BBLR: Masalah Kesehatan yang Kerap Diabaikan, Ancaman Tersembunyi Bagi Generasi Masa Depan
Masalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih menjadi tantangan serius di Indonesia, yang kerap luput dari sorotan publik. Data terbaru Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mencatat prevalensi BBLR di Indonesia mencapai 6,1%, naik tipis dibandingkan angka sebelumnya yaitu 6,0% pada Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI).
Di balik angka ini, tersimpan risiko besar. Bayi dengan berat lahir kurang dari 2.500 gram, sebagaimana definisi WHO, berisiko lebih tinggi mengalami gangguan pertumbuhan, infeksi berulang, bahkan kematian. Saat ini, angka kematian bayi di Indonesia masih berada di angka 22 per 1.000 kelahiran hidup, dan BBLR menjadi salah satu penyumbang utamanya. BBLR tidak hanya meningkatkan risiko kematian, tapi juga berkontribusi pada stunting dan masalah kesehatan kronis di kemudian hari seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung.
Secara global, diperkirakan 15-20% bayi lahir dengan BBLR atau lebih dari 20 juta bayi tiap tahun, di mana 95,6% kasus terjadi di negara berkembang seperti Indonesia. Hal ini tak lepas dari faktor sosial ekonomi rendah, gizi ibu hamil yang kurang memadai, serta terbatasnya akses layanan kesehatan berkualitas.
Dampak BBLR Tak Bisa Diabaikan
BBLR membawa dampak jangka panjang, di antaranya:
- Risiko kematian dini, khususnya pada periode neonatal (28 hari pertama).
- Keterlambatan perkembangan, baik motorik, bicara, maupun kognitif.
- Stunting, yang berdampak pada kecerdasan, daya saing, dan produktivitas di masa depan.
- Peningkatan risiko penyakit metabolik seperti diabetes dan hipertensi di usia dewasa.
- Beban ekonomi keluarga dan negara, akibat tingginya biaya perawatan serta potensi sumber daya manusia yang berkurang.
Pencegahan BBLR Dimulai dari Kesadaran Ibu dan Keluarga
Mencegah BBLR sebenarnya dapat dilakukan melalui langkah sederhana namun konsisten, seperti:
- Asupan gizi seimbang selama kehamilan, kaya protein, zat besi, asam folat, dan kalsium.
- Pemeriksaan kehamilan rutin minimal 6 kali, untuk mendeteksi gangguan sejak dini.
- Hindari rokok, alkohol, dan narkoba, yang terbukti meningkatkan risiko BBLR.
- Kelola stres dan jaga kesehatan mental, karena stres ibu berpengaruh pada janin.
- Segera tangani infeksi atau penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes.
Generasi Sehat Dimulai dari Perhatian Hari Ini
BBLR bukan sekadar istilah medis atau angka statistik. Setiap bayi yang lahir dengan berat badan rendah adalah masa depan bangsa yang terancam kehilangan potensi terbaiknya. Jika tidak dicegah, BBLR bisa berdampak pada kualitas sumber daya manusia di Indonesia dalam jangka panjang.
Sudah saatnya semua pihak mulai dari ibu hamil, keluarga, tenaga kesehatan, hingga pemerintah bersinergi mencegah BBLR demi lahirnya generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan kuat.
Perhatian sederhana hari ini adalah investasi besar untuk masa depan bangsa