, sampah anorganik seperti plastik, botol, dan kaleng membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terurai dan dapat mencemari lingkungan jika dibuang sembarangan. Menurutnya, pemisahan sampah menjadi langkah awal yang sangat penting dalam pengelolaan lingkungan yang sehat.

Suasana kegiatan semakin hidup ketika salah satu siswa kelas 3, Rafi Ahmad, mengajukan pertanyaan polos yang memancing tawa seluruh kelas. “Pak, kenapa sih harus membuang sampah sesuai jenisnya? Kan sama-sama sampah, kenapa tidak langsung dimasukkan ke satu tempat saja?” tanyanya dengan penuh rasa ingin tahu. Pertanyaan tersebut menjadi momen berharga dalam proses pembelajaran.
Menanggapi hal itu, Pak Insan menjawab dengan canda ringan namun sarat makna. “Kalau semua sampah dicampur, nanti sampahnya bingung mau jadi apa. Sampah organik bisa jadi pupuk, tapi kalau dicampur plastik, pupuknya jadi rusak. Sama seperti kita, kalau mau jadi baik, harus ditempatkan di lingkungan yang baik,” jawabnya sambil tersenyum. Jawaban tersebut membuat siswa tertawa sekaligus memahami pesan penting tentang pemilahan sampah dan pengaruh lingkungan terhadap kehidupan.

Lebih lanjut, Pak Insan menegaskan bahwa pemisahan jenis sampah bukan hanya sekadar kegiatan sekolah atau formalitas pembelajaran. Ia menanamkan pemahaman kepada siswa bahwa menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan merupakan bagian dari nilai-nilai keislaman. Menurutnya, menjaga lingkungan adalah salah satu bentuk ibadah yang sering kali terlupakan, padahal memiliki dampak besar bagi kehidupan manusia dan makhluk lainnya.
Kegiatan uji peduli lingkungan ini menjadi sarana edukasi yang efektif dalam menumbuhkan kesadaran siswa sejak dini. Melalui praktik langsung dan dialog yang interaktif, siswa diajak untuk berpikir kritis, peduli, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar. Guru berharap kebiasaan memilah sampah ini tidak hanya diterapkan di sekolah, tetapi juga dibawa ke rumah dan lingkungan tempat tinggal siswa.
Dengan kegiatan ini, MIS Ar-Raudhotun Nur kembali menunjukkan komitmennya dalam membentuk karakter peserta didik yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kepedulian sosial dan lingkungan. Melalui peran aktif guru seperti Bapak Insan Faisal Ibrahim, madrasah terus berupaya menanamkan nilai-nilai kebaikan dan kesadaran lingkungan sebagai bagian dari pendidikan karakter dan pengamalan nilai ibadah dalam kehidupan sehari-hari.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”










































































