“Judul bikin kaget, isi bikin nyesel.” Ungkapan ini mungkin akrab di telinga kita saat berhadapan dengan konten clickbait. Dari berita online hingga video YouTube, strategi ini semakin marak digunakan untuk menarik klik. Namun, apakah clickbait hanya sekadar hiburan ringan, atau sebenarnya jebakan yang menguras atensi kita?
Seni Memancing Rasa Penasaran
Clickbait adalah teknik penulisan judul atau thumbnail yang sengaja dibuat bombastis agar pembaca tertarik membuka konten. Misalnya dengan kata-kata sensasional, tanda tanya provokatif, atau potongan informasi yang menggantung.
Bagi kreator, ini adalah strategi efektif: semakin banyak klik, semakin besar potensi engagement dan keuntungan iklan. Tak heran, clickbait jadi bagian tak terpisahkan dari ekosistem media digital.
Antara Informasi dan Kekecewaan
Masalah muncul ketika isi konten tidak sesuai dengan judul. Alih-alih memberi informasi bermakna, clickbait sering menyajikan berita dangkal atau bahkan menyesatkan. Hal ini membuat pembaca kehilangan kepercayaan, sekaligus memperburuk kualitas literasi media.
Lebih jauh, clickbait juga bisa memanipulasi emosi. Judul yang menimbulkan rasa takut, marah, atau penasaran sengaja dipakai untuk memastikan orang mengklik, meski isinya biasa saja.
Jebakan Atensi di Era Digital
Di era banjir informasi, perhatian menjadi komoditas berharga. Clickbait memanfaatkan celah ini, membuat kita terus menghabiskan waktu di depan layar. Tanpa disadari, atensi kita terkuras untuk hal-hal sepele, sementara informasi penting bisa terlewatkan.
Bagi sebagian orang, clickbait memang jadi hiburan singkat—membaca hal ringan untuk mengisi waktu. Namun, jika terus-menerus dikonsumsi, ia bisa mengikis fokus dan kualitas berpikir kritis.
Literasi Digital sebagai Perisai
Fenomena clickbait bukan sepenuhnya salah kreator. Permintaan pasar dan kebiasaan audiens turut mendorongnya. Oleh karena itu, penting membangun literasi digital agar masyarakat lebih selektif: tidak mudah terkecoh judul bombastis, memverifikasi sumber, dan lebih memilih konten yang relevan.
Di sisi lain, media juga perlu menjaga etika. Sensasi memang mendatangkan klik, tetapi kredibilitas jangka panjang ditentukan oleh kualitas isi, bukan sekadar judul heboh.
Kesimpulan
Clickbait adalah pedang bermata dua. Ia bisa menjadi hiburan ringan, tetapi juga jebakan yang menguras waktu dan merusak kualitas informasi.
Pada akhirnya, yang dibutuhkan bukan hanya judul menarik, tetapi isi yang sepadan. Karena pembaca bisa saja datang karena penasaran, tapi mereka hanya akan bertahan karena kepercayaan.
Penulis: Enjelin Amanda Dewi
Sumber gambar: canva.com