• Hubungi Redaksi
  • Login
  • Register
Siaran Berita
Leaderboard apa apa
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
Siaran Berita
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
No Result
View All Result
Siaran Berita
No Result
View All Result
Home Sorot

Fenomena Kontemporer Ulama Investor vs Netizen Aktivis

Ketika Agama, Tambang, dan Etika Publik Bertabrakan

Redaksi by Redaksi
10 June 2025
in Sorot
A A
0
images 1
851
SHARES
1.2k
VIEWS

Di era ketika informasi berseliweran dalam hitungan detik, publik tak lagi pasif menyaksikan kontradiksi moral para elite. Fenomena terkini tentang ulama yang merangkap investor atau pejabat korporasi tambang, berhadapan dengan netizen yang terus mengkritik lewat media sosial, menyingkap satu babak baru dalam relasi kuasa, agama, dan kapital. Salah satu potret terhangat muncul dari sorotan publik terhadap KH. Fahrur Rozi, yang belakangan ramai diperbincangkan karena menjabat sebagai Komisaris Independen di PT Gag Nikel, anak usaha PT Antam Tbk, yang bergerak di sektor pertambangan nikel di Pulau Gag, Raja Ampat, Papua Barat Daya.

Dalam pernyataan resminya, Fahrur Rozi menegaskan bahwa kehadirannya di kursi komisaris tidak membawa nama besar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), melainkan sebagai pribadi. Namun, bagi banyak publik yang cermat dan kritis, pernyataan itu justru memantik pertanyaan mendasar: mungkinkah seorang tokoh publik, apalagi ulama, benar-benar memisahkan identitas pribadinya dari simbol institusional yang melekat padanya?
Netizen pun bereaksi cepat. Di jagat maya, pernyataan Fahrur Rozi disebut sebagai “omong kosong” atau bahkan “sampah mulut ulama”. Ungkapan yang keras, tapi mencerminkan kekecewaan kolektif terhadap moralitas publik para pemimpin spiritual yang justru berkelindan dengan kepentingan korporasi, apalagi di sektor yang penuh konflik seperti tambang nikel.

Leaderboard Puteri Anak dan Puteri Remaja Banten 2025

Isu keterlibatan ulama dalam struktur bisnis pertambangan bukan soal baru, namun menjadi sangat sensitif saat dikaitkan dengan kasus PT Gag Nikel. Perusahaan ini sebelumnya telah menuai kritik tajam dari pegiat lingkungan dan masyarakat adat setempat. Dalam laporan Koalisi Masyarakat Sipil Papua Barat (2024), eksplorasi dan eksploitasi tambang di Pulau Gag dinilai mengancam ekosistem hutan tropis dan kelangsungan hidup masyarakat adat Maya. Selain itu, perusahaan ini juga pernah ditolak izinnya oleh Bupati Raja Ampat pada tahun 2013 karena merusak lingkungan dan melanggar prinsip pembangunan berkelanjutan.

Baca Juga

SEMMI

Kongres SEMMI SII di bubarkan

16 June 2025
dims.apnews 1

Negara Israel Meluncurkan Serangan Terhadap Iran

15 June 2025
IMG 20250501 WA0005

Aktivis Sumsel Irfan Nazori Soroti Carut Marut Dunia Pendidikan Palembang, Desak Wali Kota Ambil Tindakan Tegas

14 June 2025
SURABAYA, INDONESIA - MARCH 24: Activists clash with Indonesian Police officers during a protest against the military law revision on March 24, 2025 in Surabaya, Indonesia. On March 20, Indonesia's House of Representatives passed a revision to military law, allowing military officers to serve in more government posts and take up civilian positions without resigning from the Indonesian National Armed Forces. This amendment has drawn criticism from civil society groups, who warn it could signal a return to the repressive New Order era under former President Soeharto, when military officers dominated civilian affairs.Critics argue that this change could lead to abuse of power, human rights violations, and political impunity for army personnel, reminiscent of the era under dictator Suharto, who stepped down in 1998. The timing is particularly significant as Indonesia is now led by President Prabowo Subianto, an ex-special forces general and former son-in-law of Suharto, who was inaugurated in October 2024. (Photo by Robertus Pudyanto/Getty Images)

Membungkam Suara Mahasiswa: Antara Demokrasi dan Represi Negara

12 June 2025

Ketika seorang tokoh agama masuk ke dalam struktur kekuasaan korporat seperti ini, publik pantas mempertanyakan etika sosialnya. Apalagi bila ulama tersebut berasal dari organisasi keagamaan besar seperti NU yang dikenal punya sejarah panjang membela kaum mustadh’afin. Maka, tidak heran bila netizen menggugat: apakah ulama hari ini menjadi pelindung rakyat atau justru perpanjangan tangan oligarki?

Fenomena ini memperlihatkan ketegangan antara dua kutub: “Ulama Investor” yang mulai merangkul peran sebagai aktor ekonomi dengan dalih profesionalisme, dan “Netizen Aktivis” yang merepresentasikan suara-suara kritis akar rumput di ruang digital. Bagi sebagian orang, ulama yang merambah ke dunia investasi dianggap bentuk modernisasi peran. Tapi bagi lainnya, itu justru pengkhianatan terhadap idealisme moral keagamaan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa jabatan komisaris bukan jabatan teknis operasional.

