• Hubungi Redaksi
  • Login
  • Register
Siaran Berita
Banner Publikasi Press Release Gratis
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
Siaran Berita
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
No Result
View All Result
Siaran Berita
No Result
View All Result
Home Opini

Dampak Efisiensi Anggaran Untuk PTN. Biaya Perkuliahan Naik?

40_Raka Nadhif Ibrahim by 40_Raka Nadhif Ibrahim
27 May 2025
in Opini
A A
0
Sumber: Youtube KOMPASTV
876
SHARES
1.3k
VIEWS

Dilansir dari video kanal YouTube, Kebijakan efisiensi anggaran pemerintah yang tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 dijelaskan oleh Wamen Diktisaintek, Stella Christie. Kebijakan ini mulai menimbulkan kekhawatiran di kalangan mahasiswa dan para akademisi. Pemangkasan anggaran sebesar Rp306,69 triliun, yang mencakup pengurangan Rp256,1 triliun dari anggaran kementerian/lembaga dan Rp50,59 triliun dari transfer ke daerah, berdampak signifikan pada sektor pendidikan tinggi. Namun, apa makna dari pemangkasan biaya terhadap masa depan perguruan tinggi dan bagaimana tanggapan serta fakta yang sebenarnya terjadi?

 

Pemangkasan Anggaran Pendidikan Tinggi

Baca Juga

Gen Z

Mengenal Gen Z: Generasi Digital yang Mengubah Dunia

17 June 2025
Gambar Goreng Pisang

Analisis Kelayakan Bisnis Warung Mama Yasmin Goreng Pisang

16 June 2025
241214134341 552

Gaji Guru: Akar Masalah Kualitas Pendidikan yang Terlupakan

16 June 2025
be

Geliat #KaburAjaDulu: Ungkap Kekecewaan Politikal Pemuda Indonesia

16 June 2025
Kirim Berita Media Wanita

Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) mengalami pemotongan anggaran sebesar Rp14,3 triliun dari pagu awal Rp56,6 triliun. Efisiensi ini menyasar berbagai pos, termasuk:

  1. Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN): Dari Rp6,018 triliun, dipotong 50% menjadi sekitar Rp3 triliun.
  2. Bantuan Pendanaan PTN Badan Hukum (BPPTNBH): Dari Rp2,37 triliun, dipotong 50% menjadi sekitar Rp1,185 triliun.
  3. Beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah: Mengalami pemotongan sebesar 9%, setara dengan Rp1,3 triliun.
  4. Beasiswa untuk dosen dan tenaga kependidikan: Dipangkas hingga 25%.

Pemangkasan ini berpotensi memaksa perguruan tinggi untuk mencari sumber pendanaan alternatif, termasuk kemungkinan menaikkan Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa.

Screenshot 1020

 

Kekhawatiran Kenaikan UKT

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Satryo Soemantri Brodjonegoro, menyatakan bahwa pemotongan anggaran BOPTN dan BPPTNBH dapat berdampak langsung pada peningkatan biaya kuliah yang harus ditanggung mahasiswa. Ia menambahkan bahwa jika efisiensi ini tidak ditinjau ulang, perguruan tinggi mungkin terpaksa menaikkan UKT untuk menutupi kekurangan dana operasional.

Ketua Majelis Rektor PTN Indonesia (MRPTNI), Eduart Wolok, menyoroti bahwa alokasi BOPTN saat ini belum mampu menutupi Biaya Kuliah Tunggal (BKT) setiap mahasiswa. Dengan adanya pemotongan, beban biaya kuliah yang harus ditanggung mahasiswa dapat meningkat, terutama bagi mereka yang berasal dari keluarga menengah ke bawah.

 

Dampak pada Mahasiswa dan Perguruan Tinggi

Pengamat pendidikan dari Universitas Negeri Semarang, Edi Subkhan, menyatakan bahwa efisiensi anggaran ini dapat menyebabkan kenaikan UKT di sejumlah PTN, yang berpotensi membuat mahasiswa dari keluarga kurang mampu putus kuliah. Hal ini tentu akan menghambat target perguruan tinggi dalam menghasilkan lulusan tepat waktu dan siap kerja.

Selain itu, pemangkasan anggaran juga berdampak pada dana riset dan pengembangan di perguruan tinggi. Dari total anggaran riset sebesar Rp1,2 triliun, hanya 7% proposal penelitian yang bisa didanai. Jika anggaran riset semakin dipangkas, jumlah penelitian yang bisa didanai akan semakin berkurang, menghambat perkembangan ilmu pengetahuan dan inovasi di Indonesia.

 

Respons Pemerintah

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menegaskan bahwa efisiensi anggaran tidak boleh berdampak pada UKT. Ia menyatakan bahwa anggaran untuk beasiswa KIP, LPDP, dan UKT perguruan tinggi telah disiapkan sebesar Rp14,69 triliun dan tidak terkena pemotongan.

“Langkah ini tidak boleh mempengaruhi keputusan perguruan tinggi mengenai UKT, yang dalam hal ini baru akan dilakukan untuk tahun ajaran baru tahun 2025- 2026 yaitu di bulan Juni dan Juli (2025),” ujar Sri Mulyani.

Namun, realita di lapangan menunjukkan bahwa beberapa pos anggaran pendidikan tetap mengalami pemotongan, yang menimbulkan kekhawatiran di kalangan mahasiswa dan akademisi.

