Fenomena Mental Health Awareness di Kalangan Gen Z: Dari Tabu Menjadi Tren Positif
Manado, 15 September 2025, Dalam beberapa tahun terakhir, isu kesehatan mental semakin mendapat perhatian, terutama di kalangan Generasi Z (Gen Z). Jika dulu berbicara tentang depresi, kecemasan, atau burnout dianggap tabu, kini topik itu justru menjadi bagian dari percakapan sehari-hari di media sosial, komunitas, hingga ruang kelas.
Dari “Tabu” Menjadi “Normal”
Generasi Z yang lahir di era digital tumbuh dengan akses informasi yang luas. Mereka lebih terbuka untuk membicarakan perasaan, stres, dan tantangan hidup yang dihadapi. Platform seperti TikTok, Instagram, dan X (Twitter) menjadi ruang berbagi cerita, tips kesehatan mental, hingga motivasi harian.
“Dulu orang takut dianggap lemah kalau cerita soal stres atau depresi. Sekarang justru banyak anak muda yang bangga bilang: ‘Aku lagi terapi,’ atau ‘Aku lagi jaga kesehatan mentalku.’ Itu perubahan besar,” ungkap Rani (22), mahasiswi di Manado.
Peran Komunitas dan Media Sosial
Fenomena mental health awareness ini tidak lepas dari peran komunitas online dan offline. Banyak muncul support group yang memberi ruang aman untuk berbagi tanpa stigma. Beberapa lembaga pendidikan dan perusahaan bahkan mulai menyediakan layanan konseling gratis.
Di sisi lain, konten edukasi yang dikemas ringan juga membuat isu ini semakin mudah diterima. Mulai dari thread pengalaman pribadi, video self-care routine, hingga kampanye #BreakTheStigma ramai menghiasi lini masa.
Tantangan yang Masih Ada
Meski kesadaran meningkat, masih ada tantangan besar: akses layanan profesional. Tidak semua Gen Z bisa menjangkau psikolog atau psikiater karena biaya yang relatif mahal. Selain itu, di beberapa lingkungan, stigma soal “gangguan jiwa” masih terasa kuat.
“Awareness sudah bagus, tapi jangan berhenti di media sosial. Harus ada kebijakan yang mendukung, misalnya layanan konseling terjangkau di kampus atau puskesmas,” kata dr. Nadia Pratama, Sp.KJ, seorang psikiater.
Gaya Hidup Baru: Merawat Diri dan Jiwa
Kesadaran ini juga membentuk gaya hidup baru. Bukan hanya makan sehat dan olahraga, Gen Z mulai menjadikan journaling, meditasi, yoga, hingga digital detox sebagai bagian dari rutinitas. Merawat kesehatan mental kini dianggap sama pentingnya dengan menjaga fisik.
Penutup
Fenomena mental health awareness di kalangan Gen Z menunjukkan adanya pergeseran paradigma: dari tabu menjadi tren positif. Dengan dukungan keluarga, sekolah, komunitas, dan kebijakan publik, kesadaran ini diharapkan tidak hanya berhenti sebagai tren, tetapi menjadi budaya sehat baru bagi generasi muda Indonesia.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”