LABUHANBATU (5/10)– Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kabupaten Labuhanbatu melaksanakan instruksi Ketua Umum PDI Perjuangan dengan menggelar aksi nyata “Turun ke Sawah Menyapa Petani” dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Ketua DPC PDIP Labuhanbatu Dahlan Bukhari yang didampingi oleh jajaran pengurus, sebagai bentuk komitmen partai dalam mengawal kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani di Aek Paing Kec. Rantau Utara.
Penyerahan Benih Padi MSP-65: Solusi Mandiri Pangan
Dalam kunjungan tersebut, Ketua DPC PDIP Labuhanbatu menyerahkan bantuan kepada kelompok tani berupa benih Padi varietas MSP-65. Padi MSP-65, singkatan dari Mari Sejahterakan Petani-65, merupakan varietas unggul yang dikembangkan oleh PDI Perjuangan sebagai upaya mandiri untuk meningkatkan produktivitas dan kemandirian pangan petani.
“Bantuan benih Padi MSP-65 ini adalah wujud nyata keberpihakan PDI Perjuangan kepada petani. Kami berharap varietas ini dapat memberikan hasil panen yang melimpah dan meningkatkan pendapatan petani Labuhanbatu, sejalan dengan cita-cita Bumi Lestari, Petani Berdikari,” ujar Ketua DPC PDIP Labuhanbatu, Dahlan di tengah-tengah hamparan sawah.

Keluhan Petani: Tali Air dan Ancaman Konversi Lahan
Momen turun ke sawah juga dimanfaatkan oleh Dahlan Bukhari untuk berdialog langsung dengan para petani. Dalam perbincangan yang hangat, petani menyampaikan keluhan mendasar mengenai kondisi tali air (saluran irigasi) yang tidak memadai.
“Pak, masalah utamanya itu tali air kami. Sudah banyak yang rusak dan dangkal. Kadang air kurang sekali, tanam padi jadi tidak maksimal,” ungkap Heri (45 tahun) Ketua kelompok Tani Makmur dengan nada penuh harap.
Kondisi infrastruktur irigasi yang kurang memadai ini, menurut petani, menyebabkan berkurangnya areal persawahan yang produktif. Bahkan, kondisi ini memicu dampak serius, yaitu konversi lahan persawahan menjadi perkebunan kelapa sawit yang dianggap lebih menjanjikan di tengah krisis air untuk padi. Berdasarkan informasi yang di dapat hamparan sawah di sekitar Aek Paing dahulu mencapai 125 Ha, sekarang tersisa tinggal 45 Ha saja.
Menanggapi keluhan tersebut, Ketua DPC PDIP Labuhanbatu menegaskan bahwa persoalan irigasi adalah masalah vital yang harus segera diselesaikan. “Kami akan catat dan kawal serius keluhan ini. Masalah tali air dan ancaman konversi lahan adalah persoalan hidup mati petani dan kedaulatan pangan daerah.
Kami akan berjuang agar normalisasi saluran air segera dilakukan. Jika anggaran daerah tidak mencukupi, kami akan memperjuangkan dukungan dari tingkat provinsi hingga pusat,” tegasnya, menjanjikan komitmen untuk mengawal nasib petani Labuhanbatu.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”