 

Aksi Mahasiswa dan Tuntutan

8dd19d7e50eb6eb5d9c2f7e1f2a2de16

Kebijakan efisiensi anggaran ini memicu aksi protes dari mahasiswa di berbagai daerah. Mereka menuntut pemerintah untuk mengkaji ulang pemotongan anggaran pendidikan dan memastikan bahwa akses terhadap pendidikan tinggi tetap terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.

Share350Tweet219Share61Pin79SendShare
Banner Publikasi Press Release Gratis
Previous Post

Hidup Balapan, Mental Kelelahan: Apa Kabar Gen Z?

Next Post

Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Mengubah Limbah Cangkang Kerang Menjadi Pelet Ikan Bernutrisi di Desa Segoro Tambak: Solusi Inovatif untuk Lingkungan dan Ekonomi Lokal

40_Raka Nadhif Ibrahim

40_Raka Nadhif Ibrahim

Related Posts

Gen Z

Mengenal Gen Z: Generasi Digital yang Mengubah Dunia

17 June 2025
Gambar Goreng Pisang

Analisis Kelayakan Bisnis Warung Mama Yasmin Goreng Pisang

16 June 2025
241214134341 552

Gaji Guru: Akar Masalah Kualitas Pendidikan yang Terlupakan

16 June 2025
be

Geliat #KaburAjaDulu: Ungkap Kekecewaan Politikal Pemuda Indonesia

16 June 2025
Next Post
IMG 20250523 WA0027

Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur Mengubah Limbah Cangkang Kerang Menjadi Pelet Ikan Bernutrisi di Desa Segoro Tambak: Solusi Inovatif untuk Lingkungan dan Ekonomi Lokal

Rempah sebagai Komoditas Ekspor

Indonesia dan Ketergantungan Ekspor Komoditas: Antara Peluang dan Ancaman

marcel strauss nhUYyqi8yRE unsplash 1

Dampak Konten Psikologi di Media Sosial: Membuat Self-Aware atau Overthinking?

Lapas Tanjung

Lapas Tanjung dan Kemenag Tandatangani MoU Pembinaan Keagamaan untuk Warga Binaan

Pembelajaran matematika di Indonesia mulai diperkenalkan sejak usia dini, namun seringkali terasa terpisah dari realitas budaya dan kehidupan sehari-hari (Pathuddin, 2021). Meskipun matematika memiliki akar kuat dalam berbagai aspek budaya, pendekatan pembelajaran di sekolah cenderung formal dan teoritis. Sebagian masyarakat mungkin tidak pernah mengikuti pembelajaran matematika secara formal, namun konsep-konsep matematika secara tidak langsung telah terwujud dalam kehidupan sehari-hari mereka. Sayangnya, kompleksitas matematika dan pendekatan formal ini dapat menciptakan pandangan rumit dan persepsi negatif terhadap mata pelajaran tersebut. Pandangan rumit terhadap matematika tidak muncul tanpa alasan. Mempelajari matematika sejatinya berarti memahami konsep-konsep yang bersifat abstrak (Herawaty, et. all., 2019). Banyak siswa mengalami kesulitan dalam matematika karena merasa takut dan cemas menghadapi soal-soal yang dianggap sulit (Theresia, et. all., 2018). Mereka berfikir bahwa matematika itu rumit dan sulit untuk dimengerti. Konsep pembelajaran matematika di sekolah, yang seringkali diajarkan secara formal dan teoritis, mempengaruhi minat siswa dan dapat menyebabkan kebosanan, terutama jika materi sulit diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari (Umy, 2020). Untuk mengatasi tantangan ini, perlu dirancang metode pembelajaran matematika yang lebih kontekstual, menyenangkan, dan terhubung dengan budaya setempat. Hubungan antara matematika dan budaya disebut dengan etnomatematika. Menurut Rachmawati (2012), etnomatematika dapat didefinisikan sebagai matematika yang berkembang dalam suatu budaya, mencerminkan perilaku khusus yang diterapkan oleh kelompok masyarakat tertentu dalam aktivitas matematika. Integrasi etnomatematika melalui permainan tradisional menjadi alternatif menarik untuk meningkatkan minat siswa terhadap matematika. Karena permainan tradisional tidak hanya mengandung unsur kesenangan dan budaya, tetapi juga melatih keterampilan berpikir dan berhitung (Nurul, 2021). Salah satu pilihan permainan tradisional yang menarik adalah permainan tradisional gedrik. Permainan gedrik sangat popular di tahun 80 hingga 90-an. Meskipun demikian, permainan tradisional seperti gedrik semakin terlupakan dan penting untuk mendukung pemulihannya sebagai alat pembelajaran yang berharga. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penting untuk diadakan penelitian tentang kaitan matematika dengan permainan tradisional gedrik. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengeksplorasi etnomatematika yang terdapat pada permainan tradisional gedrik.

Etnomatematika Permainan Tradisinal Gedrik Pada Pembelajaran Matematika Di MI Roudlotul Huda Terban

Please login to join discussion
Rumah Prabu Half Page
Siaran Berita

Siaran Berita menghadirkan berbagai informasi terbaru dan terpercaya.

Follow Us

Square Media Wanita
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Cyber
  • Syarat & Ketentuan Tulisan
  • Syarat dan Ketentuan Penggunaan Website
  • Disclaimer

© 2023 SIaran Berita - Pres Rilis dan Berita

Welcome Back!

Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
  • Login
  • Sign Up

© 2023 SIaran Berita - Pres Rilis dan Berita