Namun, posisi itu tetap strategis dalam mengarahkan arah perusahaan, termasuk memastikan keberlanjutan dan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Jika benar ulama duduk di kursi komisaris hanya untuk menyetujui keputusan dewan, tanpa kritik terhadap dampak sosial dan ekologis perusahaan, maka keberadaannya lebih mirip legitimasi moral bagi praktik ekonomi eksploitatif.

keterlibatan elite agama dalam perusahaan tambang menandai berlanjutnya pola koalisi antara kekuatan spiritual dan kapital dalam format baru. Dulu, zaman kolonial Belanda menggunakan “penghulu” dan tokoh adat untuk melegitimasi sistem tanam paksa. Hari ini, kapitalisme modern tidak segan mengakomodasi figur keagamaan sebagai penyangga sosial. Bedanya, kali ini rakyat bisa menggugat lewat media sosial, membuat dinamika kekuasaan tak lagi sepenuhnya satu arah.

Maka, keberanian netizen dalam melawan narasi dominan menjadi penting untuk diperhatikan. Kritik tajam terhadap ulama seperti Fahrur Rozi bukan semata bentuk ketidaksopanan, melainkan ekspresi dari krisis kepercayaan publik terhadap tokoh agama yang tidak berpihak pada nilai keadilan sosial dan ekologis. Netizen hari ini tidak cukup puas dengan fatwa atau ceramah. Mereka ingin transparansi, keberpihakan, dan integritas.
Fenomena “Ulama Investor vs Netizen Aktivis” bukan sekadar polemik personal, tetapi mencerminkan kegelisahan kolektif atas arah moral bangsa.

Apakah tokoh-tokoh agama akan tetap menjadi benteng nilai, atau justru tenggelam dalam gemerlap jabatan dan dividen? Di tengah krisis lingkungan dan konflik sumber daya yang kian masif, publik membutuhkan ulama yang berpihak, bukan yang berdalih.

Jika tidak, maka kritik seperti “pernyataan sampah dari mulut ulama” akan terus bergema, bukan karena rakyat kurang ajar, tetapi karena rakyat sudah muak. Dan mungkin, itu adalah bentuk kejujuran paling murni dari demokrasi digital hari ini.

Share340Tweet213Share60Pin77SendShare
Banner Publikasi Press Release Gratis
Previous Post

Dalam Rangka Pengabdian Kepada Masyarakat, Mahasiswa Universitas Bina Sarana Informatika Tangerang (Cimone) Mengadakan kegiatan Kolaboratif Pembelajaran di SD Negeri Grogol Utara 03 Mengenai Toleransi dan Keberagaman Indonesia

Next Post

Penuh Semangat Kebersamaan, Guru MTsN 6 Bantul Kompak dalam Kegiatan Penyembelihan Hewan Kurban 1446 H

Redaksi

Redaksi

Related Posts

SEMMI

Kongres SEMMI SII di bubarkan

16 June 2025
dims.apnews 1

Negara Israel Meluncurkan Serangan Terhadap Iran

15 June 2025
IMG 20250501 WA0005

Aktivis Sumsel Irfan Nazori Soroti Carut Marut Dunia Pendidikan Palembang, Desak Wali Kota Ambil Tindakan Tegas

14 June 2025
SURABAYA, INDONESIA - MARCH 24: Activists clash with Indonesian Police officers during a protest against the military law revision on March 24, 2025 in Surabaya, Indonesia. On March 20, Indonesia's House of Representatives passed a revision to military law, allowing military officers to serve in more government posts and take up civilian positions without resigning from the Indonesian National Armed Forces. This amendment has drawn criticism from civil society groups, who warn it could signal a return to the repressive New Order era under former President Soeharto, when military officers dominated civilian affairs.Critics argue that this change could lead to abuse of power, human rights violations, and political impunity for army personnel, reminiscent of the era under dictator Suharto, who stepped down in 1998. The timing is particularly significant as Indonesia is now led by President Prabowo Subianto, an ex-special forces general and former son-in-law of Suharto, who was inaugurated in October 2024. (Photo by Robertus Pudyanto/Getty Images)

Membungkam Suara Mahasiswa: Antara Demokrasi dan Represi Negara

12 June 2025
Next Post
WhatsApp Image 2025 06 10 at 13.37.01

Penuh Semangat Kebersamaan, Guru MTsN 6 Bantul Kompak dalam Kegiatan Penyembelihan Hewan Kurban 1446 H

Nusakambangan

"Sentuhan" Langsung PK Bapas Nusakambangan Melalui Inovasi Baserpas di Lapas Karanganyar

WhatsApp Image 2025 06 10 at 12.43.54

Tujuh Guru MTsN 6 Bantul Menjadi Shohibul Qurban pada Iduladha 1446 H

1 4

Kalapas Tanjung Hadiri Serah Terima Jabatan Kepala Rutan Tanjung

WhatsApp Image 2025 06 10 at 10.58.06

POC Asam Amino: Solusi Pertanian Organik dari Mahasiswa KKN UNU Purwokerto untuk Petani Desa

Please login to join discussion
Rumah Prabu Half Page
Siaran Berita

Siaran Berita menghadirkan berbagai informasi terbaru dan terpercaya.

Follow Us

Square Media Wanita
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Cyber
  • Syarat & Ketentuan Tulisan
  • Syarat dan Ketentuan Penggunaan Website
  • Disclaimer

© 2023 SIaran Berita - Pres Rilis dan Berita

Welcome Back!

Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
  • Login
  • Sign Up

© 2023 SIaran Berita - Pres Rilis dan Berita